Pernahkah kamu berpikir tentang usia tua? Bagaimana rasanya menjadi tua dan bagaimana menjalani hari-hari seiring bertambahnya usia yang semakin lanjut? Bisa jadi, yang terpikirkan oleh kamu tentang usia tua dan penuaan hanyalah mitos belaka.
Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, pernahkah kamu berpikir tentang usia tua? Bagaimana rasanya menjadi tua dan bagaimana menjalani hari-hari seiring bertambahnya usia yang semakin lanjut? Bisa jadi, yang terpikirkan oleh kamu tentang usia tua hanyalah mitos belaka.
National Institute on Aging membagikan 10 kesalahpahaman umum terkait penuaan dan orang dewasa lanjut usia. Barangkali salah satunya pernah terlintas dalam benakmu. Yuk, cari tahu kebenarannya di sini.
1. Kesepian dan depresi adalah hal yang normal terjadi pada lansia.
Seiring bertambahnya usia, beberapa orang mungkin merasa terisolasi dan sendirian. Hal ini dapat menimbulkan perasaan depresi, cemas, dan sedih. Namun, perasaan ini bukan merupakan bagian normal dari penuaan.
Bertambahnya usia justru dapat memberikan banyak manfaat emosional, seperti hubungan jangka panjang dengan teman dan keluarga, serta kenangan seumur hidup untuk dibagikan dengan orang yang dicintai. Penelitian menunjukkan, lansia lebih kecil kemungkinannya mengalami depresi dibandingkan orang dewasa muda.
2. Semakin tua usia seseorang, semakin sedikit waktu tidur yang ia perlukan.
Enggak juga, kok. Kebutuhan tidur seseorang tak lantas berarti menurun seiring bertambahnya usia. Lansia membutuhkan jumlah tidur yang sama seperti orang dewasa lainnya, yaitu 7—9 jam setiap malam.
Tidur yang cukup membuat lansia tetap sehat dan waspada. Tidur cukup juga dapat membantu mengurangi risiko terjatuh, meningkatkan kesejahteraan mental secara keseluruhan, dan memiliki banyak manfaat lainnya.
3. Orang lanjut usia tidak dapat mempelajari hal-hal baru.
Wah, ini sama sekali tidak benar! Lansia masih memiliki kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru, menciptakan kenangan baru, dan meningkatkan kinerjanya dalam berbagai keterampilan.
Memang, penuaan sering kali disertai dengan perubahan dalam cara berpikir. Namun, banyak perubahan kognitif yang bersifat positif, seperti memiliki lebih banyak pengetahuan dan wawasan dari pengalaman seumur hidup.
Mencoba dan mempelajari keterampilan baru bahkan dapat meningkatkan kemampuan kognitif. Sebuah penelitian menemukan, lansia yang belajar quilting atau fotografi digital mengalami peningkatan daya ingat.
Mencari hubungan sosial baru dengan orang lain dan terlibat dalam aktivitas sosial, seperti kelas dansa atau klub buku, dapat membuat otak tetap aktif dan juga meningkatkan kesehatan kognitif lansia.
4. Tidak dapat dimungkiri bahwa lansia akan terkena demensia.
Siapa bilang? Memang, risiko demensia meningkat seiring bertambahnya usia, tetapi demensia bukan bagian normal dari penuaan. Banyak orang yang hidup hingga usia 90-an atau lebih tanpa mengalami penurunan signifikan dalam pemikiran dan perilaku yang menjadi ciri demensia. Gaya hidup sehat kuncinya.
5. Jika ada anggota keluarga yang mengidap penyakit Alzheimer, saya juga akan mengidapnya.
Belum tentu! Peluang seseorang terkena penyakit Alzheimer mungkin lebih tinggi jika memiliki riwayat keluarga yang menderita demensia. Ada beberapa gen yang dapat meningkatkan risikonya.
Namun, memiliki orangtua dengan Alzheimer tidak serta merta berarti seseorang akan mengidap penyakit tersebut. Faktor lingkungan dan gaya hidup, seperti olahraga, pola makan, paparan polutan, dan merokok juga dapat memengaruhi risiko seseorang terkena Alzheimer.
6. Orang lanjut usia sebaiknya santai saja dan menghindari olahraga agar tidak cedera.
Penelitian menunjukkan, menjadi aktif lebih banyak mendatangkan keuntungan. Sebaliknya, terlalu banyak duduk hanya akan mengundang banyak kerugian.
Sering kali ketidakaktifan lebih menjadi penyebabnya daripada usia ketika lansia kehilangan kemampuan untuk melakukan sesuatu sendiri. Hampir semua orang, pada usia berapa pun dan dengan sebagian besar kondisi kesehatan, dapat berpartisipasi dalam beberapa jenis aktivitas fisik. Bahkan, aktivitas fisik dapat membantu mengatasi beberapa kondisi kronis.
Olahraga dan aktivitas fisik tidak hanya baik untuk kesehatan mental dan fisik, tetapi juga dapat membantu lansia tetap mandiri seiring bertambahnya usia. Tai Chi serta praktik gerakan pikiran dan tubuh serupa telah terbukti meningkatkan keseimbangan dan stabilitas pada lansia. Hal ini dapat membantu menjaga kemandirian dan mencegah jatuh di masa depan.
7. Sekarang saya sudah lebih tua, saya harus berhenti mengemudi.
Perubahan alami yang terjadi seiring bertambahnya usia dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengemudi. Misalnya, kecepatan respons yang lebih lambat, berkurangnya penglihatan atau pendengaran, dan berkurangnya kekuatan atau mobilitas.
Jadi, untuk menentukan kapan saatnya membatasi atau berhenti mengemudi, seharusnya bukanlah tentang usia, melainkan kemampuan seseorang untuk mengemudi dengan aman.
8. Hanya perempuan yang perlu khawatir dengan osteoporosis.
Meski osteoporosis lebih sering terjadi pada wanita, bukan berarti pria akan aman-aman saja. Penelitian menemukan, satu dari lima pria di atas 50 tahun mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Pada usia 65 atau 70, pria dan wanita kehilangan massa tulang pada tingkat yang sama.
Banyak hal yang membuat pria berisiko sama dengan wanita, termasuk riwayat keluarga, kekurangan kalsium atau vitamin D, dan terlalu sedikit olahraga. Tingkat testosteron yang rendah, terlalu banyak alkohol, mengonsumsi obat-obatan tertentu, dan merokok merupakan faktor risiko lainnya.
9. Saya “terlalu tua” untuk berhenti merokok.
Wah, ini pemikiran yang keliru banget! Tidak peduli berapa usia seseorang atau berapa lama seseorang telah merokok, berhenti merokok kapan saja akan meningkatkan kesehatan.
Manfaat berhenti merokok bisa dirasakan secara langsung. Dalam beberapa jam, kadar karbon monoksida dalam darah mulai menurun. Dalam beberapa minggu, sirkulasi membaik dan fungsi paru-paru meningkat.
Berhenti merokok akan menurunkan risiko kanker, serangan jantung, stroke, dan penyakit paru-paru. Selain itu, akan mengurangi paparan asap rokok terhadap anggota keluarga atau pengasuh lainnya di rumah.
Tidak ada kata terlambat untuk memetik manfaat dari berhenti merokok dan memberikan contoh yang sehat bagi anak-cucu.
10. Tekanan darah saya sudah turun (kembali normal), sehingga saya bisa berhenti minum obat.
Tekanan darah tinggi adalah masalah kesehatan yang umum terjadi pada lansia, terutama usia 80-an dan 90-an. Namun, jika tidak mendapatkan penanganan yang benar bisa menyebabkan masalah kesehatan serius.
Jika lansia minum obat darah tinggi dan tekanan darahnya turun, berarti obat dan perubahan gaya hidupnya berhasil. Namun, jika berhenti minum obat, tekanan darah bisa naik lagi, sehingga meningkatkan risiko masalah kesehatan, seperti stroke dan penyakit ginjal.
Bicarakan dengan dokter tentang kemungkinan mengubah atau menghentikan pengobatan dengan cara yang aman. (*)
Foto:
www.freepik.com