TIP ATASI KURANG TIDUR PADA LANSIA

TIP ATASI KURANG TIDUR PADA LANSIA

Perlu dicari tahu penyebabnya dan segera diatasi, agar tidak berdampak pada kesehatan lansia.

Kebanyakan lansia mengalami gangguan tidur di malam hari. Meski demikian, sulit tidur di malam hari tidaklah boleh dianggap sebagai hal yang sepele. Kurang tidur dapat berdampak pada penurunan konsentrasi, kurang fokus, stres, bahkan  ada yang mengalami tekanan darah yang meningkat. Untuk itu, penting mencari tahu dan mengatasi sulit tidur pada lansia.

Sobat Muda Peduli Lansia, ada beberapa faktor yang menjadi pemicu terjadinya gangguan tidur pada lansia. Salah satunya, berkaitan dengan penurunan fungsi otak. Pada lansia, umumnya terjadi perubahan kinerja otak. Melemahnya kinerja neuron pada lansia berdampak pada kemampuannya mengirim sinyal rasa lelah dan mengantuk. Itulah yang menjadi pemicu gangguan tidur pada lansia.

Gangguan tidur pada lansia bisa juga karena gejala dari penyakit tertentu. Seperti penyakit rematik, adanya pengapuran tulang yang menimbulkan rasa nyeri yang terus menerus hingga menganggu kenyamanan tidur. Atau, akibat mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti golongan beta blocker pada pengobatan hipertensi dan antiparkinson juga bisa menyebabkan insomnia.

Penyebab lain yang berpotensi menyebabkan sulit tidur pada lansia adalah stres atau depresi. Kecemasan akibat ditinggal pasangan meninggal, atau merasa tidak berguna dapat menyebabkan tidak dapat tidur di malam hari. Faktor lainnya, misal, kondisi kamar tidur yang tidak nyaman, suhu kamar yang terlalu panas atau dingin, tempat tidur yang tidak nyaman, juga berpotensi menyebabkan gangguan tidur pada lansia.

Sobat Muda Peduli Lansia untuk mengatasi kesulitan tidur pada lansia di malam hari ada beberapa langkah yang dapat dilakukan.

  1. Lakukan pengamatan rutinitas harian lansia.

Amati pola makan dan jadwal hariannya. Tak ketinggalan obat-obatan yang dikonsumsi. Selanjutnya, buat catatan tentang pola makannya, jadwal hariannya selama seminggu. Pencatatan dilakukan mulai bangun pagi sampai tidur di malam hari. Melalui jadwal rutin tersebut dapat diketahui ketidaksesuaian yang patut diperbaiki. Misalnya, waktu makan yang terlalu malam, atau tidur malam yang terlalu awal. Hindari mengonsumsi kafein, apalagi menjelang tidur malam. Batasi minum beberapa jam sebelum tidur. Atau, mintalah lansia untuk buang air kecil dulu sebelum tidur. Cermati pula obat-obatan yang diminum yang berdampak pada jadwal tidur lansia.

  1. Konsultasikan kondisi kesehatan lansia dengan dokter keluarga.

Penting mengonsultasikan kepada dokter riwayat kesehatan lansia. Dengan demikian dapat diketahui obat-obatan yang dikonsumsi. Pasalnya, ada beberapa obat yang dapat menyebabkan sulit tidur. Seperti alpha blocker yang banyak dipakai untuk mengatasi tekanan darah tinggi. Atau, obat kortikosteroid, glukosamin dan chondroitin yang bila berlebih dapat menyebabkan insomnia.

  1. Lakukan eksperimen dan perubahan gaya hidup.

Setelah melakukan pengamatan, secara perlahan, ajak lansia untuk mengubah gaya hidupnya. Ada beberapa perubahan yang dapat dilakukan:

– Batasi mengonsumsi kafein di siang hari. Bila perlu alihkan ke kopi tanpa kafein.

– Cobalah untuk banyak minum di pagi hari dan mengurangi minum di malam hari. Ini dapat mengurangi peluang terbangun tengah malam untuk ke toilet.

– Biasakan untuk buang air kecil sebelum tidur.

– Buatlah jadwal tidur yang sama setiap harinya. Bangun dan tidur pada waktu yang sama setiap hari membantu memberi sinyal pada tubuh, bila sudah tiba waktu untuk tidur.

– Batasi lama dan frekuensi tidur siang.

– Beristirahatlah satu jam sebelum tidur. Misal, mainkan music yang menenangkan, berikan pijatan singkat untuk mengendurkan otot.

– Pastikan suhu kamar tidur nyaman dengan lampu yang tidak terlalu terang. Demikian pula dengan kasurnya. Pastikan kasurnya nyaman dan mendukung untuk tidur nyenyak.

– Gunakan posisi tidur yang nyaman, seperti miring ke kanan. Manfaatkan bantal penyangga untuk mengurangi rasa sakit atau ketidaknyamanan.

 

Sumber:

  • dailycaring.com
  • kompas.com

 

Sumber Foto:

  • freepik.com
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.