Sahabat Lansia Tangguh: “Mari Berkumpul dan Belajar Bersama agar Merasa Sehat dan Gembira”

Sahabat Lansia Tangguh: “Mari Berkumpul dan Belajar Bersama agar Merasa Sehat dan Gembira”

Wajah-wajah yang mengeriput, bahkan beberapa sudah menggunakan kursi roda, bukanlah penghalang untuk bersosialisasi.

dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, bersosialisasi atau istilah kerennya, gaul, bukan hanya kebutuhan orang muda, lo. Kaum lansia pun membutuhkan teman untuk sekadar berbagi cerita. Namun, di tengah hiruk pikuk kota besar, kebanyakan kesempatan untuk bertemu dan mengobrol dengan mahluk sosial lainnya sepertinya makin berkurang.

Saat ini untuk bersosialisasi dengan kerabat, tetangga, bahkan dengan anggota keluarga inti pun sudah dipermudah dengan WAG alias WhatsApp Group. Padahal, saling bertatap muka dan mengobrol memberikan banyak manfaat, apalagi bagi mereka yang sudah berusia lanjut. Di antaranya, dapat meningkatkan fungsi kognitif jangka panjang yang ditandai dengan memiliki daya konsentrasi lebih tajam.

Nah, untuk menjawab kebutuhan bersosialisasi, saling mengobrol, berbagi cerita atau bahkan berbagi pengetahuan bagi lansia, Sahabat Lansia Tangguh (SLT) dapat menjadi pilihan yang tepat. Komunitas yang terbentuk pada 10 November 2013 ini, didirikan oleh lima perempuan tangguh, Prof. (Em.) Dr. SaparinahSadli; Dr. Soemiarti (Mimi) Patmonodewo; Evita Djaman, M.Psi., Psikolog; Dra. Juny Intan Gunawan, dan Lenny Widjaja, B.Sc.

Banyak aktivitas telah dilakukan SLT, mulai pelatihan bagi lansia, kelompok-kelompok lansia, pendamping lansia, maupun kelompok-kelompok atau orang-orang yang peduli lansia. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan fisik, mental, emosional, dan sosial lansia, sesuai dengan kondisi khas masing-masing lansia.

SLT juga memiliki misi mengajak masyarakat peduli warga lansia. Melalui beragam kegiatan yang dilakukan, SLT berjuang menghilangkan mitos dan stereonegatif tentang warga lansia sebagai kelompok penduduk nonproduktif dan dipersepsikan sebagai beban dalam program pembangunan bangsa.

RUTIN BERTEMU SETIAP BULAN

Sesuai dengan motonya, “Mari Berkumpul dan Belajar Bersama agar Merasa Sehat dan Gembira”, SLT rutin mengadakan pertemuan per tiga minggu sekali di sebuah rumah di Jl. Aditiawarman No. 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ini adalah bagian dari program SLT yang diberi nama “Siar Kasih”.

Pertemuan rutin di rumah Atiek Susilo, lansia pensiunan TNI AU itu, terbuka untuk umum (termasuk orang muda peduli lansia) dan sangat diminati oleh para lansia. Terbukti dari peserta yang hadir mencapai sedikitnya 30 lansia, seperti pertemuan yang berlangsung di bulan April (Kamis, 25/04). Sekitar pukul 09.00 sudah berdatangan lansia dari berbagai wilayah di seputaran Jakarta.

Di teras rumah, Ibu Mimi menyambut dengan senyum lebar kedatangan para lansia. “Senyum yang lebar dan menyapa semua orang yang ditemui, wajib dilakukan,” ucap perempuan yang usianya sudah lebih dari 80 tahun dan masih aktif di Universitas Tarumanegara, Jakarta ini.

Beragam cerita pun terdengar sambil menunggu acara dimulai pukul 10.00. Seru dan sangat mengasyikkan mendengar obrolan antar lansia. Wajah-wajah yang mengeriput, bahkan beberapa sudah menggunakan kursi roda, bukanlah penghalang untuk bersosialisasi.

Pertemuan dibuka dengan senam otak ringan yang dipimpin oleh Evita Djaman. Ada banyak gerakan yang dilakukan dan semuanya diiringi dengan lagu bernada gembira. Semua mengikuti sesuai dengan kondisi khas masing-masing, sehingga tak jadi hambatan bagi mereka yang duduk di kursi roda sekalipun.

Selain menyanyi bersama dan latihan senam otak, pertemuan rutin ini diisi pula dengan presentasi singkat. Kali ini tentang “Membaca Aktif pada Usia Lanjut” yang dibawakan oleh Ibu Sap, sapaan akrab Prof. Saparinah. Intinya, dalam membaca, hendaknya tidak sekadar membaca, tetapi juga mencoba memahaminya dan mau mencari tahu lebih jauh bila ada yang tidak dipahami.

Penyampaian materi yang cukup serius ini, ternyata masih tetap mampu menyedot perhatian para lansia untuk tetap mendengarkan informasi yang disampaikan. Bahkan, banyak di antara lansia yang mengajukan pertanyaan, pertanda yang bersangkutan menyimak dengan serius materi yang disampaikan.

Usai presentasi, Evita mengajak semua peserta untuk menyanyi bersama-sama lagi. Kali ini, lagu “Ibu Kartini” untuk mengenang jasa pahlawan R.A. Kartini yang biasa diperingati di bulan April, tepatnya 21 April, dilanjutkan lagu “Tanah Airku”. Usai itu dilakukan senam bersama untuk merelaksasi sekaligus peregangan otot dan semua peserta tetap semangat.

Hingga acara berakhir, tak ada seorang pun lansia yang meninggalkan ruangan untuk pulang lebih awal. Ini dapat menjadi bukti bahwa bersilaturahmi atau bersosialisi dalam komunitas sangat dibutuhkan oleh lansia dan memberikan banyak manfaat. Tak kalah menarik, pertemuan rutin ditutup dengan makan sehat bersama.

Nah, Sobat Muda Peduli Lansia, yuk ajak orangtua kita hadir di pertemuan-pertemuan atau komunitas. Selain itu bersosialisasi, juga dapat menimba pengetahuan yang bermanfaat untuk keseharian dan meningkatkan kualitas hidup di usia lanjut, sehingga dapat menjadi Lansia Tangguh, yaitu mereka yang menemukan sendiri atau dengan bantuan orang lain, cara-cara untuk aktif mengisi kesehariannya yang memberikan rasa berguna bagi diri sendiri dan bagi orang lain (tidak hanya merasa menjadi beban bagi orang lain). *

Sumber:
Sahabat Lansia Tangguh

Tim DuLan
EDITOR
PROFIL
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.