Kesehatan fisik seseorang berkontribusi terhadap risiko demensia. Sejumlah kondisi medis berperan penting terhadap kemungkinan terjadinya demensia. Apa yang dapat dilakukan?
Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, ada berbagai faktor risiko demensia. Beberapa faktor risiko tidak dapat diubah, seperti usia, gen, sejarah keluarga, ras, dan jenis kelamin.
Beberapa faktor risiko lainnya dapat dikendalikan, bahkan dihindari, sehingga dapat membantu mengurangi risiko terkena demensia. Umumnya, faktor risiko ini berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan buruk, kurang aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.
Namanya saja gaya hidup tidak sehat, tentulah dampaknya juga tidak baik buat kesehatan. Berbagai kondisi medis bisa bermunculan, yang dapat meningkatkan risiko demensia.
Berikut ini sejumlah kondisi medis yang berperan penting terhadap kemungkinan terjadinya demensia.
-
Masalah Pembuluh Darah
Kondisi yang memengaruhi sistem pembuluh darah, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke, dapat mengganggu aliran darah ke otak. Hal ini meningkatkan risiko demensia vaskular.
-
Diabetes
Kadar gula atau glukosa darah yang lebih tinggi dari normal dapat menyebabkan diabetes. Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan peradangan, stres oksidatif, dan kerusakan pembuluh darah di otak, sehingga berkontribusi terhadap penurunan kognitif dan demensia.
-
Obesitas
Dokter menghubungkan kelebihan berat badan dengan peningkatan peradangan, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme. Masalah-masalah ini berdampak buruk pada kesehatan otak.
-
Penyakit Ginjal Kronis
Disfungsi ginjal dapat menyebabkan penumpukan zat berbahaya dalam darah, mengganggu fungsi kognitif, dan berkontribusi terhadap demensia.
-
Penyakit Inflamasi dan Autoimun
Kondisi seperti lupus, rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis berasal dari peradangan kronis. Ini dapat berdampak negatif terhadap kesehatan otak.
-
Gangguan Pendengaran
Lansia yang mengalami gangguan pendengaran mungkin memiliki peningkatan risiko terkena demensia. Gangguan pendengaran dapat memengaruhi kognisi dan mempersulit orang untuk berinteraksi dengan orang lain.
-
Trauma Kepala
Penelitian menemukan bahwa trauma kepala, seperti gegar otak akibat olahraga, dapat berkontribusi terhadap risiko jangka panjang berkembangnya penyakit neurodegeneratif.
Kesehatan Mental dan Demensia
Ada hubungan yang signifikan antara kesehatan mental, depresi, dan risiko demensia. Individu dengan riwayat depresi memiliki peningkatan risiko terkena demensia.
Para ahli masih menyelidiki kaitan antara kondisi tersebut. Ada kemungkinan depresi dan demensia memiliki mekanisme biologis yang sama, seperti perubahan tingkat neurotransmiter atau peradangan di otak.
Tidak jelas apakah mengobati depresi dapat mengurangi risiko demensia, tetapi dokter yakin mencegah depresi dapat membantu.
APA YANG DAPAT DILAKUKAN?
Mengatasi faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi melalui perubahan gaya hidup dan intervensi medis yang tepat dapat mengurangi risiko penurunan kognitif dan demensia secara signifikan. Baca lanjutannya di sini, ya.
Artikel lainnya: Kehilangan Ingatan Karena Kondisi Medis dan Masalah Emosional
Sumber:
Medical News Today
Alzheimers.gov
Foto:
Freepik.com