DEMENSIA VASKULAR: Jenis Demensia Umum Kedua Setelah Alzheimer

DEMENSIA VASKULAR: Jenis Demensia Umum Kedua Setelah Alzheimer

Dengan mengontrol faktor-faktor risiko dapat membantu menurunkan peluang terkena demensia vaskular. Jika ditemukan sejak awal, demensia vaskular dapat diperlambat.

Dunialansia.com – Demensia vaskular terjadi karena adanya kerusakan otak akibat gangguan aliran darah ke otak. Risiko demensia vaskular meningkat seiring usia bertambah. Gangguan ini jarang terjadi sebelum usia 65 tahun dan risikonya meningkat secara substansial pada usia 90-an.

GEJALANYA MIRIP ALZHEIMER

Gejala demensia vaskular bervariasi, bergantung pada bagian otak yang mengalami gangguan aliran darah. Gejala sering tumpang tindih dengan jenis demensia lainnya, terutama demensia Alzheimer. Tapi tidak seperti penyakit Alzheimer, gejala demensia vaskular yang paling signifikan cenderung melibatkan kecepatan berpikir dan pemecahan masalah daripada kehilangan ingatan.

Gejala kadang-kadang dapat berkembang secara tiba-tiba dan dengan cepat menjadi lebih buruk, tetapi juga dapat berkembang secara bertahap selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Pastinya, gejala yang muncul dapat membuat aktivitas sehari-hari semakin sulit dan seseorang dengan kondisi tersebut pada akhirnya mungkin tidak dapat menjaga dirinya sendiri.

 

Gejala demensia vaskular meliputi:

  • Kebingungan dan disorientasi.
  • Kesulitan memerhatikan dan berkonsentrasi.
  • Kelambatan berpikir.
  • Kesulitan dengan organisasi.
  • Masalah dengan memori.
  • Kegelisahan dan agitasi.
  • Berkurangnya kemampuan mengatur pikiran atau tindakan.
  • Kesulitan memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
  • Penurunan kemampuan menganalisis situasi, mengembangkan rencana yang efektif, dan mengomunikasikan rencana itu kepada orang lain.
  • Kesulitan berjalan dan menjaga keseimbangan.
  • Tiba-tiba atau sering ingin buang air kecil atau ketidakmampuan untuk mengontrol buang air kecil.
  • Depresi atau apatis.
  • Perubahan suasana hati, kepribadian, atau perilaku.

 FAKTOR RISIKO

Stroke dapat menyumbat arteri di otak, tetapi bukan berarti stroke selalu menyebabkan demensia vaskular. Hal ini bergantung pada tingkat keparahan dan lokasi stroke yang dialami. Demensia vaskular juga dapat terjadi akibat kondisi lain yang merusak pembuluh darah dan mengurangi sirkulasi, sehingga otak kehilangan oksigen dan nutrisi penting.

Secara umum, faktor-faktor yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, juga meningkatkan risiko demensia vaskular. Dalam banyak kasus, masalah ini terkait dengan kondisi yang mendasarinya, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi.

Tekanan darah terlalu tinggi memberi tekanan ekstra pada pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk otak, sehingga meningkatkan risiko masalah pembuluh darah di otak. Sementara, kadar glukosa yang tinggi merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk di otak. Kerusakan pembuluh darah otak dapat meningkatkan risiko stroke dan demensia vaskular.

Faktor gaya hidup, seperti merokok dan kelebihan berat badan, juga ikut berperan. Merokok secara langsung merusak pembuluh darah, meningkatkan risiko aterosklerosis dan penyakit peredaran darah lainnya, termasuk demensia vaskular. Akan halnya kelebihan berat badan alias kegemukan adalah faktor risiko yang terkenal untuk penyakit pembuluh darah secara umum, dan karena itu, mungkin meningkatkan risiko demensia vaskular.

TIDAK DAPAT DISEMBUHKAN

Mengontrol faktor-faktor risiko dapat membantu menurunkan peluang terkena demensia vaskular,  meski secara pasti belum jelas seberapa besar risiko demensia dapat dikurangi.

Jika Anda merasa memiliki gejala awal demensia, terutama bagi Anda yang berusia di atas 65 tahun, bicarakan dengan anggota keluarga atau anak Anda untuk segera diperiksakan ke dokter. Begitu pun bila kita menemukan tanda-tanda demensia pada oma-opa/orangtua yang lansia, segera konsultasikan dengan dokter.

Dokter umum dapat melakukan beberapa pemeriksaan sederhana untuk mencoba menemukan penyebab gejala. Mereka dapat merujuk ke dokter spesialis untuk tes lebih lanjut jika diperlukan. Jika ditemukan pada tahap awal, pengobatan mungkin dapat menghentikan demensia vaskular yang semakin parah atau setidaknya memperlambatnya.

Demensia vaskular tidak dapat disembuhkan. Pengobatan dilakukan dengan mengobati kondisi mendasar yang memengaruhi aliran darah ke otak. Mengobati kondisi yang mendasari ini dapat membantu mengurangi faktor risiko kerusakan lebih lanjut pada jaringan otak. Di antaranya, obat-obatan untuk mengelola tekanan darah, kolesterol, diabetes, dan masalah pembekuan darah.

Modifikasi gaya hidup juga harus dilakukan, seperti mengikuti diet sehat, melakukan aktivitas fisik, berhenti merokok dan konsumsi alkohol.

Demensia vaskular biasanya akan memburuk seiring waktu. Ini bisa terjadi secara tiba-tiba, dengan periode di mana gejalanya tidak banyak berubah, tetapi sulit untuk memprediksi kapan ini akan terjadi. (*)

Sumber:
www.nhs.uk
www.mayoclinic.org
stanfordhealthcare.org
Foto:
www.freepik.com

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.