GANGGUAN PENDENGARAN DI USIA PARUH BAYA, TERKENA DEMENSIA DI USIA LANJUT

GANGGUAN PENDENGARAN DI USIA PARUH BAYA, TERKENA DEMENSIA DI USIA LANJUT

Demensia lebih sering terjadi pada orang yang mengalami masalah pendengaran di usia paruh baya. Jika pendengaran seseorang memburuk di usia paruh baya, risikonya terkena demensia di usia lanjut akan meningkat. Penelitian menemukan, gangguan pendengaran meningkatkan risiko demensia sekitar dua kali lipat.

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, ternyata ada kaitan antara pendengaran dengan terjadinya demensia. Jika pendengaran seseorang memburuk di usia paruh baya, yaitu 45—65 tahun, risikonya terkena demensia di usia lanjut akan meningkat.

Lebih dari 50 juta orang menderita demensia di seluruh dunia pada 2019. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring bertambahnya populasi yang menua. Lebih dari 130 juta orang diperkirakan akan menderita demensia pada 2050.

Gangguan pendengaran pada usia paruh baya merupakan faktor risiko demensia yang paling signifikan. Menurut penelitian, lebih dari 8%  dari seluruh kasus demensia.  Laporan Lancet (2020) menemukan, gangguan pendengaran meningkatkan risiko demensia sekitar dua kali lipat.

Mengapa gangguan pendengaran pada usia paruh baya meningkatkan risiko demensia?

Adanya masalah pendengaran membuat orang memaksakan diri untuk mendengar sesuatu. Hal ini meningkatkan beban kognitif, membuat otak harus bekerja lebih keras untuk menguraikan sinyal-sinyal yang dikirimkan oleh telinga.

Penelitian pada hewan dan manusia menemukan ini. Hilangnya pendengaran membuat otak mengalami atrofi lebih cepat, terutama di lobus temporal. Kemungkinan karena berkurangnya penggunaan dan stimulasi.

Gangguan pendengaran juga dapat mempersulit hubungan dengan orang lain. Orang dengan masalah pendengaran cenderung menarik diri dari situasi sosial, sehingga  membuatnya jadi lebih terisolasi seiring berjalannya waktu. Isolasi sosial, kesepian, dan depresi, dikenal sebagai faktor risiko demensia.

Penelitian telah menghubungkan isolasi sosial dan kesepian dengan risiko yang lebih tinggi terhadap berbagai kondisi fisik dan mental, di antaranya: penurunan kognitif dan penyakit Alzheimer.

Baca juga: Ketika Pendengaran Melemah Seiring Usia Bertambah

MENJAGA PENDENGARAN = MENJAGA OTAK

Demensia menjadi salah satu hambatan kesehatan terbesar untuk menua dengan baik. Penyakit ini tidak dapat diubah, tetapi kita dapat mengurangi risikonya. Salah satu caranya yang penting ialah mengatasi gangguan pendengaran.

Dengan menjaga pendengaran berarti juga menjaga otak.

Paparan suara keras dalam waktu lama dapat merusak sel-sel rambut di telinga bagian dalam secara permanen dan berakibat pada pendengaran. Menghindari suara keras atau memakai penutup telinga saat berada di tempat yang berpotensi membahayakan pendengaran, sangat penting untuk melindungi pendengaran.

Seiring bertambahnya usia, banyak orang mengalami  hilangnya pendengaran secara bertahap. Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, sebanyak 1 dari 3 orang berusia antara 65 dan 74 dan hampir setengah dari mereka yang berusia di atas 75 mengalami gangguan pendengaran klinis.

Baca juga: Omega-3 Membantu Mencegah Gangguan Pendengaran Seiring Bertambahnya Usia

ALAT BANTU DENGAR SOLUSINYA

Penelitian menunjukkan, penggunaan alat bantu dengar dapat mengurangi risiko seseorang terkena demensia secara signifikan.

Jika Anda mengalami gangguan pendengaran, alat bantu dengar dapat membantu dan juga menjaga kemampuan mental. Menurut studi, penggunaan alat bantu dengar dapat melindungi terhadap demensia.

Bahkan, meski orang dengan gangguan pendengaran memiliki kognisi lebih buruk daripada mereka yang memiliki pendengaran normal, mereka yang menggunakan alat bantu dengar memiliki kemampuan kognitif lebih baik dibandingkan mereka yang tidak menggunakan alat bantu dengar.

Sayangnya, kebanyakan orang yang mendapat manfaat dari alat bantu dengar ini justru tidak menggunakannya.

Orang dewasa yang mengalami gangguan pendengaran berusia 70 ke atas, hanya 30% yang melaporkan menggunakan perangkat tersebut. Sementara, orang dewasa muda yang mengalami gangguan pendengaran, hanya 16% yang menggunakan alat bantu dengar.

Kita memiliki banyak kendali atas seberapa baik kita menua. Menjaga pendengaran adalah salah satu hadiah terbesar yang bisa kita berikan untuk diri kita saat ini dan di masa depan.

Alat bantu dengar dapat membantu meningkatkan kehidupan mereka yang mengalami gangguan pendengaran ringan hingga sedang, sehingga mengurangi risiko demensia.

Penting pula untuk melakukan tes pendengaran secara teratur seiring bertambahnya usia. (*)

Sumber:
www.alzheimers.org.uk
www.washingtonpost.com

Foto:
www.freepik.com

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.