MENGONTROL TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN 6 LANGKAH GAYA HIDUP INI

MENGONTROL TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN 6 LANGKAH GAYA HIDUP INI

Mengontrol tekanan darah lansia dapat membantu mencegah hipertensi atau menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia. Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk menurunkan tekanan darah lansia ke tingkat yang aman. Melakukan 6 langkah perubahan gaya hidup akan membantu mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi lansia.

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, mengontrol tekanan darah lansia sangat penting. Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi menjadi masalah kesehatan utama yang umum terjadi pada lansia.

Tekanan darah normal orang dewasa pada umumnya adalah 120/80. Angka pertama (120) adalah tekanan sistolik dan angka kedua (80) adalah tekanan diastolik. Dikatakan hipertensi atau tekanan darah tinggi bila angkanya mencapai 130/80 atau lebih.

Umumnya, lansia mengalami hipertensi sistolik terisolasi. Penyebabnya adalah pengerasan arteri utama yang berkaitan dengan usia. Hipertensi sistolik terisolasi ditunjukkan dengan angka 130 atau lebih untuk tekanan sistolik, sementara tekanan diastolik kurang dari 80.

Bila perlu, dokter akan meresepkan obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Untuk menurunkan dan mencegah tekanan darah tinggi juga memerlukan perubahan gaya hidup.

Sebaiknya lansia rutin berkonsultasi dengan dokter, apalagi jika memiliki kondisi medis lain, seperti diabetes atau jantung.

6 GAYA HIDUP MENCEGAH DAN MENURUNKAN HIPERTENSI

Mengontrol tekanan darah lansia dengan 6 langkah perubahan gaya hidup dapat membantu mencegah dan menurunkan hipertensi pada lansia.

1. Menjaga Berat Badan Sehat

Menjaga berat badan dalam kisaran normal adalah bagian penting dari penuaan yang sehat. Kelebihan berat badan pada usia berapa pun dapat meningkatkan kemungkinan berkembangnya masalah kesehatan.

Kelebihan berat badan pada lansia dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Selain juga berisiko  penyakit jantung, stroke, dan diabetes. Menurunkan berat badan atau mempertahankan berat badan yang sehat dapat membantu mengurangi risiko ini. Tanyakan kepada dokter, sejauh mana lansia perlu menurunkan berat badan.

Kisaran berat badan yang sehat untuk lansia berbeda dari kelompok usia lainnya. Itu sebab memerlukan konsultasi dengan dokter. Jangan sampai lansia malah kekurangan berat badan. Menjadi kurus juga memungkinkan munculnya masalah kesehatan, seperti osteoporosis dan anemia.

Selalu berbicara dengan dokter sebelum mencoba menurunkan atau menambah berat badan.

2. Melakukan Aktivitas Fisik Secara Teratur

Melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur dapat mencegah atau menunda banyak masalah kesehatan yang tampaknya datang seiring bertambahnya usia. Aktivitas fisik teratur juga membantu otot menjadi lebih kuat sehingga lansia dapat terus melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Jadi tidak perlu bergantung pada orang lain.

Durasi aktivitas fisik atau olahraga untuk lansia:

  • Sekitar 150 menit dalam seminggu untuk olahraga intensitas sedang, seperti jalan cepat atau berenang. Waktu yang 150 menit dapat dibagi, misalnya, 30 menit sehari, 5 hari seminggu.
  • Olahraga dengan intensitas berat, seperti joging dan lari, cukup 75 menit saja dalam seminggu.
  • Minimal 3 kali dalam seminggu melakukan olahraga keseimbangan, seperti berdiri dengan satu kaki.
  • Minimal 2 kali dalam seminggu melakukan aktivitas yang menguatkan otot.

Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai rencana olahraga.

3. Mengonsumsi Makanan Sehat

Makanlah makanan yang menyehatkan jantung. Diet seimbang sayuran, buah-buahan, biji-bijian, protein, susu, dan minyak. Diet ini dapat menurunkan tekanan darah.

Pernah dengar tentang DASH? Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) adalah pola makan yang fleksibel dan seimbang yang membantu menciptakan gaya makan yang menyehatkan jantung seumur hidup.

Pola makan DASH merekomendasikan makan sayur, buah, dan biji-bijian utuh. Juga produk susu bebas lemak atau rendah lemak, ikan, unggas, kacang-kacangan, dan minyak sayur.

Pola makan DASH membatasi makanan tinggi lemak jenuh, seperti daging berlemak, produk susu penuh lemak, dan minyak tropis, seperti minyak kelapa dan minyak sawit. Selain juga membatasi konsumsi gula dan minuman manis.

Pola makan DASH adalah juga diet rendah garam. Seiring bertambahnya usia, tubuh dan tekanan darah menjadi lebih sensitif terhadap garam (natrium). Garam ditambahkan ke banyak makanan selama pemrosesan atau persiapan. Dengan membatasi jumlah garam setiap hari dapat membantu menjaga tekanan darah normal.

4. Berhenti Merokok dan Konsumsi Alkohol

Merokok meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya. Manfaat kesehatan dari berhenti merokok dapat dilihat pada usia berapa pun. Bagi bukan perokok, jangan pernah mencoba untuk merokok, ya.

Minum alkohol juga dapat memengaruhi tekanan darah. Karena itu, berhentilah minum alkohol. Jikapun ingin, sebaiknya minum tidak lebih dari dua gelas sehari untuk pria dan dan tidak lebih dari satu gelas sehari untuk wanita. Dengan membatasi, apalagi berhenti minum alkohol, dapat menurunkan risiko tekanan darah tinggi.

5. Tidur Nyenyak

Dapatkan tidur malam yang nyenyak. Jika lansia tidur mendengkur atau terdengar seperti berhenti napas saat tidur, konsultasikan dengan dokter. Kemungkinan lansia mengalami sleep apnea. Kondisi ini menyebabkan tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Mengatasi sleep apnea dan tidur malam yang nyenyak dapat membantu menurunkan tekanan darah.

6. Kelola Stres

Mengatasi masalah dan mengurangi stres dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi.

Stres adalah reaksi fisik dan emosional yang dialami orang ketika menghadapi tantangan dalam hidup. Saat sedang stres, tubuh bereaksi dengan melepaskan hormon yang menghasilkan respons “melawan atau lari”. Detak jantung, laju pernapasan, dan tekanan darah naik, otot tegang, dan lebih banyak berkeringat.

Stres sesekali adalah mekanisme koping yang normal. Namun, stres jangka panjang atau stres kronis dapat berkontribusi atau memperburuk berbagai masalah kesehatan. Stres kronis telah dikaitkan dengan perkembangan beberapa penyakit seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker, penyakit autoimun, serta penyakit mental seperti depresi dan gangguan kecemasan.

Tidak ada obat untuk menyembuhkan stres. Beberapa orang menggunakan pendekatan psikologis dan fisik, seperti yoga, meditasi, atau teknik relaksasi, untuk melepaskan ketegangan dan melawan efek buruk dari stres.

 

Penelitian Menunjukkan Manfaat Mengendalikan Tekanan Darah Tinggi

Mencegah dan mengendalikan tekanan darah tinggi penting untuk kesehatan jantung dan juga bermanfaat bagi kesehatan otak. Studi SPRINT (Systolic Blood Pressure Intervention Trial) yang didanai NIH (National Institutes of Health) menemukan bahwa menurunkan tekanan darah sistolik hingga kurang dari 120 pada orang dewasa berusia 50 ke atas secara signifikan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan kematian. Hasil dari studi terkait menunjukkan bahwa menurunkan tekanan darah sistolik hingga kurang dari 120 mengurangi risiko gangguan kognitif ringan. Selain itu, analisis terhadap beberapa penelitian besar jangka panjang terhadap orang dewasa di atas 55 tahun menemukan bahwa mengobati tekanan darah tinggi dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer.

 

Sumber:
www.cdc.gov
www.nccih.nih.gov
www.nhlbi.nih.gov
www.nia.nih.gov
Foto:
www.freepik.com

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.