Kondisi medis tertentu dapat menyebabkan masalah ingatan yang serius. Begitu pula dengan masalah emosional, dapat membuat seseorang menjadi lebih pelupa dan bisa disalahartikan sebagai demensia.
Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, lupa atau kehilangan ingatan tidak selalu berarti Alzheimer ataupun demensia jenis lainnya. Banyak faktor yang menyebabkan lupa.
Bertambahnya usia menyebabkan terjadinya perubahan pada seluruh bagian tubuh, termasuk otak. Jadi, lupa merupakan bagian normal dari penuaan.
Namun, perlu dicermati apabila kehilangan ingatan sering kali terjadi. Bahkan, sampai membuat yang bersangkutan mengalami kesulitan untuk menjalankan aktivitas hariannya dan melakukan percakapan, misalnya,
Kehilangan ingatan bisa juga karena adanya gangguan kognitif ringan. Beberapa lansia memiliki kondisi yang disebut Mild Cognitive Impairment (MCI) atau gangguan kognitif ringan. Mereka memiliki lebih banyak masalah memori atau masalah berpikir lainnya dibandingkan orang seusianya.
Penyebab lain dari kehilangan ingatan adalah kondisi medis dan masalah emosional.
Kehilangan ingatan yang berkaitan dengan kondisi medis.
Kondisi medis tertentu dapat menyebabkan masalah ingatan yang serius. Kondisi medis yang dapat menyebabkan masalah ingatan meliputi:
- Tumor, pembekuan darah, atau infeksi di otak.
- Beberapa kelainan tiroid, ginjal, atau hati.
- Minum terlalu banyak alkohol.
- Cedera kepala, seperti gegar otak karena terjatuh atau kecelakaan.
- Efek samping pengobatan.
- Kurang mengonsumsi makanan sehat atau terlalu sedikit vitamin dan mineral dalam tubuh seseorang (seperti vitamin B12).
Kabar baiknya, masalah ingatan akibat kondisi medis akan hilang begitu seseorang mendapatkan pengobatan. Itu sebab, kondisi medis serius seperti ini harus ditangani sesegera mungkin.
Hilangnya ingatan berhubungan dengan masalah emosional.
Masalah emosional, seperti stres, kecemasan, atau depresi, bisa membuat seseorang menjadi lebih pelupa dan bisa disalahartikan sebagai demensia.
Misalnya, seseorang yang baru saja pensiun atau sedang menghadapi kematian pasangan, saudara, atau temannya. Mungkin saja ia merasa sedih, kesepian, khawatir, atau bosan. Mencoba menghadapi perubahan hidup ini membuat sebagian orang merasa bingung atau jadi pelupa.
Kebingungan dan kelupaan yang disebabkan oleh emosi biasanya bersifat sementara dan hilang ketika perasaan itu memudar. Masalah emosional dapat diredakan dengan dukungan teman dan keluarga.
Namun, jika perasaan ini bertahan lebih dari dua minggu, penting untuk mendapatkan bantuan dari dokter atau konselor. Perawatan mungkin termasuk konseling, pengobatan, atau keduanya. Menjadi aktif dan mempelajari keterampilan baru juga dapat membantu seseorang merasa lebih baik dan meningkatkan daya ingatnya.
Sumber:
National Institute on Aging (nia.nih.gov)
Foto:
Freepik.com