USIA YANG BERTAMBAH MENINGKATKAN RISIKO TERKENA DEMENSIA, Tetapi Demensia Bukanlah Bagian Normal Dari Penuaan

USIA YANG BERTAMBAH MENINGKATKAN RISIKO TERKENA DEMENSIA, Tetapi Demensia Bukanlah Bagian Normal Dari Penuaan

Meskipun usia meningkatkan risiko, demensia bukanlah bagian normal dari penuaan. Gen merupakan faktor risiko terbesar kedua untuk demensia. Ada lebih dari 20 gen yang juga memengaruhi risiko seseorang terkena demensia.

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, ada banyak faktor risiko demensia. Namun, dari semuanya, faktor risiko terbesar terjadinya demensia adalah penuaan. Artinya, seiring bertambahnya usia, risiko seseorang terkena demensia meningkat pesat.

Meskipun usia meningkatkan risiko, demensia bukanlah bagian normal dari penuaan. Gen merupakan faktor risiko terbesar kedua untuk demensia. Ada lebih dari 20 gen yang juga memengaruhi risiko seseorang terkena demensia.

Baca juga: Proses Penuaan Dimulai Sejak Usia 30 Tahun

USIA

Bagi orang berusia antara 65 dan 69, sekitar 2 dari setiap 100 orang menderita demensia.

Risiko meningkat seiring bertambahnya usia dan meningkat dua kali lipat setiap lima tahun. Artinya, dari mereka yang berusia di atas 90, sekitar 33 dari setiap 100 orang menderita demensia.

Penuaan merupakan faktor risiko demensia karena demensia membutuhkan waktu lama untuk berkembang. Pasalnya, demensia disebabkan oleh penyakit yang merusak otak, seperti penyakit Alzheimer atau penyakit pembuluh darah.

Penyakit ini memerlukan waktu bertahun-tahun untuk merusak otak hingga menyebabkan gejala demensia. Artinya, semakin lama seseorang hidup, semakin banyak waktu untuk berkembangnya demensia.

Penuaan juga merupakan faktor risiko demensia karena orang lanjut usia kemungkinan besar akan menghadapi perubahan dan kondisi kesehatan lain yang dapat meningkatkan risikonya.

Orang lanjut usia lebih mungkin mengalami berikut ini:

  • tekanan darah tinggi;
  • pembuluh darah di otak yang rusak, terpelintir atau tersumbat;
  • risiko lebih besar terkena stroke;
  • sel-sel di otak tidak lagi seaktif orang yang lebih muda;
  • sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah;
  • kemampuan yang lebih lambat untuk pulih dari cedera.

Seiring bertambahnya usia, seseorang juga akan menjadi semakin lemah secara fisik dengan berjalannya waktu. Beragam perubahan tersebut dapat membuat orang lanjut usia lebih mungkin mengalami masalah dengan pemikiran dan ingatannya.

Baca juga: Jangan Salah, Demensia Juga Bisa Dialami Orang Muda

GEN

Meskipun usia meningkatkan risiko, demensia bukanlah bagian normal dari penuaan. Artinya, tidak semua lansia akan mengalami demensia. Gen adalah faktor risiko terbesar kedua untuk demensia.

Ada gen tertentu yang diturunkan (diwariskan) dari orangtua yang dapat memengaruhi peluang seseorang terkena demensia. Ada dua jenis gen, yaitu gen keluarga dan gen risiko.

Apa itu gen keluarga?

Gen keluarga pasti akan menyebabkan demensia jika diturunkan dari orangtua ke anak. Jika salah satu orangtua memiliki gen keluarga, anak mereka akan memiliki peluang 1 dari 2 untuk mewarisi gen tersebut dan terkena demensia. Biasanya ketika mereka berusia 50-an dan 60-an.

Gen keluarga sangat jarang ditemukan pada sebagian besar jenis demensia. Namun, gen ini mungkin menjadi penyebab sekitar 1 dari 3 kasus demensia frontotemporal, yang merupakan jenis demensia kurang umum.

Apa yang dimaksud gen risiko?

Gen risiko meningkatkan peluang seseorang terkena demensia. Gen ini jauh lebih umum daripada gen familial. Namun, berbeda dari gen keluarga, gen risiko tidak selalu menyebabkan seseorang terkena demensia.

Sejauh ini, lebih dari 20 gen risiko telah ditemukan dan sebagian besar hanya sedikit meningkatkan risiko demensia pada seseorang. Gen risiko yang paling penting untuk terjadinya demensia disebut apolipoprotein E (APOE).

Versi (varian) tertentu dari gen APOE dapat membuat seseorang empat kali lebih mungkin terkena penyakit Alzheimer daripada orang yang tidak memiliki versi gen ini.

Namun, penting diingat bahwa versi berisiko tinggi ini tidak selalu menyebabkan demensia. Kebanyakan orang dengan versi gen APOE yang berisiko tinggi tidak pernah mengembangkan kondisi tersebut. (*)

Baca juga: Apa yang Normal (dan yang Tidak) Berkaitan dengan Penuaan?

 

Sumber:
www.alzheimers.org.uk

Foto:
www.freepik.com

 

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.