MENGELOLA KONDISI MEDIS, MENGURANGI RISIKO DEMENSIA

MENGELOLA KONDISI MEDIS, MENGURANGI RISIKO DEMENSIA

Mengatasi faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi melalui perubahan gaya hidup dan intervensi medis yang tepat dapat mengurangi risiko penurunan kognitif dan demensia secara signifikan.

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, bagaimana gaya hidup kita akan berpengaruh terhadap kesehatan kita. Berbagai kondisi medis akibat gaya hidup tak sehat dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya demensia.

Mengatasi faktor-faktor risiko yang dapat dimodifikasi melalui perubahan gaya hidup dan intervensi medis yang tepat dapat mengurangi risiko penurunan kognitif dan demensia secara signifikan.

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

Pola makan terbaik adalah bergizi seimbang. Ini sangat penting untuk kesehatan otak dan kesehatan secara keseluruhan. Pola makan bergizi seimbang membantu mempertahankan berat badan yang sehat dan meminimalkan risiko obesitas, selain juga mengontrol tekanan darah tinggi dan kadar glukosa.

Penelitian menunjukkan diet Mediterania dan diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) dapat mengurangi risiko demensia dan penyakit Alzheimer. Diet ini menekankan pada makanan nabati, protein tanpa lemak, dan lemak sehat. Selain juga  menghindari makanan olahan dengan kadar lemak jenuh tinggi, tambahan gula, pengawet, lemak trans, perasa, dan pewarna.

  • Tetap aktif secara fisik dan mental.

Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mencegah obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan faktor risiko lainnya dari demensia. Ini juga mendorong pelepasan endorfin dan neurotransmiter lainnya, yang dapat mengatur suasana hati dan membantu mencegah depresi, faktor risiko lainnya penyakit Alzheimer.

Olahraga meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi. Ini juga mendorong pertumbuhan neuron dan pembentukan koneksi baru antar sel otak, yang dapat mendukung fungsi kognitif.

Usahakan untuk melakukan setidaknya 150 menit latihan aerobik intensitas sedang atau 75 menit latihan aerobik berat setiap minggu untuk mengoptimalkan manfaat ini. Orang juga harus melakukan aktivitas penguatan otot 2 hari seminggu.

Bukan hanya aktivitas fisik, secara mental pun harus tetap aktif. Banyak aktivitas yang dapat membantu menjaga pikiran tetap aktif. Antara lain: membaca, bermain pasel, membuat kerajinan tangan atau melakukan hobi baru, mempelajari keterampilan baru, bekerja atau menjadi sukarelawan, dan bersosialisasi.

  • Tetap terhubung dengan keluarga dan teman.

Isolasi sosial dan kesepian berkaitan dengan risiko penurunan kognitif dan penyakit Alzheimer yang lebih tinggi. Oleh karena itu, tetaplah bersosialisasi sekalipun usia sudah tak muda lagi. Tetaplah berhubungan dengan keluarga dan teman, cobalah bertemu dengan orang-orang baru, melibatkan diri dalam aktivitas sosial ataupun kegiatan rohani.

  • Mengatasi masalah pendengaran.

Lindungi telinga dari suara keras untuk membantu mencegah gangguan pendengaran. Gunakan alat bantu dengar jika diperlukan.

  • Mencegah cedera kepala.

Ambil langkah-langkah untuk mencegah jatuh dan cedera kepala, seperti memodifikasi rumah sedemikian rupa agar aman, mengenakan sepatu dengan sol anti selip yang menopang kaki sepenuhnya, mengenakan sabuk pengaman dan helm untuk membantu melindungi dari gegar otak dan cedera otak lainnya.

  • Cukup tidur nyenyak.

Tidur nyenyak penting bagi pikiran dan tubuh. Usahakan tidur 7—8 jam setiap malam. Bicarakan dengan dokter jika merasa sulit tidur atau mengalami gangguan tidur.

Artikel lainnya: Tips Atasi Kurang Tidur Pada Lansia 

  • Stop rokok dan mengurangi asupan alkohol.

Berhenti merokok pada usia berapa pun dapat meningkatkan kesehatan serta menurunkan risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit paru-paru. Carilah dukungan untuk berhenti merokok guna mengurangi risiko demensia dan kondisi kesehatan serius lainnya.

Alkohol merupakan racun yang secara langsung dapat merusak sel-sel otak. Mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar meningkatkan risiko demensia. Bukan berarti konsumsi dalam jumlah sedang akan aman-aman saja. Para ahli tidak mengaitkan secara langsung konsumsi alkohol dalam jumlah sedang dengan peningkatan risiko demensia.

Namun, kita harus tetap mengikuti pedomannya. Merujuk pada National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism (NIAAA), bagian dari National Institutes of Health (NIH), pria tidak boleh minum lebih dari dua gelas sehari dan wanita hanya satu gelas.

Asupan alkohol berlebihan juga dapat menyebabkan kekurangan tiamin (vitamin B1) yang penting untuk fungsi otak yang baik. Selain juga berkontribusi terhadap penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Hal ini meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke, yang meningkatkan kemungkinan terjadinya demensia.

  • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, termasuk pemeriksaan kesehatan yang direkomendasikan.

Patuhi jadwal kontrol yang telah ditetapkan dokter. Dokter mungkin merekomendasikan obat-obatan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang ada. Hal ini dapat mengurangi risiko komplikasi dan demensia.

Sobat Muda Peduli lansia, dengan mempertahankan kebiasaan gaya hidup sehat dan bekerja sama dengan profesional kesehatan untuk mengatasi masalah kesehatan, kita dapat mengurangi risiko demensia dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. (*)

Sumber:
Medical News Today
Alzheimers.gov

Foto:
Freepik.com

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.