Hidup Berkualitas di Usia Senja: 4 CARA LAWAN STRES

Hidup Berkualitas di Usia Senja: 4 CARA LAWAN STRES

Stres kronis bukan hanya membuat tubuh terasa lelah dan pikiran kacau, tetapi juga bisa mempercepat penuaan dan menurunkan daya pikir. Kabar baiknya, kita bisa mengelola stres agar hati lebih tenang, otak lebih kuat, tubuh lebih sehat, dan hidup lebih bermakna.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, stres bukan hanya membuat tubuh terasa lelah dan pikiran kacau. Jika dibiarkan terus-menerus, stres kronis bisa mempercepat penuaan dan meningkatkan risiko gangguan otak seperti demensia.

Kabar baiknya, kita bisa mengelola stres agar hati lebih tenang, otak lebih kuat, tubuh lebih sehat, dan hidup lebih bermakna.

Cermati 4 cara mengelola stres berikut ini.

 

1 | Memilih gaya hidup yang mendukung penuaan sehat.

Pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, dan tidur malam berkualitas adalah tiga pilar penting.

Makanan yang sehat dan seimbang membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, mengurangi peradangan, dan meningkatkan energi positif.

Jangan lupa minum air putih yang cukup. Hidrasi yang baik membantu menjaga kejernihan pikiran dan kestabilan emosi.

Baca Juga:
*  Makanan Super Pereda Stres
Minuman Super Pereda Stres

Aktivitas fisik rutin bermanfaat untuk menjaga tekanan darah, meredakan nyeri sendi, melawan penyakit kronis, dan meningkatkan suasana hati. Bahkan, menurut studi, aktivitas fisik sehari-hari memiliki manfaat langsung bagi kesehatan otak.

Tidur malam yang cukup dan nyenyak memberi waktu bagi tubuh dan pikiran untuk pulih. Menerapkan sleep hygiene yang baik dapat membantu mengurangi insomnia yang berkaitan dengan stres.

 

2 | Singkirkan sumbernya, cari dukungan.

Jika memungkinkan, singkirkan sumber stres. Jika tidak, cobalah untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan stres dan lakukan sesuatu untuk mengubahnya.

Jangan ragu untuk mencari dukungan. Meskipun stres merupakan bagian alami dari kehidupan, menanggung beban itu sendirian pastilah sangat melelahkan.

Berbicara dengan teman atau anggota keluarga yang terpercaya dapat memberikan kenyamanan, perspektif baru, dan kepastian bahwa kita tidak sendirian.

Pertimbangkan untuk menemui terapis atau bergabung dengan kelompok pendukung untuk membantu mengembangkan strategi penanganan yang sehat.

Sebuah studi (2025) oleh peneliti Kanada menemukan, program manajemen stres selama enam minggu efektif dalam meningkatkan kesehatan emosional lansia.

Peserta studi yang rata-rata berusia 76 tahun, tidak hanya mengalami penurunan kecemasan, mereka juga memiliki kadar hormon stres kortisol yang jauh lebih rendah.

Jangan khawatir, meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan—melainkan langkah awal menuju hidup yang lebih kuat, sehat, dan terkendali.

 

3 | Melawan rasa kesepian dengan interaksi sederhana.

Kesepian atau merasa terisolasi secara sosial bisa memperberat stres. Kabar baiknya, satu interaksi tambahan setiap hari—sekecil apa pun—bisa membuat perbedaan.

Mengirim pesan teks, menelepon sahabat, menyapa tetangga, atau bahkan berbincang singkat dengan orang tak dikenal, seperti di ruang praktik dokter, semuanya dapat memberikan manfaat yang berarti.

Interaksi kecil bisa menyalakan kembali semangat dan rasa kebersamaan yang sangat dibutuhkan di usia lanjut.

Baca Juga:
* Tips Membantu Lansia Mengatasi Rasa Kesepian
* Sendirian Tanpa Merasa Kesepian? Ini Kiatnya Mengalahkan Kesepian

 

4 | Melakukan meditasi.

Survei AARP 2023 terhadap orang berusia 50 ke atas menunjukkan 9 dari 10 yang bermeditasi menyatakan bahwa meditasi mengurangi stres.

Bahkan, separuh dari mereka yang tidak bermeditasi pun masih merasa bahwa meditasi mengurangi stres.

Selain itu, stres ekstrem menjadi alasan seperempat (25%) orang dewasa terdorong untuk bermeditasi atau bermeditasi lebih sering.

Ya, meditasi merupakan salah satu cara sederhana tapi ampuh untuk mengelola stres.

Ketika tubuh mengalami stres, meditasi memicu respons relaksasi tubuh: napas jadi tenang, otot mengendur, pikiran lebih jernih.

Bahkan, sejumlah penelitian menunjukkan, meditasi rutin bisa meningkatkan ketahanan terhadap stres, memperbaiki suasana hati, dan membuat otak lebih tenang dalam menghadapi tekanan.

Dengan kata lain, meditasi bukan hanya membuat kita merasa lebih rileks, tapi juga membangun kekuatan batin untuk menghadapi hidup dengan lebih tenang.

Meditasi juga berdampak langsung pada tubuh—sistem kekebalan tubuh jadi lebih kuat, kinerja otak lebih tajam, dan proses penuaan mental melambat.

Tak kalah penting, meditasi membantu kita keluar dari kebiasaan yang merusak, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, atau penggunaan zat adiktif.

Banyak studi juga menemukan, meditasi membantu berbagai kelompok orang—termasuk lansia—untuk mengelola stres dengan lebih baik dan membangun ketahanan mental yang lebih kuat.

 

Sahabat Lansia, mengelola stres adalah langkah bijak untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Tak ada kata terlambat untuk memulainya. Mari jaga diri kita dengan penuh kasih dan perhatian, mulai hari ini. (*)

 

Sumber:
NCOA (5/5/2025)
The Conversation (28/5/2025)
Verywell Mind (20/4/2022)

Foto:
Freepik

 

 

Sahabat Lansia, dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs web ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.