8 CARA MEMPERKUAT SISTEM KEKEBALAN TUBUH LANSIA DI ATAS 65 TAHUN

8 CARA MEMPERKUAT SISTEM KEKEBALAN TUBUH LANSIA DI ATAS 65 TAHUN

Memperkuat sistem kekebalan tubuh, terutama ketika lansia berusia di atas 65 tahun, dapat membantu melindunginya dari flu dan berbagai virus lainnya. Berikut ini tips untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh bagi lansia di atas 65 tahun.

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, musim kemarau sepertinya akan segera berlalu, diganti dengan musim hujan. Pergantian dari musim panas ke hujan atau sebaliknya, disebut musim pancaroba.

Nah, musim pancaroba biasanya identik dengan penyebaran penyakit. Jika tubuh kurang fit atau daya tahan tubuh sedang lemah, maka mudah sekali terserang penyakit. Flu atau influenza adalah salah satu penyakit yang kerap dijumpai pada musim pancaroba.

Virus flu menyerang orang-orang dari segala usia setiap tahun. Gejalanya meliputi batuk, pilek, demam, menggigil, nyeri tubuh, dan sakit kepala. Gejalanya bisa ringan atau berat dan biasanya berlangsung selama 3—7 hari.

Flu mungkin tidak menyebabkan masalah serius bagi sebagian orang. Namun, bagi lansia di atas 65 tahun terdapat risiko komplikasi. Alasannya adalah lansia cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang kuat.

Apa yang dapat dilakukan? Ini ada tips untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh bagi lansia di atas 65 tahun.

1. Dapatkan vaksinasi flu.

Mendapatkan vaksinasi flu tahunan adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri dari flu. Vaksinasi flu terbukti mengurangi risiko rawat inap pada lansia  sebesar 40 persen dan  dapat mengurangi risiko infeksi flu secara keseluruhan sebesar 40—60 persen.

Vaksin bekerja dengan merangsang sistem kekebalan untuk membuat antibodi sehingga membantu melindungi terhadap infeksi.

Ada berbagai jenis vaksin flu. Beberapa vaksin tersedia untuk orang-orang dari segala usia. Untuk lansia, ada vaksin flu yang dirancang khusus bagi mereka yang berusia 65 ke atas.

Bicarakan dengan dokter sebelum lansia mendapatkan vaksin apa pun. Tanyakan juga kepada dokter tentang vaksin lainnya untuk melindungi lansia dari penyakit serius lainnya.

2. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.

Mengonsumsi makanan bergizi seimbang adalah cara penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ini termasuk makan banyak buah dan sayuran yang kaya nutrisi dan antioksidan untuk meningkatkan kesehatan.

Banyak vitamin dan mineral berbeda yang berperan dalam menjaga sistem kekebalan tubuh. Cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan lansia akan kecukupan vitamin dan mineral adalah dengan mengonsumsi makanan yang bervariasi.

Nutrisi spesifik yang berperan dalam kekebalan meliputi:

# Vitamin B: Ditemukan dalam produk susu, biji-bijian, daging, telur, dan kacang-kacangan. Defisiensi vitamin B12 sering terjadi pada lansia. Tanyakan kepada dokter, apakah lansia memerlukan suplemen.

# Vitamin C: Banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayuran, terutama yang berwarna merah dan oranye, serta buah jeruk. Kebanyakan orang bisa mendapatkan cukup vitamin C dari makanan sehingga suplemen biasanya tidak diperlukan.

# Selenium: Ini adalah antioksidan yang ditemukan dalam jumlah kecil pada banyak makanan. Sumbernya meliputi kacang-kacangan, daging, dan biji-bijian.

# Seng: Mineral yang ditemukan dalam tiram, keju, kacang-kacangan, lentil, dan daging sapi. Kebanyakan orang bisa mendapatkan cukup seng dari makanan mereka, tetapi dalam kasus khusus, suplemen mungkin direkomendasikan.

Terdapat beberapa bukti bahwa pola makan Mediterania dapat mendukung fungsi kekebalan tubuh yang baik. Pola makan Mediterania juga berperan dalam membantu mencegah dan mengelola penyakit kronis.

Diet khusus ini mencakup banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Ini juga menekankan lemak sehat dari sumber seperti ikan, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Menurut penelitian (2019), malnutrisi mengurangi fungsi kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan risiko penyakit. Jika lansia mengalami kesulitan makan atau mendapatkan variasi yang cukup, bicarakan dengan dokter. Bila perlu, bekerja sama dengan ahli gizi atau ahli diet bersertifikat.

3. Aktif secara fisik.

Penting untuk tetap aktif secara fisik seiring bertambahnya usia karena aktivitas memiliki banyak manfaat, dapat membuat lansia tetap kuat dan mobile seiring bertambahnya usia. Olahraga juga meningkatkan sirkulasi darah dan memiliki efek anti inflamasi pada tubuh.

Menurut penelitian (2000), aktivitas fisik secara teratur berkaitan dengan fungsi kekebalan yang lebih baik. Menjadi aktif dipercaya akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk mendeteksi penyerang berbahaya.

Untuk lansia, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas cukup intens setiap minggu dan latihan pembentukan otot dua kali seminggu.

Jika selama ini lansia kurang atau tidak aktif, mulailah secara perlahan agar tubuh terbiasa bergerak lebih banyak.  Pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli terapi fisik jika lansia mengalami nyeri atau tantangan lainnya.

4. Kelola stres.

Stres kronis dapat menimbulkan banyak efek negatif pada tubuh, termasuk menurunkan respons imun. Seiring waktu, terbatasnya fungsi sistem kekebalan tubuh dapat membuat lansia lebih rentan terhadap infeksi.

Sulit untuk menjalani kehidupan yang benar-benar bebas stres, jadi mempelajari cara mengelola stres mungkin merupakan pilihan yang paling membantu.

Beberapa opsi meliputi:

  • luangkan waktu untuk hal-hal yang menyenangkan dan menenangkan, seperti membaca atau berkebun;
  • berolahraga;
  • mencoba strategi mindfulness atau meditasi.

Jika lansia kesulitan mengatasi stres, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan terapis.

5. Tidur yang cukup.

Kualitas tidur menjadi lebih penting seiring bertambahnya usia. Tidur yang cukup dapat meningkatkan fungsi otak, konsentrasi, dan daya ingat. Sebaliknya, kurang tidur dapat menyebabkan banyak masalah, seperti mengurangi efektivitas sistem kekebalan tubuh.

Untuk meningkatkan kualitas tidur, cobalah beberapa metode berikut:

  • Pastikan ruangan kamar gelap, tenang, dan sejuk.
  • Pertahankan rutinitas waktu tidur yang teratur, jika memungkinkan.
  • Batasi tidur siang hari menjadi sekitar 45 menit.
  • Hindari kafein menjelang waktu tidur.
  • Batasi alkohol, karena dapat mengganggu kualitas tidur.

Jika lansia mengalami sulit tidur atau masalah lain yang membuatnya  tetap terjaga di malam hari, bicarakan dengan dokter untuk mengetahui apakah ada penyebab yang mendasarinya.

6. Dukung kesehatan usus.

Tubuh kita adalah rumah bagi triliunan organisme kecil. Mikrobioma kita terdiri atas berbagai bakteri menguntungkan, jamur, virus, dan protozoa. Sebagian besar ditemukan di saluran pencernaan (usus) dan memainkan banyak peran penting dalam kesehatan kita secara keseluruhan.

Usus kita terhubung langsung dengan sistem kekebalan. Ketika mikrobioma usus dalam kondisi baik, sistem kekebalan lebih mampu mendeteksi dan melawan infeksi, menurut penelitian (2018).

Berikut beberapa hal yang dapat lansia lakukan untuk menjaga kesehatan mikrobioma usus:

  • Mengonsumi banyak makanan kaya serat, seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan polong-polongan.
  • Mencoba makanan fermentasi, seperti kefir, yogurt, kombucha, tempe, miso, kimchi, dan sauerkraut
  • Menggunakan antibiotik hanya bila benar-benar diperlukan.

7. Berhenti merokok.

Bahan kimia dalam rokok dapat merusak jaringan paru-paru dan meningkatkan risiko kanker. Merokok juga dapat menekan respons imun, menurut penelitian (2016). Orang yang merokok lebih mungkin terkena penyakit pernapasan, seperti flu, bronkitis, dan pneumonia. Berhenti merokok untuk meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh.

8. Menghabiskan waktu di luar ruangan.

Berada di luar rumah mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Banyak orang mendapati, dengan berada di alam dapat membantu mengurangi stres mereka. Bonus lain dengan berada di luar ruangan adalah vitamin D dari paparan sinar matahari.

Vitamin D membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Jika kadarnya  mencukupi, vitamin D dapat membantu mencegah peradangan dan beberapa penyakit autoimun.

Sebuah ulasan (2017) menunjukkan, vitamin D juga dapat membantu mencegah infeksi tertentu. Ketika menganalisis lebih dari 11.000 orang, para peneliti menemukan, mereka yang mengonsumsi suplemen vitamin D memiliki lebih sedikit infeksi saluran pernapasan.

Makanan sumber vitamin D, di antaranya ikan berlemak, seperti salmon dan mackerel, ikan haring dan sarden, minyak hati ikan kod, kuning telur, dan makanan yang diperkaya vitamin D, seperti susu sapi dan susu kedelai, juga sereal (periksa labelnya untuk mengetahui kandungan vitamin D-nya).

Jika kadar vitamin D rendah pada lansia, dokter mungkin merekomendasikan suplemen. (*)

Sumber:
Healthline

Foto:
Freepik.com

 

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.