Meski insomnia umum terjadi pada orang dewasa—bahkan dapat dialami anak-anak dan remaja—lansia di atas 60 tahun lebih mungkin mengalami insomnia. Berbagai perubahan terkait usia menjadikan insomnia lebih umum seiring bertambahnya usia.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, insomnia umum terjadi pada orang dewasa, bahkan dapat dialami oleh anak-anak dan remaja. Namun, lansia di atas 60 tahun lebih mungkin mengalami insomnia.
Insomnia didefinisikan sebagai kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur yang disertai dengan gangguan di siang hari. Insomnia dapat bersifat akut (jangka pendek) atau kronis (jangka panjang).
Insomnia menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia karena adanya berbagai perubahan terkait penuaan.
# Perubahan Pola Tidur
Tidur sering kali menjadi kurang nyenyak seiring bertambahnya usia, sehingga suara bising atau perubahan lain di sekitar kita lebih mungkin membuat kita terbangun.
Seiring bertambahnya usia, jam internal kita sering bergerak maju dalam waktu, sehingga kita merasa lelah lebih awal di malam hari dan bangun lebih awal di pagi hari.
Namun, lansia biasanya masih membutuhkan jumlah tidur yang sama dengan orang yang lebih muda. Umumnya, orang dewasa membutuhkan 7—9 jam tidur per malam.
# Perubahan Tingkat Aktivitas
Kurangnya aktivitas (baik fisik maupun sosial) dapat mengganggu tidur malam yang nyenyak. Selain itu, semakin tidak aktif, semakin besar kemungkinannya untuk tidur siang setiap hari. Padahal, tidur siang dapat mengganggu tidur malam.
# Perubahan Kesehatan
Rasa sakit yang sedang berlangsung akibat kondisi, seperti radang sendi atau masalah punggung, serta depresi atau kecemasan, dapat mengganggu tidur.
Masalah yang membuat lansia lebih sering buang air kecil di malam hari, seperti masalah prostat atau kandung kemih, juga dapat mengganggu tidur.
Masalah tidur lainnya, seperti sleep apnea dan sindrom kaki gelisah, menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia.
# Minum Lebih Banyak Obat
Lansia biasanya menggunakan lebih banyak obat resep daripada orang yang lebih muda. Hal ini meningkatkan kemungkinan insomnia yang berhubungan dengan obat-obatan.
GEJALA INSOMNIA
Gejala insomnia meliputi berbagai kesulitan yang berhubungan dengan tidur dan masalah pada siang hari.
Mereka yang mengalami insomnia sering melaporkan merasa lelah saat bangun tidur, yang dapat menyebabkan gangguan perhatian atau daya ingat.
Rasa kantuk akibat insomnia dapat memengaruhi kinerja di tempat kerja, sekolah, atau sosial, dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Insomnia juga memiliki potensi untuk memengaruhi kesehatan perilaku secara negatif dan dapat berkontribusi pada kasus-kasus lekas marah, hiperaktif, atau agresif, terutama pada anak-anak.
Gejala insomnia dapat meliputi:
- Mengalami kesulitan untuk tidur di malam hari.
- Terbangun di malam hari.
- Bangun terlalu dini.
- Merasa lelah atau mengantuk di siang hari.
- Merasa rewel, tertekan, atau cemas.
- Mengalami kesulitan untuk memperhatikan, fokus pada tugas atau mengingat.
- Membuat lebih banyak kesalahan atau mengalami lebih banyak kecelakaan.
- Mengalami kekhawatiran yang berkelanjutan tentang tidur.
SAAT TEPAT KE DOKTER
Sahabat Lansia, tidur sama pentingnya dengan pola makan sehat dan aktivitas fisik teratur bagi kesehatan kita. Insomnia dapat memengaruhi kita secara fisik dan mental.
Orang dengan insomnia melaporkan kualitas hidup yang lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidur nyenyak.
Segera temui dokter jika insomnia sampai membuat lansia mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Dokter akan mencari tahu penyebab masalah tidur yang dialami lansia dan membantu mengobatinya. Jika diperkirakan lansia mengalami gangguan tidur, dokter mungkin akan merujuk ke klinik gangguan tidur. (*)
Sumber:
* Mayo Clinic (2024)
* Sleep Foundation (2024)
Foto:
Freepik