Saat mencapai usia 70, rentang perhatian kita akan sedikit lebih pendek, sehingga kita jadi lebih sulit untuk fokus dan mengerjakan banyak tugas sekaligus. Kita juga akan lebih sulit untuk mengingat beberapa hal.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, cara kita menua itu unik, salah satunya yang ikut berperan ialah kebiasaan gaya hidup, yang tidak selalu sama pada tiap orang. Namun, beberapa perubahan pada usia 70-an bersifat universal, karena merupakan hasil dari cara kerja tubuh kita.
Kita tidak dapat menghindarinya—para ahli terkadang menyebutnya sebagai “penuaan murni”. Namun, kita dapat mempersiapkan diri jika kita tahu apa yang diharapkan.
Nah, apa saja perubahan yang terjadi pada usia 70-an? Kita mulai dari bagian kepala, ya, yaitu otak.
OTAK MENYUSUT
Seiring bertambahnya usia, otak kita mengalami penyusutan—dimulai pada usia 30-an dan 40-an. Penyusutan itu semakin cepat saat kita berusia 60. Selain massa yang lebih sedikit, otak yang lebih tua cenderung mendapatkan aliran darah yang lebih sedikit, dan koneksi antara sel-sel saraf pun melambat.
Saat mencapai usia 70, rentang perhatian kita akan sedikit lebih pendek, sehingga kita jadi lebih sulit untuk fokus dan mengerjakan banyak tugas sekaligus. Kita juga akan lebih sulit mengingat beberapa hal, seperti kesulitan mengingat nama atau menemukan kata tertentu (fenomena “ujung lidah”/tip-of-the-tongue). Begitu pula dalam mempelajari informasi baru, seperti bahasa asing, akan lebih sulit.
OTAK DAPAT MENYESUAIKAN DIRI
Kabar baiknya, bagian otak yang bertugas menyimpan kosakata dan pengetahuan umum cenderung tetap sama atau bertambah kuat seiring bertambahnya usia. Pada sebagian besar lansia, keterampilan penalaran abstrak—kemampuan untuk memikirkan ide-ide yang rumit—juga tetap cukup tajam.
Otak kita juga dapat menyesuaikan diri dengan beberapa hal. Misalnya, kita mungkin kehilangan sel saraf di satu area dan tumbuh lebih banyak di area lain. Koneksi di area lain mungkin menguat. Beberapa ahli menganggap ini adalah kunci dari apa yang kita sebut kebijaksanaan.
Beberapa orang mencapai usia 90 tanpa mengalami penurunan kognitif yang serius. Di sisi lain, sekitar sepertiga orang yang berusia 85 atau lebih mungkin terkena penyakit Alzheimer atau bentuk demensia lainnya. Beberapa obat atau kondisi kesehatan lainnya juga dapat memengaruhi cara berpikir lansia.
Jangan khawatir, perubahan yang normal bukan pertanda Alzheimer. Alzheimer dan jenis demensia lainnya menyebabkan masalah yang jauh lebih parah dalam hal ingatan dan tugas sehari-hari. Namun, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter jika mengalami kesulitan berpikir atau mengingat sesuatu.
Kehilangan ingatan sesekali seiring bertambahnya usia adalah hal yang wajar. Namun, ada perbedaan besar antara lupa menaruh kunci dan lupa tahun pembuatannya.
OTAK PERLU LATIHAN
Sahabat Lansia, otak kita berkembang pesat dengan teka-teki, pengalaman baru, dan membuat koneksi. Meskipun kita sudah pensiun, jangan biarkan otak kita juga ikutan pensiun.
Penelitian menunjukkan, lansia yang bermain bridge atau catur memperoleh skor lebih tinggi pada memori kerja dan penalaran, sementara mereka yang mengerjakan teka-teki silang lebih mampu mempertahankan kognisi daripada mereka yang menonton TV .
Jadi, pastikan Sahabat Lansia menemukan hal-hal yang menarik minatmu, yang membuatmu penasaran, dan yang menantang otakmu. Kita dapat memulainya dengan teka-teki silang atau Sudoku, lalu beralih ke hal-hal yang lebih menantang, seperti mempelajari bahasa baru, bermain catur, atau membaca tentang topik sains.
Ketika sesuatu menjadi rutinitas dan rasa penemuan memudar, kita harus beralih ke sesuatu yang baru.
Latihan rutin juga dapat meningkatkan fungsi kognitif pada lansia 65 tahun ke atas. Beberapa penelitian melaporkan, orang yang berjalan sejauh 72 blok atau lebih per minggu mempertahankan fungsi kognitif lebih baik daripada mereka yang sebagian besar tidak banyak bergerak. (*)
Baca Juga:
Berikutnya: Penglihatan
Sumber: WebMD (28/8/2023; 6/6/2024); Verywell Health (16/1/2020)
Foto: Freepik