Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Mengapa lansia 65 tahun ke atas lebih berisiko terhadap pneumonia? Bagaimana pula lansia bisa tertular penyakit ini? Ketahui gejalanya.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, pneumonia sedang mewabah di Jepang. Lansia 65 tahun ke atas lebih berisiko terhadap pneumonia. Mengapa? Bagaimana pula lansia bisa tertular pneumonia? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Gejalanya berkisar dari ringan hingga berat.
Infeksi ini menyebabkan kantung udara paru-paru (alveoli) meradang dan terisi cairan atau nanah. Akibatnya, oksigen yang kita hirup mengalami kesulitan untuk masuk ke aliran darah.
Lansia 65 tahun ke atas paling berisiko mengalami pneumonia serius, selain bayi dan anak kecil serta mereka yang memiliki masalah kesehatan lainnya.
Menurut sebuah penelitian dalam Journal of the American Geriatrics Society, setiap tahun hampir 1 juta lansia 65 tahun ke atas dirawat di rumah sakit karena pneumonia.
Mengapa Lansia Berisiko Tinggi Terhadap Pneumonia?
Seiring berjalannya waktu, sistem kekebalan tubuh kita semakin tidak mampu melawan infeksi. Itulah mengapa, pneumonia menjadi sangat serius pada lansia, dengan komplikasi yang dapat menyebabkan rawat inap dan bahkan kematian.
Lansia 65 tahun ke atas berisiko lebih tinggi terhadap kematian akibat pneumonia, terutama jika sebelumnya sudah memiliki masalah kesehatan, seperti:
- Kondisi paru-paru kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), bronkiektasis, dan fibrosis kistik yang membuat paru-paru lebih rentan.
- Penyakit kronis lainnya, seperti jantung, diabetes, dan penyakit sel sabit.
- Sistem kekebalan tubuh yang melemah karena HIV/AIDS, transplantasi organ, kemoterapi atau penggunaan steroid jangka panjang.
- Kesulitan menelan akibat stroke, demensia, penyakit Parkinson, atau kondisi neurologis lainnya, yang dapat mengakibatkan tersedotnya makanan, muntahan, atau air liur ke dalam paru-paru yang lalu terinfeksi.
- Infeksi saluran pernapasan akibat virus baru-baru ini, seperti pilek, radang tenggorokan, influenza, dll.
- Rawat inap, terutama saat dalam perawatan intensif dan menggunakan ventilator untuk bernapas.
Faktor risiko lainnya yang juga berperan adalah merokok (merusak paru-paru), penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan alkohol (yang meningkatkan risiko pneumonia aspirasi), serta paparan terhadap bahan kimia, polutan, atau asap beracun tertentu, termasuk asap rokok.
Bagaimana Lansia Bisa Tertular Pneumonia?
Umumnya, penderita pneumonia tertular dari orang terdekat. Ini bisa sangat berbahaya jika pneumonia terjadi di panti jompo. Selain tinggal berdekatan, lansia di panti jompo cenderung memiliki kondisi kesehatan yang mendasari dan tidak aktif secara fisik.
Lansia juga dapat terkena pneumonia akibat perawatan di rumah sakit atau perawatan jangka panjang di fasilitas medis. Kedua lingkungan ini penuh dengan kuman dan jenis pneumonia yang mungkin lebih sulit diobati dengan antibiotik.
Ketika lansia dirawat di rumah sakit karena pneumonia, penyebab infeksinya sering kali bakteri Streptococcus pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae.
Streptococcus pneumoniae biasanya muncul setelah seseorang terserang flu atau pilek.
Mycoplasma pneumoniae atau “pneumonia berjalan” biasanya tidak memerlukan istirahat di tempat tidur, karena jenis pneumonia ini lebih ringan.
Ada pula pneumonia yang disebabkan oleh jamur. Lansia harus mewaspadai jenis pneumonia ini, karena menyerang, terutama orang dengan masalah kesehatan kronis. Pneumona terjadi karena lansia menghirup jamur jenis tertentu di tanah atau kotoran burung.
Selain itu, virus penyebab Covid-19 juga dapat menyebabkan pneumonia. Virus lain yang menyebabkan pilek dan flu juga termasuk dalam kategori ini. Dalam kebanyakan kasus, pneumonia virus bersifat ringan, tetapi dapat menjadi serius.
Waspadai terjatuh. Lansia dapat terkena pneumonia setelah terjatuh.
Terjatuh, apalagi dari ketinggian, dapat menyebabkan memar di paru-paru sehingga mengakibatkan peradangan dan penumpunan cairan di paru-paru. Jika kondisi ini tidak sembuh benar dapat menyebabkan komplikasi, seperti pneumonia.
Selain itu, jika lansia dirawat di rumah sakit setelah terjatuh, ada kemungkinan tertular infeksi. Kondisi ini dikenal sebagai pneumonia yang didapat di rumah sakit. Beri tahu dokter tentang riwayat ini agar lansia mendapatkan pengobatan yang tepat.
Seperti Apa Gejala Pneumonia Pada Lansia?
Gejalanya dapat bervariasi bergantung pada jenis pneumonia dan kesehatan umum lansia.
Gejala pneumonia pada lansia dapat meliputi—meskipun tidak semua gejala ini muncul:
- Batuk dengan atau tanpa lendir.
- Tingkat oksigen rendah dalam darah.
- Sesak napas
- Kesulitan bernapas
- Kehilangan selera makan.
- Malaise atau perasaan tak nyaman.
- Perasaan lemah.
- Panas dingin (meriang).
- Berkeringat
- Nyeri dada yang terasa tajam atau menusuk.
- Nyeri otot.
- Muntah atau mual.
- Diare
- Demam
- Kebingungan
- Sakit kepala.
Sahabat Lansia, pneumonia dapat berkembang dengan cepat pada lansia. Oleh karena itu, segera cari pertolongan medis jika lansia menunjukkan gejala pneumonia. (*)
Sumber:
American Lung Association (7/6/2024)
A Place for Mom (9/11/2024)
WebMD (7/4/2023)
Foto:
Freepik