Seiring bertambahnya usia, kita dapat kehilangan sensasi sentuhan. Namun, penurunan kepekaan sentuhan hanya terjadi pada kulit yang tidak berbulu, menurut penelitian terbaru. Waspadai jika sampai terjadi mati rasa.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, sentuhan atau indra peraba berkaitan dengan kulit. Kulit kita mengandung jutaan ujung saraf yang memungkinkan kita merasakan berbagai tekstur dan sensasi, termasuk nyeri, hangat, dan dingin.
Sentuhan merupakan komponen penting dalam memberi dan menerima perawatan serta kenyamanan, baik dengan pasangan, anak-anak, orangtua, maupun hewan peliharaan.
Seiring bertambahnya usia,
kita dapat kehilangan sensasi sentuhan.
Berkurangnya jumlah ujung saraf di kulit secara bertahap dan hilangnya jaringan di bawah kulit dapat menurunkan sensitivitas kulit dan membuatnya lebih longgar serta kurang elastis.
Terkadang, berkurangnya aliran darah ke tangan, radang sendi, penyakit Parkinson, atau stroke ringan juga dapat menjadi faktor penyebab mati rasa.
Penurunan Kepekaan Sentuhan Hanya Terjadi pada Kulit yang Tidak Berbulu
Kabar baiknya, penelitian terbaru menunjukkan, kepekaan sentuhan yang menurun seiring bertambahnya usia, hanya terjadi pada kulit yang tidak berbulu. Tak demikian pada kulit berbulu, kepekaan sentuhan tertap bertahan, bahkan di usia tua.
Penelitian yang diterbitkan dalam Frontiers in Aging Neuroscience ini merekrut 96 relawan wanita kidal berusia antara 20—75 dan menguji sensitivitas kulit mereka di tiga area: ujung jari telunjuk kanan yang tidak berbulu, lengan bawah, dan pipi kanan.
Hasilnya menunjukkan, penurunan kepekaan sentuhan sepanjang umur pada jari telunjuk. Namun, pada pipi dan lengan bawah tidak ditemukan penurunan seperti itu.
Temuan ini tidak terduga, karena kulit yang tidak berbulu umumnya memiliki kepadatan mekanoreseptor yang lebih tinggi—yang menentukan kepekaan kita terhadap sentuhan—daripada kulit yang berbulu.
Para peneliti berspekulasi, pelestarian kepekaan sentuhan di lengan bawah dan pipi secara langsung disebabkan oleh keberadaan rambut. Rambut tidak hanya melindungi kulit, tetapi juga berfungsi sebagai antena untuk merasakan dan menafsirkan rangsangan eksternal yang bersentuhan dengan kulit.
Waspadai Sensasi Sentuhan yang Berkurang atau Hilang
Sentuhan merupakan indra yang penting bagi manusia. Indra peraba ini dapat membangun dan memperkuat hubungan timbal balik antara orangtua, anak, pasangan, maupun teman dan kerabat.
Sebagai salah satu bentuk komunikasi nonverbal, sentuhan dapat digunakan untuk mengomunikasikan berbagai emosi, seperti perhatian, kasih sayang, keakraban, dan empati.
Sentuhan menyebabkan otak dibanjiri oleh opioid alami, yaitu “hormon pengikat” (yang disebut oksitosin) dan neurotransmiter “pemberi rasa senang” (dopamin dan serotonin). Hal ini membuat kegembiraan memenuhi diri kita.
Sebaliknya, kurang sentuhan membuat kita melepaskan lebih banyak hormon stres kortisol, yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun dan denyut jantung serta tekanan darah meningkat. Orang yang kekurangan sentuhan dapat mengalami penyakit fisik.
Jika kita sama sekali tidak dapat merasakan sentuhan yang lembut dan menenangkan, dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan sedih.
Sensasi sentuhan yang berkurang atau hilang juga dapat menyebabkan kita tidak bisa merasakan, seperti nyeri, tekanan, panas, atau dingin yang ekstrem. Akibatnya, kita tidak bereaksi dengan tepat untuk mencegah cedera fisik.
Tips Menjaga Kesehatan Kulit dan Indra Peraba
- Tetap aktif untuk meningkatkan sirkulasi darah yang baik.
- Mengonsumsi makanan yang sehat secara seimbang.
- Tetap terhidrasi.
- Menjaga kulit tetap bersih dan lembap.
Sahabat Lansia, selalu bicarakan dengan dokter jika berkurangnya indra peraba memengaruhi kualitas hidupmu. (*)
Berikutnya: Tips Merawat Kulit Usia 60-an dan 70-an
Sebelumnya:
* USIA 70-AN: Indra Penciuman dan Perasa Saling Bekerja Sama, Menurunnya Kedua Indra Ini Berdampak pada Kesehatan
* USIA 70-AN: Kehilangan Pendengaran, Masalah Umum pada Lansia
* USIA 70-AN: Risiko Penyakit dan Kondisi Mata Meningkat Seiring Bertambahnya Usia
* USIA 70-AN: Apa yang Terjadi dengan Otak Kita? Kehilangan Ingatan Tidak Selalu Berarti Demensia
Sumber: News-Medical (2/7/2024), University Hospitals (30/5/2023)
Foto: Freepik