KETAHUI RISIKO & FAKTOR RISIKO DEMENSIA

KETAHUI RISIKO & FAKTOR RISIKO DEMENSIA

Setiap orang memiliki risiko terkena demensia, tetapi beberapa orang memiliki risiko lebih besar daripada yang lain. Beberapa faktor risiko tidak dapat diubah, sementara beberapa faktor risiko lainnya dapat dimodifikasi.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, sejak peringatan perdananya—baik Hari Alzheimer Sedunia maupun Bulan Alzheimer Sedunia—bertahun-tahun lampau, ternyata hingga kini mayoritas orang masih menganggap demensia sebagai bagian normal dari penuaan. Usia memang meningkatkan risiko, tetapi demensia bukanlah bagian alami dari penuaan. Mari, ketahui lebih jauh apa itu risiko dan faktor risiko demensia.

DEMENSIA SEPINTAS KILAS

Kata “demensia” merujuk pada sindrom otak yang memengaruhi daya ingat, pemikiran, perilaku, dan emosi. Demensia merupakan penyebab utama kecacatan dan ketergantungan di kalangan lansia. Mereka yang terkena demensia pada akhirnya membutuhkan bantuan dalam semua aspek kehidupan sehari-hari.

Demensia bukan merupakan bagian alami dari penuaan. Demensia disebabkan oleh berbagai macam penyakit yang memengaruhi otak dengan berbagai cara, sehingga memunculkan beragam jenis demensia. Empat jenis di antaranya merupakan demensia yang paling umum.

4 Penyebab Paling Umum

Penyakit Alzheimer dan demensia vaskular bertanggung jawab atas hingga 90% kasus demensia.

 

APA YANG DIMAKSUD RISIKO & FAKTOR RISIKO?

Risiko seseorang terkena demensia adalah kemungkinan mereka akan mengalami demensia pada suatu saat dalam hidupnya. Setiap orang memiliki risiko terkena demensia, tetapi beberapa orang memiliki risiko lebih besar daripada yang lain. Orang-orang ini berada pada “risiko yang lebih tinggi”.

Faktor risiko adalah sesuatu yang diketahui dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena suatu kondisi. Misalnya, penuaan merupakan faktor risiko demensia. Artinya, seseorang di atas 75 tahun lebih berisiko terkena demensia daripada seseorang yang berusia di bawah 75.

Jika seseorang memiliki faktor risiko, ia memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk mengidap penyakit tersebut. Akan tetapi, tidak ada kepastian bahwa penyakit tersebut akan berkembang.

Contoh, tidak semua orang yang merokok akan mengidap penyakit jantung dan tidak semua orang yang menderita penyakit jantung adalah seorang perokok. Namun, merokok merupakan faktor risiko yang kuat untuk penyakit jantung.

Beberapa faktor risiko dapat diubah—misalnya, menurunkan tekanan darah dapat mengurangi risiko stroke. Faktor risiko lainnya tidak dapat diubah, seperti usia atau riwayat keluarga.

FAKTOR RISIKO DEMENSIA

Faktor risiko terbesar untuk demensia adalah bertambahnya usia. Kendati demikian, demensia bukanlah bagian normal dari penuaan. Ada lebih dari 20 gen yang juga memengaruhi risiko seseorang terkena demensia. Selain itu, wanita lebih mungkin terkena demensia Alzheimer daripada pria.

Kita tentu tidak dapat menghentikan penuaan. Kita juga tidak dapat mengubah gen ataupun jenis kelamin. Namun, ada beberapa perubahan yang dapat kita lakukan untuk mengurangi risiko demensia.

Penelitian membuktikan, ada 12 faktor risiko yang berpotensi dapat diubah. Jika kita mampu mengubah semua faktor risiko tersebut, maka kita dapat menunda hingga mencegah 40% kasus demensia.

12 Faktor Risiko Demensia yang Dapat Dimodifikasi

  1. Kurangnya aktivitas fisik.
  2. Merokok
  3. Konsumsi alkohol berlebihan.
  4. Polusi udara.
  5. Cedera kepala.
  6. Kontak sosial yang jarang.
  7. Kurang pendidikan.
  8. Kegemukan
  9. Hipertensi
  10. Diabetes
  11. Depresi
  12. Gangguan pendengaran.

Dengan menjalani hidup yang lebih sehat atau tinggal di lingkungan yang lebih sehat, banyak orang dapat mengurangi risiko terkena demensia. Meski seharusnya dilakukan sejak usia dini, tidak ada kata terlambat untuk membuat perubahan yang sehat. (*)

 
Sumber: Alzheimer’s Disease International, Alzheimer’s Society
Foto: Freepik

 

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.