Istilah penyakit Alzheimer dan demensia sering digunakan secara bergantian, padahal keduanya memiliki perbedaan. Ketika dalam keluarga ada riwayat penyakit Alzheimer, orang langsung khawatir akan juga mengidapnya. Padahal, hanya karena orangtua kandung mengidap Alzheimer, tidak berarti sang anak akan mengidapnya. Penting untuk membedakan fakta dan mitos tentang Alzheimer.
Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, hari ini, 21 September seluruh dunia memperingati Hari Alzheimer Sedunia bersamaan dengan peringatan Bulan Alzheimer Sedunia di bulan September setiap tahun.
Orang sering menggunakan istilah penyakit Alzheimer dan demensia secara bergantian, padahal keduanya memiliki perbedaan. Alzheimer adalah penyebab demensia paling umum dan paling terkenal.
Ketika dalam keluarga ada riwayat penyakit Alzheimer, orang langsung khawatir akan juga mengidapnya. Padahal, hanya karena orangtua kandung mengidap Alzheimer, tidak berarti sang anak akan mengidapnya.
Penting untuk membedakan fakta dan mitos tentang Alzheimer.
1. Penyakit Alzheimer dan demensia adalah hal yang sama.
Orang sering menggunakan istilah penyakit Alzheimer dan demensia secara bergantian, padahal keduanya memiliki perbedaan.
Demensia mengacu pada gangguan memori, pemikiran, penalaran, dan perilaku, sedangkan Alzheimer adalah salah satu jenis demensia.
Istilah-istilah tersebut mungkin membingungkan karena Alzheimer adalah penyebab demensia paling umum dan paling terkenal. Jenis demensia lainnya adalah demensia tubuh Lewy, demensia frontotemporal, dan demensia vaskular.
Artikel lainnya: Kenali Demensia, Kenali Alzheimer
2. Saya akan terkena penyakit Alzheimer jika orangtua saya mengidapnya.
Jika orangtua atau kerabat dekat mengidap penyakit Alzheimer, kita mungkin khawatir akan mengembangkannya seiring bertambahnya usia.
Peluang seseorang terkena Alzheimer lebih tinggi jika memiliki varian genetik tertentu yang dapat diturunkan dari orangtuanya. Namun, hanya karena orangtua kandung mengidap Alzheimer tidak berarti anak mereka akan mengidapnya.
Penyakit Alzheimer merupakan penyakit yang kompleks. Para ilmuwan belum sepenuhnya memahami apa penyebabnya pada kebanyakan orang. Penelitian menunjukkan, pada sebagian besar individu, sejumlah faktor di luar genetika berperan dalam perkembangan dan perjalanan penyakit.
Faktor lingkungan dan gaya hidup, seperti olahraga, pola makan, paparan polutan, dan merokok, juga dapat memengaruhi risiko seseorang terkena Alzheimer.
Meskipun kita belum mengetahui cara mencegah Alzheimer, penting untuk mempraktikkan perilaku sehat sepanjang hidup, seperti berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
3. Kalau saya sering lupa, pasti penyakit Alzheimer.
Masalah ingatan biasanya merupakan salah satu tanda awal Alzheimer. Namun, tidak semua masalah ingatan berarti seseorang mengidap penyakit tersebut. Beberapa kelupaan adalah hal yang normal seiring bertambahnya usia.
Bicarakan dengan dokter untuk mengetahui apakah perubahan ingatan yang terjadi itu normal atau mungkin merupakan tanda sesuatu yang lebih serius.
Dalam beberapa kasus, depresi atau efek samping pengobatan dapat menyebabkan masalah ingatan dan pemikiran lainnya. Dengan pengobatan, beberapa masalah memori mungkin dapat diatasi karena alasan ini.
4. Gejala penyakit Alzheimer merupakan hal yang normal seiring bertambahnya usia.
Banyak orang menjadi lebih pelupa seiring bertambahnya usia. Beberapa kelupaan, seperti kehilangan barang dari waktu ke waktu, memang normal.
Namun, tanda dan gejala umum Alzheimer bukanlah bagian normal dari penuaan. Misalnya, sering membuat penilaian dan keputusan yang buruk, kesulitan mengenali teman dan keluarga, atau lupa tanggal/waktu dalam setahun.
5. Hanya orang berusia 70–an ke atas yang terkena penyakit Alzheimer.
Faktor risiko terbesar yang diketahui untuk Alzheimer adalah usia. Namun, bukan berarti hanya orang lanjut usia saja yang mengalaminya.
Bagi kebanyakan penderita Alzheimer, memang benar gejalanya pertama kali muncul pada usia pertengahan 60-an atau lebih. Namun, beberapa orang mengalami gejala lebih awal, bahkan ketika mereka berusia 30-an.
Ketika seseorang mengidap Alzheimer antara usia 30-an dan pertengahan 60-an, disebut Alzheimer awitan dini. Penyakit Alzheimer dini hanya terjadi pada kurang dari 10% penderita Alzheimer.
Banyak orang dengan sindrom Down, suatu kondisi genetik, juga akan mengembangkan Alzheimer pada usia dini. Mereka mungkin mulai menunjukkan gejala pada usia 40-an.
Artikel lainnya: Jangan Salah, Demensia Juga Bisa Dialami Orang Muda
6. Tidak ada pengobatan yang tersedia untuk penderita penyakit Alzheimer.
Meski saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit Alzheimer, ada kemajuan signifikan dalam mengembangkan pengobatan yang lebih baik untuk penderita Alzheimer.
Beberapa obat tersedia untuk membantu mengobati penderita penyakit Alzheimer. Ada juga strategi penanggulangan untuk membantu mengelola gejala perilaku.
7. Kita bisa membeli suplemen secara online untuk mencegah atau menyembuhkan penyakit Alzheimer.
Ada banyak situs dan iklan yang menjanjikan suplemen tertentu dapat secara efektif mengobati atau menyembuhkan penyakit Alzheimer.
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut. Saat ini tidak ada suplemen yang terbukti dapat menunda, mencegah, mengobati, apalagi menyembuhkan Alzheimer.
Bicarakan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apa pun atau mencoba perawatan baru lainnya.
8. Penyakit Alzheimer dapat dicegah.
Tidak ada cara yang terbukti untuk mencegah Alzheimer. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengurangi risiko penyakit ini.
Faktor risiko adalah sesuatu yang dapat meningkatkan peluang seseorang terkena suatu penyakit. Beberapa faktor risiko dapat dikendalikan, sementara faktor risiko lainnya, seperti gen yang diwariskan, tidak dapat dikontrol.
Secara umum, menjalani gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi faktor risiko yang berkaitan dengan Alzheimer dan masalah kesehatan terkait usia lainnya, seperti:
- Mengontrol tekanan darah tinggi.
- Mempertahankan berat badan yang sehat.
- Tetap aktif secara mental dan fisik.
- Mencegah cedera kepala.
- Cukup tidur, sekitar 7—9 jam setiap malam.
Artkel lainnya: Empat Perilaku Sehat Ini Dapat Mengurangi Risiko Demensia
Sobat Muda Peduli Lansia, bila ada anggota keluarga atau teman dari penderita Alzheimer, kita dapat membantu dengan menawarkan dukungan. Misalnya, mempelajari tips berkomunikasi atau menemukan aktivitas yang sesuai untuk mereka. Kita juga dapat menawarkan bantuan dengan mendukung pengasuh/perawat dari penderita Alzheimer. (*)
Sumber:
www.nia.nih.gov
Foto:
www.freepik.com