MEROKOK DAN DEMENSIA, APA KAITANNYA?

MEROKOK DAN DEMENSIA, APA KAITANNYA?

Kebanyakan orang tahu bahwa merokok menyebabkan kesehatan yang buruk. Merokok juga meningkatkan risiko kanker dan penyakit paru-paru secara signifikan. Namun, dengan demensia, apa kaitannya?

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, kebanyakan orang tahu bahwa merokok menyebabkan kesehatan yang buruk. Merokok juga meningkatkan risiko kanker dan penyakit paru-paru secara signifikan. Namun, dengan demensia, apa kaitannya?

Demensia adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala; yang paling umum adalah kehilangan ingatan, kebingungan, dan masalah komunikasi. Hal ini terjadi ketika sel-sel otak berhenti bekerja dengan baik yang disebabkan oleh penyakit, paling sering penyakit Alzheimer dan demensia vaskular.

Penyakit-penyakit ini menyebabkan sel-sel otak mati lebih cepat dibandingkan dengan perubahan otak akibat penuaan normal.

  • Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer ditandai dengan penumpukan dua protein, amiloid dan tau. Kondisi ini menyebabkan hilangnya koneksi antar sel otak, yang pada akhirnya menyebabkan kematian. Penelitian telah mengidentifikasi lebih dari 20 gen terkait dengan risiko penyakit Alzheimer yang lebih tinggi. Faktor genetik berinteraksi dengan faktor risiko lingkungan dan kesehatan yang membuat semakin meningkatkan risiko terkena Alzheimer.

  • Demensia Vaskular

Demensia vaskular disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak, sehingga mengurangi aliran darah ke sel-sel otak dan memengaruhi cara kerjanya. Sekitar 20% orang yang pernah menderita stroke akan mengalami demensia terkait stroke dalam enam bulan berikutnya. Bentuk lain dari kondisi ini, yang disebut demensia vaskular subkortikal, terjadi ketika ada perubahan pada pembuluh darah sangat kecil di otak, yang sering disebut penyakit pembuluh darah kecil.

Proses penyakit di otak ini terkait erat dengan apa yang terjadi secara lebih luas di dalam tubuh. Oleh karena itu, apa yang merusak tubuh kemungkinan besar akan berdampak pada apa yang terjadi di otak juga.

Merokok berkaitan dengan peningkatan risiko demensia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 14% kasus demensia di seluruh dunia disebabkan oleh merokok.

Lancet Commission tentang pencegahan demensia pada 2019 menempatkan merokok pada peringkat ketiga di antara sembilan faktor risiko demensia yang dapat dimodifikasi.

Sebuah tinjauan terhadap 37 penelitian menemukan perokok memiliki kemungkinan 30% lebih besar terkena demensia secara umum daripada mereka yang tidak merokok. Para perokok ini juga 40% lebih mungkin terkena penyakit Alzheimer.

Sebuah penelitian besar di Finlandia menemukan perokok berat di usia paruh baya memiliki risiko dua kali lipat terkena penyakit Alzheimer atau bentuk demensia lainnya dua dekade kemudian.

Penelitian juga menemukan, dibandingkan dengan perokok ringan, risiko penyakit Alzheimer jauh lebih tinggi pada perokok sedang hingga berat. Hal ini menunjukkan kemungkinan hubungan dosis-respons, yaitu semakin banyak seseorang merokok, semakin tinggi risikonya.

Mengapa merokok meningkatkan risiko demensia?

Menghirup asap tembakau dikaitkan dengan stres oksidatif. Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara molekul beracun di dalam sel kita dan antioksidan yang kita perlukan untuk menghilangkannya. Ketidakseimbangan ini menyebabkan kerusakan sel-sel dalam tubuh kita. Penelitian telah menemukan bahwa stres oksidatif itu sendiri berhubungan dengan timbulnya demensia.

Merokok juga meningkatkan risiko timbulnya faktor risiko lain penyakit Alzheimer dan demensia vaskular, seperti stroke dan tekanan darah tinggi. Merokok merusak struktur pembuluh darah, sehingga menyulitkan darah mengalir bebas ke seluruh tubuh dan ke otak. Ini juga mengurangi tingkat oksigen dalam darah.

Otak menggunakan sekitar 20% suplai oksigen tubuh dari darah. Apa pun yang menghentikan otak mendapatkan suplai darah kaya oksigen, berarti menghentikan sel-sel otak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, berkembang, dan melawan kerusakan.

Apa yang baik untuk jantung, baik pula untuk otak.

Kita tidak dapat mengubah usia atau gen kita. Kita pun saat ini tidak dapat sepenuhnya mencegah demensia. Namun, ada beberapa langkah sederhana yang dapat kita lakukan untuk membantu menurunkan risiko.

Faktor risiko penyakit kardiovaskular, seperti tekanan darah tinggi, juga merupakan faktor risiko demensia. Jadi, apa yang baik untuk jantung, juga baik untuk otak. Menjaga kesehatan dengan berhenti merokok akan membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan demensia.

Perilaku lain yang terkait dengan kesehatan jantung dan otak adalah aktif secara fisik, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan menjaga berat badan sehat.

Tak ada kata terlambat untuk melakukan perubahan positif. Menjaga kesehatan jantung di usia 40-an dan 50-an sangat penting untuk membantu mengurangi risiko demensia. Berhenti merokok dan mengendalikan faktor risiko lain yang dapat dimodifikasi, terutama di usia paruh baya, dapat membantu mengurangi risiko demensia.

Penelitian menemukan, semakin dini berhenti merokok, semakin besar manfaatnya. Sebuah penelitian selama 50 tahun terhadap para dokter di Inggris yang berhenti merokok pada usia 60, 50, 40, dan 30 menemukan bahwa mereka memperoleh harapan hidup 3, 6, 9, dan 10 tahun.

Ada banyak alasan kesehatan yang baik untuk berhenti merokok. Kita tidak hanya akan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan demensia, tetapi juga penyakit paru-paru, kanker, dan penyakit lainnya. (*)

Sumber:
www.alzheimersresearchuk.org

Foto:
Freepik.com

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.