Meski penuaan merupakan faktor risiko berbagai kondisi, bukan berarti kita lantas akan mengidap penyakit yang berkaitan dengan usia. Hanya saja, kita lebih mungkin mengalami kondisi-kondisi tersebut seiring bertambahnya usia.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, meskipun penuaan itu sendiri bukanlah suatu penyakit, penuaan merupakan faktor risiko berbagai kondisi. Bukan berarti kita lantas akan mengidap penyakit yang berkaitan dengan usia, hanya saja kita lebih mungkin mengalami kondisi-kondisi tersebut seiring bertambahnya usia.
Proses fisiologis, seperti peradangan, paparan lingkungan terhadap polutan dan radiasi (seperti radiasi ultraviolet dari matahari), efek faktor gaya hidup, seperti merokok, pola makan, dan tingkat kebugaran, serta faktor keausan, semuanya dapat mempercepat laju penurunan pada orang yang berbeda.
Banyak penelitian di seluruh dunia sedang dilakukan untuk menentukan efek usia pada tubuh manusia, guna memilah-milah kondisi mana yang merupakan akibat tak terhindarkan dari penuaan (atau bertambahnya usia) dan mana yang dapat dicegah.
Sebelumnya telah dibahas 7 penyakit umum yang berkaitan dengan usia, berikut ini lanjutannya.
8. Katarak
Katarak adalah kekeruhan progresif pada lensa mata yang disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk usia, paparan sinar ultraviolet, merokok, dan diabetes. Awalnya, orang mungkin tidak menyadari adanya katarak, tetapi lama-kelamaan penglihatan bisa menjadi kabur dan berkurang drastis.
Menurut Institut Kesehatan Nasional AS, setengah dari seluruh orang yang berusia di atas 80 menderita katarak atau pernah menjalani operasi katarak. Berkat kemajuan modern, operasi katarak ini dapat dilakukan sebagai prosedur rawat jalan, biasanya dalam waktu sekitar satu jam.
9. Degenerasi Makula Terkait Usia (AMD)
AMD (Related Macular Degeneration) merupakan kondisi umum pada orang dewasa di atas 50 tahun dan menjadi penyebab paling umum kebutaan pada lansia. Ketika makula mata semakin memburuk, kemampuan seseorang untuk melihat objek dengan jelas di tengah lapang penglihatannya juga menurun, meskipun penglihatan perifer biasanya tetap terjaga.
Usia merupakan salah satu faktor risiko, begitu pula dengan merokok, ras (orang Kaukasia lebih rentan daripada orang Afrika-Amerika), dan riwayat keluarga.
Meskipun peran kebiasaan gaya hidup tertentu belum sepenuhnya dipahami, para peneliti percaya bahwa membatasi penggunaan tembakau, olahraga teratur, menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol yang sehat, serta mengonsumsi makanan anti-penuaan yang kaya akan sayuran dan ikan berwarna akan membantu mencegah AMD.
10. Osteoartritis
Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif dan merupakan bentuk artritis yang paling umum. Osteoartritis lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia dan lebih banyak terjadi pada wanita. Faktor genetika, obesitas, dan cedera sendi sebelumnya juga membuat seseorang lebih rentan.
Ditandai dengan pembengkakan dan nyeri pada persendian, osteoartritis tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat diobati dengan obat pereda nyeri atau anti inflamasi, serta melalui modifikasi gaya hidup, seperti penurunan berat badan jika mengalami kelebihan berat badan, olahraga, dan fisioterapi.
Perawatannya berbeda-beda bergantung pada sendi mana yang terkena, dan dapat mencakup program manajemen mandiri, tai chi, obat-obatan topikal, yoga, terapi perilaku kognitif, dan suntikan steroid.
11. Osteoporosis
Juga dikenal sebagai “penyakit tulang rapuh”, osteoporosis ditandai dengan hilangnya massa tulang, sehingga tulang jadi menipis dan melemah. Penyakit ini lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia, terutama pada wanita Kaukasia dan Asia, serta mereka yang berasal dari daerah yang kekurangan vitamin D. Memiliki osteopenia atau kepadatan tulang yang rendah, juga merupakan faktor risiko.
Skrining direkomendasikan untuk semua wanita berusia 65 atau lebih awal jika mereka memiliki faktor risiko, seperti merokok atau penggunaan steroid kronis.
Osteoporosis dapat diobati untuk mencegah patah tulang. Menurut National Osteoporosis Foundation, sebanyak setengah dari seluruh wanita berusia di atas 50 akan mengalami patah tulang karena osteoporosis. Demikian pula 27% pria yang berusia di atas 50.
Patah tulang, seperti patah tulang pinggul adalah masalah yang sangat serius bagi lansia karena mengakibatkan hilangnya mobilitas dan kemandirian. Pada sekitar seperempat dari semua kasus, kematian terjadi dalam waktu satu tahun setelah cedera.
Olahraga menahan beban secara teratur, mengonsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D, serta tidak merokok dapat membantu mencegah osteoporosis.
12. Demensia (Termasuk Penyakit Alzheimer)
Ditandai dengan hilangnya fungsi otak, demensia dapat bermanifestasi sebagai kehilangan ingatan, perubahan suasana hati, kebingungan, kesulitan berkomunikasi, atau penilaian yang buruk.
Penyakit Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia, tetapi sejumlah penyakit lain juga dapat menyebabkannya, termasuk:
- Demensia vaskular (akibat gangguan aliran darah ke otak).
- Demensia tubuh Lewy.
- Gangguan frontotemporal.
- Penyakit Huntington.
- Penyakit Parkinson.
Meskipun kejadian demensia meningkat seiring bertambahnya usia, demensia bukanlah bagian alami dari proses penuaan.
13. Penyakit Parkinson
Penamaan penyakit ini berdasarkan nama dokter Inggris yang pertama kali mendeskripsikannya pada awal 1800-an. Parkinson merupakan kelainan neurologis progresif yang menyebabkan gemetar, kaku, dan terhentinya gerakan.
Sebanyak tiga perempat dari seluruh kasus penyakit Parkinson dimulai setelah usia 60, meskipun usia hanyalah salah satu faktor risiko. Pria lebih mungkin terkena Parkinson daripada wanita.
Para peneliti percaya, penyakit ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetika dan lingkungan, termasuk paparan racun. Penelitian menunjukkan, cedera otak traumatis juga dapat berperan. (*)
Sumber:
Verywell Health
Foto:
Freepik