MENGAPA WANITA LEBIH RENTAN TERKENA PENYAKIT ALZHEIMER?

MENGAPA WANITA LEBIH RENTAN TERKENA PENYAKIT ALZHEIMER?

Faktor jenis kelamin ikut berperan terhadap terjadinya demensia. Wanita lebih rentan terkena penyakit Alzheimer. Dari 6 juta penderita penyakit Alzheimer, hampir dua pertiganya adalah perempuan. Artinya, penyakit Alzheimer hampir dua kali lebih umum terjadi pada wanita dibandingkan pria. Mengapa?

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, ternyata jenis kelamin juga menjadi salah satu faktor risiko terjadinya demensia. Perempuan lebih berisiko mengalami demensia daripada laki-laki.

Di Amerika Serikat, hampir dua pertiga dari 6 juta orang—atau hampir 4 juta orang—yang hidup dengan Alzheimer adalah perempuan. Artinya, penyakit Alzheimer hampir dua kali lebih umum terjadi pada wanita daripada pria.

Sebuah penelitian yang diikuti 16.926 orang di Swedia menemukan, mulai sekitar usia 80, perempuan lebih mungkin didiagnosis menderita penyakit Alzheimer daripada laki-laki pada usia yang sama.

Mengapa wanita lebih rentan terkena penyakit Alzheimer?

Berbagai penelitian pun dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari perbedaan jenis kelamin sebagai salah satu faktor risiko demensia.

* Wanita hidup lebih lama.

Alasan pertama dan terpenting adalah perempuan cenderung hidup lebih lama daripada laki-laki. Di sisi lain, faktor risiko terbesar penyakit Alzheimer adalah usia: semakin tua usia, semakin besar kemungkinan terkena penyakit Alzheimer.

* Faktor biologis.

Sebuah penelitian menemukan hubungan antara risiko demensia dan usia pertama kali menstruasi, usia saat menopause, dan waktu antara menstruasi pertama dan menopause.

Penelitian lain menemukan perbedaan dalam koneksi struktural dan fungsional otak wanita dapat mempercepat penyebaran tau, sebuah protein yang dapat berkontribusi pada kerusakan sel dan akhirnya kematian sel.

* Faktor sosial dan budaya.

Alasan lainnya lebih terkait dengan perbedaan tradisional dalam peran gender, seperti pendidikan, pekerjaan, dan gaya hidup. Banyak di antaranya berdampak pada risiko demensia.

Masih perlu lebih banyak penelitian untuk mendapatkan jawaban atas faktor risiko demensia yang berkaitan dengan jenis kelamin ini.

Apa yang dapat dilakukan wanita?

Meski wanita lebih mungkin terkena penyakit Alzheimer, bukan berarti tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko Alzheimer ini. Di antaranya:

  • Melakukan latihan aerobik, seperti jalan cepat, joging, bersepeda, berenang, atau kelas aerobik minimal 30 menit per hari, lima hari seminggu.
  • Menerapkan pola makan diet Mediterania. Pola makan ini mengedepankan bahan makanan dari sumber tumbuhan yang kaya akan vitamin, mineral, antioksidan, dan karbohidrat kompleks.
  • Cukup tidur. Penelitian menemukan, individu yang tidur di bawah 5 jam per malam, dua kali lebih mungkin terkena demensia daripada mereka yang tidur 6—8 jam per malam. Studi lain menemukan peningkatan 30% risiko demensia berkaitan dengan tidur 6 jam atau kurang pada usia 50, 60, dan 70, dibandingkan dengan durasi tidur normal 7 jam.
  • Berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan aktivitas baru yang merangsang kognitif.

 

Bagaimana dengan Demensia Non-Alzheimer pada Wanita?

Penelitian tentang tingkat demensia di Swedia menemukan, baik perempuan maupun laki-laki memiliki kemungkinan yang sama untuk mengembangkan demensia non-Alzheimer seiring bertambahnya usia.

Artinya, peluang terkena demensia yang diakibatkan oleh penyebab lain—selain penyakit Alzheimer—tidak lebih besar pada wanita.

Tingkat penyakit Alzheimer berbeda berdasarkan jenis kelamin, sedangkan tingkat demensia non-Alzheimer tidak. Hal ini menunjukkan ada interaksi spesifik antara penyakit Alzheimer dan jenis kelamin. (*)

 

Baca juga: Usia yang Bertambah Meningkatkan Risiko Terkena Demensia

Sumber:
www.alz.org
www.alzheimers.org.uk
www.health.harvard.edu

Foto:
www.freepik.com

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.