LANSIA MINUM KOPI? CERMATI JUMLAH KAFEIN YANG TERKANDUNG DALAM KOPI

LANSIA MINUM KOPI? CERMATI JUMLAH KAFEIN YANG TERKANDUNG DALAM KOPI

Kafein merupakan unsur utama pada kopi yang menentukan toleransi atau intoleransi terhadap kopi. Sebagian besar lansia dapat menoleransi kopi dalam jumlah sedang, yaitu sekitar 5—10 gram bubuk kopi (mengandung 50—100 mg kafein). Pastikan lansia mengonsumsi kopi tidak berlebihan.

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, tiada hari tanpa minum kopi, sepertinya begitu bagi pecinta kopi, termasuk lansia. Apalagi, minum kopi juga memiliki manfaat bagi kesehatan.

Yang penting, asupannya jangan berlebihan. Selain itu, penting pula untuk mencermati kandungan kafeinnya, unsur utama pada kopi yang menentukan toleransi atau intoleransi terhadap kopi.

Apa itu kafein dan bagaimana cara kerjanya?

Kafein merupakan stimulan alami yang paling banyak ditemukan pada tanaman kopi, teh, dan kakao. Kafein bekerja dengan menstimulasi otak dan sistem saraf pusat, membantu orang tetap waspada dan mencegah timbulnya kelelahan.

Setelah dikonsumsi, kafein dengan cepat diserap dari usus ke dalam aliran darah, lalu berpindah ke hati dan dipecah menjadi senyawa yang dapat memengaruhi fungsi berbagai organ.

Kafein berfungsi dengan memblokir efek adenosin dalam tubuh. Biasanya, kadar adenosin menumpuk sepanjang hari, membuat orang jadi semakin lelah dan ingin tidur. Nah, kafein menyebabkan berkurangnya rasa lelah sehingga membantu orang tetap terjaga.

Beragam manfaat terhadap kesehatan.

Banyak penelitian membuktikan manfaat kafein terhadap kesehatan, di antaranya:

  • Minum antara 3–5 cangkir kopi per hari atau lebih dari 3 cangkir teh per hari dapat mengurangi risiko penyakit otak, seperti Alzheimer dan Parkinson sebesar 28–60%.
  • Risiko penyakit jantung 16–18% lebih rendah pada pria dan wanita yang minum antara 1–4 cangkir kopi setiap hari (menyediakan sekitar 100–400 mg kafein).
  • Minum 2–4 cangkir kopi atau teh hijau per hari dikaitkan dengan penurunan risiko stroke 14–20%.
  • Risiko depresi 13% lebih rendah. Terkait suasana hati, lebih banyak kafein belum tentu lebih baik. Sebuah penelitian menemukan, secangkir kopi kedua tidak memberikan manfaat lebih lanjut kecuali dikonsumsi setidaknya 8 jam setelah cangkir pertama.
  • Umur panjang. Minum kopi dapat menurunkan risiko kematian dini sebanyak 30%, terutama bagi wanita dan penderita diabetes.
  • Minum kopi secara teratur 4 cangkir per hari dapat mengurangi risiko terkena asam urat sebesar 40% pada pria dan 57% pada wanita.
  • Mengonsumsi 3 cangkir kopi sehari selama minimal 3 minggu dapat meningkatkan jumlah dan aktivitas bakteri menguntungkan usus.

Masih banyak lagi bukti tentang manfaat kopi terhadap kesehatan, termasuk mengurangi risiko kanker tertentu, diabetes, dan melindungi paru-paru.

Perlu diingat, kopi (dan teh) juga mengandung zat lain (selain kafein) yang bermanfaat bagi kesehatan. Beberapa manfaat yang tercantum di atas mungkin disebabkan oleh zat selain kafein.

Artkel lainnya: Kabar Baik Bagi Pecinta Kopi: Jantung lebih Sehat, Umur Lebih Panjang

Artikel lainnya: Secangkir Kopi di Pagi Hari Menjaga Kesehatan Paru-Paru 

Untuk lansia, cukup 5—10 gram bubuk kopi per hari.

Konsumsi kafein umumnya dianggap aman. Namun, perlu diperhatikan, kafein yang secara alami terdapat dalam kopi, teh, dan kakao, juga bisa ditemukan dalam banyak produk, terutama minuman ringan dan minuman energi berkafein. Hal ini membuat orang bisa mengonsumsi kafein terlalu banyak.

Perlu dicermati pula, kafein merupakan unsur utama pada kopi yang menentukan toleransi atau intoleransi terhadap kopi. Metabolisme kafein bergantung pada keadaan sistem enzimatik hati.

Pada orang yang kondisi hatinya sehat, sebagian besar kafein didegradasi oleh sistem enzimatik mikrosomal hati. Kafein sebagian besar terdegradasi menjadi zat paraxantin, sebagian menjadi teobromin dan teofilin, dan sejumlah kecil kafein yang tidak berubah diekskresikan melalui urine.

Nah, lansia dengan sistem enzimatik yang lemah tidak dapat menoleransi kopi dengan kafein. Disarankan mengonsumsi kopi tanpa kafein. Namun ingat, hanya jika perut dalam kondisi sehat. Pasalnya, baik kopi berkafein maupun tanpa kafein dapat menyebabkan heartburn.

Sebenarnya, kopi (juga teh) “tanpa kafein” bukan berarti benar-benar “bebas kafein”. Hanya saja, kandungan kafeinnya lebih sedikit daripada kopi atau teh biasa. Jadi, tetap ada kandungan kafeinnya. Itu sebab, mengonsumsi kopi tanpa kafein pun dapat menyebabkan heartburn bagi yang sensitif.

Sebagian besar lansia dapat menoleransi kopi dalam jumlah sedang, yaitu sekitar 5—10 gram bubuk kopi (mengandung 50—100 mg kafein).

Bagi orang dewasa yang sehat, baik Departemen Pertanian AS (USDA), Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA), maupun Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) menganggap asupan harian 400 mg kafein tergolong aman. Jumlahnya mencapai 2–4 cangkir kopi per hari.

Sobat Muda Peduli Lansia, selamat menikmati secangkir kopi hangat bersama lansia tercinta. Pastikan lansia mengonsumi kopi dalam jumlah sedang agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan. (*)

Artikel lainnya: Minum Kopi Berlebihan, Demensia Kemudian

Dampak mengonsumsi kafein secara berlebihan.

  • *  Beberapa efek samping yang terkait dengan asupan berlebih termasuk kecemasan, kegelisahan, gemetar, detak jantung tidak teratur, dan sulit tidur.
  • * Terlalu banyak kafein juga dapat menyebabkan sakit kepala, migrain, dan tekanan darah tinggi pada beberapa individu.
  • * Asupan kafein yang berlebihan juga menyebabkan mual dan sakit perut.
  • * Kafein juga dapat berinteraksi dengan beberapa obat. Obat-obatan tertentu juga  mengandung kafein. Bicarakan dengan dokter.
  • * Peminum berat kopi (6 cangkir atau lebih per hari) memiliki total volume otak yang lebih kecil dan berisiko tinggi terkena demensia dan Alzheimer.

 

Sumber:
www.fda.gov
www.healthline.com
pubmed.ncbi.nlm.nih.gov

Foto:
www.freepik.com

 

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.