Infeksi saluran pernapasan bawah, salah satunya disebabkan oleh Respiratory Syncytial Virus (RSV). Gejala biasanya ringan dan umumnya sembuh dalam 1—2 minggu. Namun, pada lansia bisa menjadi parah dan membutuhkan rawat inap, bahkan bisa mengancam nyawa.
Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, salah satu penyebab terjadinya infeksi saluran pernapasan bawah adalah RSV (Respiratory Syncytial Virus). Gejala biasanya ringan dan umumnya sembuh dalam 1—2 minggu. Namun, pada lansia bisa menjadi parah dan membutuhkan rawat inap, bahkan bisa mengancam nyawa.
Banyak pakar menyatakan, RSV (dan influenza) menjadi masalah kesehatan yang perlu diwaspadai selama 2023. RSV juga diakui sebagai patogen penting pada usia lanjut. Infeksi ini menyebabkan peningkatan angka rawat inap di antara mereka yang berusia 65 ke atas dan peningkatan angka kematian pada lanjut usia lemah. Risiko keparahan meningkat, salah satunya karena ada penyakit paru kronis yang sebelumnya telah dimiliki.
RSV pertama kali ditemukan tahun 1957, menyebabkan penyakit pernapasan pada anak-anak yang dikenal sebagai bronkiolitis. Baru pada tahun 1970-an, RSV juga dikenali pada orang dewasa. RSV sangat berbahaya bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah dan mereka yang berusia 60 ke atas.
Gejala RSV Pada Orang Dewasa
Jika anak-anak mengalami gejala pernapasan yang parah, orang dewasa mungkin sering salah mengira RSV sebagai alergi atau flu biasa/ringan. Gejalanya termasuk:
- Hidung tersumbat atau berair
- Batuk kering
- Demam ringan
- Sakit tenggorokan
- Bersin
- Sakit kepala
Banyak orang dewasa mengalami berbagai gejala, tetapi ada pula yang tidak menunjukkan gejala apa pun saat terinfeksi RSV. Gejala paling sering muncul sekitar 4—6 hari setelah terpapar virus.
Pada orang yang paling sehat, infeksi cenderung hilang dengan sendirinya. Jika setelah 2—3 hari tidak kunjung membaik, harus mencari pertolongan medis.
Gejala Infeksi RSV Yang Parah
Semakin lama penyakit ini berlangsung, semakin buruk kondisinya dan semakin besar risiko mengalami komplikasi jangka panjang lainnya.
Pada kasus yang parah, infeksi RSV dapat menyebar ke saluran pernapasan bagian bawah, menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis (radang saluran napas kecil yang memasuki paru-paru).
Gejalanya termasuk:
- Demam
- Batuk parah
- Mengi, yaitu suara bernada tinggi yang biasanya terdengar saat bernapas (mengembuskan napas).
- Pernapasan cepat atau kesulitan bernapas. Yang bersangkutan mungkin lebih suka duduk daripada berbaring
- Warna kulit kebiruan karena kekurangan oksigen (sianosis).
Siapa Yang Paling Berisiko Terkena RSV Saat Dewasa?
Selain orang dengan usia di atas 60, mereka yang paling berisiko terkena infeksi RSV meliputi:
- Penderita asma.
- Orang dengan penyakit paru-paru kronis atau penyakit jantung.
- Orang yang menerima kemoterapi, terapi radiasi atau terapi target untuk kanker.
- Orang yang telah menerima transplantasi organ.
- Orang yang memiliki kelainan autoimun atau sistem imunnya lemah karena hal lain.
- Orang yang dirawat di rumah sakit atau tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang, panti jompo, atau tempat tinggal dengan bantuan.
Bagaimana Orang Dewasa Tertular RSV?
Orang dewasa mendapatkan RSV dengan cara yang sama seperti anak-anak.
Ketika seseorang yang mengidap RSV batuk atau bersin, virusnya akan terlontar ke udara di sekitarnya dan menyebar melalui tetesan aerosol pernapasan. RSV menyebar dengan cepat dan bertahan di permukaan keras hingga beberapa jam.
Tinggal berdekatan dengan orang lain atau menghabiskan banyak waktu di ruang bersama, akan meningkatkan risiko infeksi RSV.
Bagaimana Mencegah Penularan RSV Pada Lansia?
RSV dapat masuk ke tubuh melalui mata, hidung, atau mulut. Jadi, untuk mencegah penularan RSV, sangat penting melakukan hal-hal berikut:
- Selalu mencuci tangan dengan sabun di bawah air yang mengalir. Lakukan pada setiap kesempatan. Bila tidak memungkinkan, bersihkan kedua tangan dengan hand sanitizer.
- Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci. Kuman menyebar dengan cara ini.
- Hindari kontak dekat, seperti mencium dan berbagi cangkir atau peralatan makan dengan orang yang memiliki gejala seperti flu.
- Tutupi mulut dan hidung dengan tisu atau lengan baju bagian atas saat batuk atau bersin. Buang tisu ke tempat sampah sesudahnya.
- Bersihkan dan disinfeksi permukaan dan benda yang sering disentuh orang, seperti mainan, gagang pintu, dan perangkat seluler. Ketika orang yang terinfeksi RSV menyentuh permukaan dan benda, mereka dapat meninggalkan kuman. Selain itu, saat mereka batuk atau bersin, tetesan yang mengandung kuman dapat mendarat di permukaan dan benda. RSV dapat tetap hidup selama berjam-jam di permukaan padat.
- Membatasi keberadaan di tempat umum dan selalu mengenakan masker setiap kali berada di area umum atau keluar rumah.
- Mengenakan masker juga penting saat menghabiskan waktu bersama seseorang karena kita tidak tahu apakah orang itu telah berkontak dengan virus.
- Mendapatkan vaksin RSV, ini merupakan langkah terbaik untuk mencegah dan melindungi lansia atau orang berusia 60 ke atas dari infeksi RSV parah.
Apa Yang Harus Dilakukan Jika Tertular RSV?
Segera periksakan diri ke dokter. Tidak ada obat untuk RSV dan tidak ada obat khusus yang dapat menghentikan infeksinya. Namun, dokter dapat membantu menemukan cara untuk mengatasi gejalanya.
Selanjutnya, yang juga penting dilakukan adalah istirahat, tetap terhidrasi, menghindari tempat umum, dan mengatasi demam.
Jika mengalami sesak napas, segera dapatkan perawatan darurat. Begitu pula jika terdapat perubahan pada kesehatan mental. Sering kali, salah satu tanda pertama RSV pada orang lanjut usia adalah kebingungan.
Lansia yang sakit parah akibat RSV perlu menjalani perawatan rumah sakit. Jangan lupa, lansia memiliki risiko lebih besar untuk komplikasi serius dari RSV karena sistem kekebalan tubuhnya melemah.
Infeksi RSV Parah
Ketika orang dewasa terkena infeksi RSV, mereka biasanya memiliki gejala seperti flu ringan, tetapi beberapa mungkin mengalami infeksi paru-paru atau pneumonia.
RSV terkadang juga dapat menyebabkan memburuknya kondisi serius seperti:
- Asma.
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), yaitu penyakit paru-paru kronis yang membuat sulit bernapas.
- Gagal jantung kongestif, yaitu ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah dan oksigen ke seluruh tubuh.
Sumber:
www.cdc.gov
health.clevelandclinic.org
www.mayoclinic.org
Foto:
freepik.com