Masalah pada ingatan bukan melulu lantaran faktor penuaan. Selain gaya hidup, ada kondisi kesehatan atau penyakit tertentu yang ikut berperan terhadap terjadinya masalah ingatan.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, masalah pada ingatan bukan melulu lantaran faktor penuaan. Selain gaya hidup, ada kondisi kesehatan atau penyakit tertentu yang ikut berperan terhadap terjadinya masalah ingatan.
1 | Diabetes
Diabetesi lebih mungkin mengalami masalah ingatan, termasuk demensia.
Gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil—disebut kapiler—di otak. Atau, insulin yang tinggi dapat merusak sel-sel otak.
Mengendalikan diabetes dengan obat-obatan, olahraga, dan pola makan yang sehat mungkin dapat memperlambat penurunan daya ingat.
2 | Stroke
Stroke menghentikan aliran darah ke bagian otak. Setelah itu, jaringan otak yang rusak dapat membuat seseorang sulit berpikir, berbicara, mengingat, atau memperhatikan.
Ini disebut demensia vaskular. Kondisi ini juga dapat terjadi dengan serangkaian stroke kecil dari waktu ke waktu.
Hal-hal yang meningkatkan risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan merokok, juga dapat menyebabkan jenis demensia vaskular.
3 | Penyakit Jantung
Plak terbentuk di arteri dan memperlambat aliran darah ke otak serta organ lainnya—disebut aterosklerosis.
Selain dapat mempersulit seseorang untuk berpikir jernih dan mengingat sesuatu, kondisi ini juga dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke—keduanya juga meningkatkan risiko demensia.
Meskipun seseorang belum memiliki penyakit jantung, kemungkinan penyebabnya, seperti merokok, diabetes, dan hipertensi, membuat demensia lebih mungkin terjadi.
4 | Tekanan Darah Tinggi
Hipertensi meningkatkan risiko masalah memori, termasuk demensia. Kemungkinan besar karena kondisi ini merusak pembuluh darah kecil di otak.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan kondisi lain, seperti stroke, yang menyebabkan demensia.
Mereka yang mengendalikan tekanan darahnya dengan diet, olahraga, dan pengobatan tampaknya dapat memperlambat atau mencegah penurunan fungsi otak ini.
5 | Depresi dan Kecemasan
Sering kali lebih sulit untuk berkonsentrasi atau mengingat sesuatu ketika orang dalam kondisi cemas atau depresi.
Kondisi ini juga lebih memungkinkan seseorang mengalami demensia. Namun, bagaimana hal itu bisa terjadi, para ilmuwan juga belum tahu persis.
Bicaralah dengan dokter atau terapis jika kecemasan atau depresi mengganggu kehidupan sehari-hari. Terapi dan pengobatan dapat membantu,
6 | Cedera Kepala
Benturan di kepala (cedera otak traumatis) dapat memengaruhi ingatan jangka pendek. Seseorang mungkin lupa jadwal atau merasa tidak yakin dengan apa yang dia lakukan sebelumnya.
Istirahat, obat-obatan, dan rehabilitasi medis dapat membantu pulih.
Benturan berulang di kepala, seperti dalam tinju atau sepak bola, meningkatkan risiko demensia di kemudian hari.
Segera ke rumah sakit jika kepala terbentur lalu pingsan atau penglihatan kabur atau jika merasa pusing, bingung, atau mual.
7 | Kegemukan
Orang dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30 di usia paruh baya berisiko lebih tinggi terkena demensia di kemudian hari.
Berat badan berlebih juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, yang terkadang juga menyebabkan penurunan fungsi otak dan masalah memori.
Sahabat Lansia, adanya kondisi kesehatan/penyakit tentunya membutuhkan pengobatan. Sayangnya, pengobatan yang dijalani juga dapat menyebabkan masalah ingatan. Bicarakan dengan dokter tentang masalah daya ingat apa pun terkait obat-obatan yang dikonsumsi. (*)
Sumber:
WebMD (12/6/2024)
Foto:
Freepik