Risiko obesitas meningkat seiring bertambahnya usia. Sering kali, penyebab obesitas tidak berdiri sendiri, melainkan kombinasi dari berbagai faktor. Ketahui apa saja penyebabnya.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, seiring bertambahnya usia, perubahan hormon dan gaya hidup yang kurang aktif dapat meningkatkan risiko obesitas.
Jumlah otot dalam tubuh kita juga cenderung berkurang seiring bertambahnya usia. Massa otot yang lebih rendah sering kali menyebabkan penurunan metabolisme.
Perubahan ini juga mengurangi kebutuhan kalori dan dapat mempersulit upaya untuk menjaga berat badan agar tidak berlebih.
Jika kita tidak secara sadar mengendalikan apa yang kita makan dan menjadi lebih aktif secara fisik seiring bertambahnya usia, kemungkinan besar berat badan kita akan bertambah.
Ini berarti, usia yang menua tak lantas pasti obesitas alias bukan bagian normal dari penuaan.
Sering kali, penyebab obesitas tidak berdiri sendiri, melainkan kombinasi dari berbagai faktor.
WARISAN KELUARGA & PENGARUHNYA
Faktor gen yang kita warisi dari orangtua dapat memengaruhi jumlah lemak tubuh yang kita simpan dan ke mana lemak tersebut didistribusikan.
Genetika juga dapat berperan dalam seberapa efisien tubuh kita mengubah makanan menjadi energi, bagaimana tubuh mengatur nafsu makan, dan bagaimana tubuh membakar kalori selama berolahraga.
Tak heran jika obesitas cenderung terjadi dalam keluarga. Namun, bukan semata faktor gen, melainkan juga kecenderungan anggota keluarga dalam hal kebiasaan makan dan aktivitas yang sama alias memiliki pilihan gaya hidup yang cenderung sama.
PILIHAN GAYA HIDUP
Seperti apa pilihan gaya hidup yang mendukung obesitas? Sahabat Lansia pasti paham. Ya, betul sekali!
Pertama, pola makan yang tidak sehat.
Pola makan yang tinggi kalori, kurang buah dan sayur, banyak mengonsumsi makanan cepat saji, serta porsi yang besar dapat menyebabkan penambahan berat badan.
Selain itu, minuman berkalori tinggi, terutama dari alkohol dan minuman kalori tinggi lainnya, seperti minuman ringan bergula.
Orang dapat minum banyak kalori tanpa merasa kenyang, yang membuat berat badan bertambah.
Kedua, tidak aktif.
Memiliki gaya hidup yang tidak aktif, ternyata membuat kita mudah mengonsumsi lebih banyak kalori setiap hari daripada yang kita bakar melalui olahraga dan aktivitas harian rutin.
Melihat layar komputer, tablet, dan ponsel berarti ketidakaktifan. Jumlah jam yang dihabiskan di depan layar sangat terkait dengan penambahan berat badan.
Baca Juga:
* Apa Yang Harus Diperhatikan Tentang Makanan Untuk Mencapai dan Mempertahankan Berat Badan Yang Sehat?
* Bukan Hanya Mengendalikan Berat Badan, Olahraga Juga Mmebuat Kita Bahagia dan Umur Panjang
PENYAKIT & OBAT-OBATAN TERTENTU
Pada sebagian orang, obesitas dapat disebabkan oleh penyebab medis, seperti hipotiroidisme, sindrom Cushing, sindrom Prader-Willi, dan kondisi lainnya.
Masalah medis, seperti radang sendi, dapat menyebabkan penurunan aktivitas, yang dapat mengakibatkan penambahan berat badan.
Beberapa obat dapat menyebabkan kenaikan berat badan jika kita tidak mengimbanginya dengan pola makan sehat dan aktivitas fisik.
Bicarakan dengan dokter tentang efek samping obat-obatan ini.
STRES & KURANG TIDUR
Stres dan kurang tidur juga dapat menyebabkan obesitas, lo. Kok, bisa?
Betapa tidak? Jika setiap kali menghadapi situasi yang penuh tekanan, kita langsung mencari-cari makanan, tak heran jika berat badan bertambah. Apalagi saat stres, makanan yang dicari biasanya makanan yang berkalori tinggi.
Kurang tidur juga bisa bikin gemuk. Pasalnya, kurang tidur dapat menyebabkan perubahan hormon yang meningkatkan nafsu makan. Begitu pula dengan terlalu banyak tidur. Celakanya, makanan yang kita inginkan adalah yang tinggi kalori dan karbohidrat, yang justru menyebabkan penambahan berat badan.
Baca Juga:
Berhenti Merokok, Berat Badan Bertambah?
Berhenti merokok sering dikaitkan dengan penambahan berat badan. Jangan salah paham. Bagaimanapun, berhenti merokok tetap lebih baik daripada merokok.
Jika sampai menambah berat badan, sering kali karena orang menggunakan makanan untuk mengatasi rasa ingin kembali merokok.
Bicarakan dengan dokter untuk membantu mencegah penambahan berat badan setelah berhenti merokok.
KOMPLIKASI OBESITAS
Sahabat Lansia, obesitas membuat seseorang lebih mungkin mengalami sejumlah masalah kesehatan yang berpotensi serius, termasuk penyakit jantung dan stroke, diabetes tipe 2, penyakit hati berlemak, sleep apnea, dan masalah pencernaan.
Bahkan, obesitas juga dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, yaitu kanker rahim, leher rahim, endometrium, ovarium, payudara, usus besar, rektum, esofagus, hati, kantong empedu, pankreas, ginjal, dan prostat.
Risiko osteoartritis juga meningkat. Ini karena obesitas meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan beban. Obesitas juga memicu peradangan, yang meliputi pembengkakan, nyeri, dan rasa panas di dalam tubuh. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan komplikasi, seperti osteoartritis.
Bukan cuma itu. Obesitas meningkatkan risiko timbulnya gejala yang parah jika terinfeksi virus penyebab penyakit Covid-19.
Jika Sahabat Lansia khawatir tentang berat badan ataupun masalah kesehatan terkait berat badan, sebaiknya bicarakan dengan dokter, ya. (*)
Baca Juga:
* Apa Yang Dikatakan Berat Badan Tentang Kesehatan Kita?
* Perut Buncit Karena Banyak Lemak Visceral Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Jantung, Diabetes, dan Stroke
Sumber:
Mayo Clinic (22/7/2023)
Foto:
Freepik