REKOMENDASI 7 VAKSIN UNTUK LANSIA

REKOMENDASI 7 VAKSIN UNTUK LANSIA

Vaksinasi sangat aman dan dapat membantu mencegah lansia terkena penyakit serius. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum lansia mendapatkan vaksinasi apa pun.

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, imunisasi merupakan upaya pengebalan terhadap penyakit melalui pemberian vaksin. Vaksin mengurangi risiko tertular penyakit dengan memanfaatkan pertahanan alami tubuh untuk membangun perlindungan.

Seiring bertambahnya usia, dokter mungkin merekomendasikan imunisasi atau pemberian vaksin untuk membantu mencegah penyakit tertentu.

1. VAKSIN COVID-19

COVID-19 merupakan penyakit pernapasan yang menimbulkan gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. Lansia lebih mungkin terkena penyakit parah akibat COVID-19 daripada orang yang lebih muda. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan kematian.

Penelitian menunjukkan, vaksin COVID-19 mengurangi risiko terkena penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 ini. Vaksin ini juga dapat membantu mencegah sakit parah atau harus pergi ke rumah sakit jika orang tertular COVID-19.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan lansia selalu mendapatkan vaksin COVID-19 terkini, termasuk suntikan booster.

2. VAKSIN FLU

Flu atau  influenza  adalah virus yang dapat menyebabkan demam, menggigil, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, dan nyeri otot. Flu mudah menular dari orang ke orang. Virusnya juga berubah seiring waktu, yang berarti seseorang bisa tertular lagi.

Flu sangat serius jika menyerang paru-paru. Lansia berisiko lebih tinggi terkena komplikasi serius akibat flu, seperti pneumonia. Kabar baiknya, kecil kemungkinan untuk sakit parah atau dirawat di rumah sakit karena flu jika mendapatkan vaksin flu.

Vaksin flu sangat penting, terutama jika  mempunyai kondisi kesehatan kronis, seperti penyakit jantung atau diabetes.

Ada vaksin flu yang dirancang khusus untuk lansia. CDC merekomendasikan lansia 65 ke atas  menerima vaksin flu dosis tinggi atau vaksin flu tambahan. Vaksin-vaksin ini berpotensi lebih efektif dibandingkan vaksin flu standar untuk orang-orang dalam kelompok usia ini.

3. VAKSIN RSV

Respiratory syncytial virus (RSV) adalah virus umum yang biasanya menyebabkan gejala ringan seperti pilek. Namun, lansia berisiko lebih tinggi mengalami gejala parah jika terinfeksi RSV. Penyakit ini bisa sangat berbahaya bagi orang-orang yang memiliki penyakit kronis atau sistem kekebalan tubuh lemah.

Vaksin RSV akan melindungi lansia dari masalah kesehatan serius yang dapat terjadi akibat infeksi RSV. CDC merekomendasikan mereka yang berusia 60 ke atas untuk berbicara dengan dokter tentang perlu-tidaknya mendapatkan vaksin RSV.

4. VAKSIN PNEUMONIA

Penyakit pneumokokus adalah infeksi serius yang menyebar dari orang ke orang melalui udara. Penyakit ini sering menyebabkan pneumonia di paru-paru dan dapat menyerang bagian tubuh lain. Lansia berisiko lebih tinggi terkena sakit parah atau meninggal akibat penyakit pneumokokus.

CDC merekomendasikan semua orang berusia 65 ke atas mendapatkan vaksinasi pneumokokus. Vaksin ini membantu melindungi lansia dari infeksi serius, termasuk pneumonia. Ada beberapa bentuk vaksin pneumokokus, bicarakan dengan dokter mana yang tepat untuk lansia.

5. VAKSIN TETANUS, DIFTERI, DAN PERTUSIS

Tetanus, difteri, dan pertusis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dapat mengakibatkan komplikasi serius dan kematian.

  • Tetanus (kadang disebut lockjaw) disebabkan oleh bakteri yang ditemukan di tanah, debu, dan pupuk kandang. Bakteri bisa masuk ke tubuh melalui luka atau luka bakar yang dalam.
  • Difteri adalah penyakit serius yang dapat menyerang amandel, tenggorokan, hidung, atau kulit. Penyakit ini dapat menyebar dari orang ke orang.
  • Pertusis, juga dikenal sebagai batuk rejan, menyebabkan serangan batuk hebat yang tidak terkendali sehingga membuat sulit bernapas. Penyakit ini dapat menyebar dari orang ke orang.

Kebanyakan orang mendapatkan vaksinasi saat masih anak-anak. Seiring bertambahnya usia perlu suntikan booster agar tetap terlindungi dari penyakit ini. CDC merekomendasikan orang dewasa mendapatkan suntikan booster Tdap (tetanus, difteri, dan pertusis) atau Td (tetanus, difteri) setiap 10 tahun. Bicarakan dengan dokter.

6. VAKSIN HERPES ZOSTER

Herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama dengan cacar air. Seseorang yang terkena cacar air, virusnya masih ada di dalam tubuh. Seiring bertambahnya usia, virus dapat aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.

Herpes zoster memengaruhi saraf. Gejala umumnya meliputi rasa terbakar, nyeri menusuk, kesemutan, dan/atau gatal, serta ruam disertai lepuh berisi cairan. Ketika  ruamnya hilang, rasa sakitnya mungkin tetap ada. Ini disebut neuralgia pascaherpetik (PHN).

CDC merekomendasikan orang dewasa berusia 50 ke atas mendapatkan dua dosis vaksin herpes zoster dengan jarak 2—6 bulan, untuk mencegah herpes zoster dan komplikasi penyakit tersebut.

7. VAKSIN PERJALANAN

Vaksinasi perjalanan dibutuhkan jika lansia hendak bepergian ke negara lain. Tanyakan kepada dokter tentang vaksin ini, karena pemberian vaksin berdasarkan tujuan, rencana kegiatan, dan riwayat kesehatan. Untuk mendapatkan perlindungan terbaik, dapatkan vaksinasi setidaknya 4—6 minggu sebelum bepergian.

 

Ingat selalu untuk mengonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum lansia mendapatkan vaksin apa pun.

 

KEAMANAN DAN EFEK SAMPING VAKSIN

Sobat Muda Peduli Lansia, itulah 7 vaksin yang direkomendasikan untuk lansia. Vaksinasi sangat aman dan dapat membantu mencegah lansia terkena penyakit serius atau yang mengancam nyawa.

Efek samping paling umum dari semua vaksin tersebut bersifat ringan; mungkin berupa nyeri, bengkak, atau kemerahan di lokasi penyuntikan vaksin.

Namun, sebelum lansia mendapatkan vaksin apa pun, ingatlah selalu untuk membicarakannya  terlebih dahulu dengan dokter. Dokter perlu mengetahui riwayat kesehatan lansia, termasuk penyakit dan pengobatan sebelumnya, serta alergi apa pun.

Yang juga penting, buatlah catatan vaksinasi tentang jenis vaksin yang sudah diterima, tanggal diterimanya vaksin tersebut, serta (jika ada) efek sampingnya. (*)

Sumber:
National Institute on Aging

Foto:
Freepik.com

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.