Ngobrol dengan Teman: Hindari Pikun dan Tingkatkan Kekebalan Tubuh

Ngobrol dengan Teman: Hindari Pikun dan Tingkatkan Kekebalan Tubuh

Aktivitas yang dilakukan dengan teman bisa membantu melindungi neuron otak dan merangsang pertumbuhan neuron baru.

Sobat Muda Peduli Lansia, bersosialisasi atau istilah kerennya gaul bukanlah hanya kebutuhan orang muda saja. Semua golongan umur membutuhkan teman. Baik anak-anak maupun yang sudah lanjut usia. Manusia adalah mahluk sosial, jadi kehadiran teman merupakan sebuah kebutuhan pula. Baik untuk sekadar berbagi cerita atau ngobrol santai. “Nggak ada Lo, nggak rame.” Sepenggal kalimat yang sering dilontarkan anak muda untuk mengungkapkan kebutuhannya akan kehadiran teman-temannya.

Sayangnya, di tengah hiruk pikuk kota besar, kebanyakan kesempatan untuk bertemu langsung dan saling berbagi cerita dengan sahabat, bahkan anggota keluarga sudah mulai berkurang. Apalagi kehadiran teknologi informasi yang semakin berkembang, membuat komunikasi dapat dilakukan cukup melalui handphone (HP). Bisa video call atau voice call. Ini tentunya akan semakin memudahkan dalam berkomunikasi, namun bisa membuat frekuensi untuk bertatap muka menjadi semakin berkurang. Jadilah komunikasi cukup dilakukan via HP dengan aplikasi WA (Whatsapp).

Padahal saling bertatap muka dan mengobrol memberikan banyak manfaat, apalagi bagi para orangtua yang sudah berusia lanjut. Tak hanya sekadar ngobrol, melakukan aktivitas bersama, seperti belajar merajut, melukis, mewarnai, mematung, berkebun atau bahkan sekadar berjalan keliling taman bersama-sama, dapat memberikan manfaat bagi fungsi kognitif jangka panjangnya.

Menurut Rosebud O. Roberts dari Mayo Clinic Di Rochester, Minnesota, penting bagi orang yang berusia lanjut bersosialisasi dan melakukan aktivitas bersama agar tidak mengalami gangguan fungsi kognitif. Penelitian tersebut dilakukan oleh Mayo Clinic pada 256 orang berusia 85 hingga 89 tahun. Penelitian yang dilaporkan pada jurnal Neurologi pada tahun 2015 ini menyatakan bahwa orang lanjut usia yang tetap melakukan aktivitas bersama-sama seperti melakukan kegiatan seni (melukis, mematung, merajut, dan lain-lain) atau bahkan sekadar berjalan bersama teman-temannya mengelilingi taman kota, berekreasi, menonton bersama memiliki risiko lebih kecil mengalami masalah memori dan berpikir.

Kegiatan yang terkait karya seni dan kerajinan tangan atau berbagai kegiatan yang dilakukan bersama-sama itu bisa membantu melindungi neuron otak dan merangsang pertumbuhan neuron baru. Dengan demikian yang bersangkutan bisa mempertahankan kemampuan kognitifnya di usia tua. Jadi tak perlu heran bila melihat orang yang sudah berusia lanjut tapi tetap memiliki daya konsentrasi yang tajam. Itu terlihat pada wajah-wajah yang nampak serius mendengarkan ketika sedang terlibat pada sebuah diskusi atau sekadar perbincangan sederhana.

Tak hanya itu, bersosialisasi juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh. Ketika bertemu dengan teman dan melakukan kegiatan bersama tentunya akan menciptakan rasa bahagia. Nah rasa bahagia inilah yang menghasilkan hormon endorfin yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu, ketika berkumpul dan sekadar berbincang dengan kerabat atau sahabat dapat menghibur dan memperbaiki mood yang akan memunculkan semangat.

Jadi Sobat Muda Peduli Lansia, yuk tetap jalin persahabatan agar tetap sehat. Jalin silaturahmi dan lakukan kegiatan yang menyenangkan. Hal lain yang patut mendapat perhatian adalah asupan gizi. Menurut Dr Clare Walton dari Alzheimer’s Society menekankan pentingnya pola makan sehat, rutin olahraga, tidak merokok, dan menghindari tekanan darah tinggi untuk mencegah demensia. “Jangan lupa jaga otak tetap aktif dengan melakukan berbagai kegiatan.

Referensi:
Reuters.com
Health.detik.com

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.