TIPS BERHENTI MEROKOK: 2. Temui Dokter

TIPS BERHENTI MEROKOK: 2. Temui Dokter

Rokok adalah candu yang membuat otak bergantung pada nikotin. Berhenti merokok berarti putus hubungan dengan nikotin. Ini bisa menimbulkan gejala tidak menyenangkan. Itu sebab diperlukan bantuan dokter.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, setelah menemukan alasan yang kuat untuk berhenti merokok, berikutnya yang perlu dilakukan adalah menemui dokter.

Berhenti merokok bukan sekadar membuang rokok, karena rokok adalah candu yang membuat otak bergantung pada nikotin. Tanpa nikotin, perokok akan mengalami gejala putus zat yang tidak menyenangkan. Itulah mengapa, perokok yang ingin berhenti merokok agar menemui dokter.

Dokter dapat membantu dengan informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk hidup bebas asap rokok. Dokter juga dapat membantu menyusun rencana berhenti merokok, menawarkan metode untuk mencegah kesalahan, atau menjelaskan pro dan kontra dari menghentikan nikotin.

Dokter dapat mendampingi selama perjalanan berhenti merokok dengan menjadwalkan kunjungan tindak lanjut atau mungkin panggilan telepon.

Pertimbangkan Terapi Pengganti Nikotin

Mereka yang mencoba berhenti merokok akan mengalami gejala putus zat yang tidak menyenangkan. Akibatnya, keinginan untuk “hanya sekali isapan saja” sulit sekali dilawan.

Gejala putus zat nikotin dapat meliputi:

  • keinginan yang kuat,
  • mual,
  • kesemutan pada tangan dan kaki,
  • insomnia,
  • perubahan suasana hati,
  • kesulitan berkonsentrasi.

Nah, NRT (nicotine replacement therapy) atau  terapi penggantian nikotin dapat membantu meringankan gejala putus zat nikotin tersebut.

NRT menyediakan nikotin tingkat rendah tanpa bahan kimia beracun lainnya dalam asap tembakau, berupa:

  • permen karet
  • koyo
  • semprotan
  • inhaler
  • permen pelega tenggorokan

Bicarakan dengan dokter tentang kemungkinan penggunaan NRT.

Obat-obatan Non-nikotin

Obat-obatan non-nikotin yang diresepkan dapat mengekang keinginan dan membuat merokok jadi kurang memuaskan saat mulai merokok lagi. Obat-obatan lain dapat meredakan gejala penghentian, seperti depresi atau masalah konsentrasi. Bicarakan dengan dokter.

Namun, obat-obatan hanya membantu mengatasi gejala putus zat, tetapi tidak membantu mengatasi kebiasaan atau mengelola stres atau emosi negatif. Pastikan mengikuti petunjuk pengobatan dengan benar dan menggabungkan obat-obatan dengan cara lain untuk berhenti merokok.

Pengobatan dan Konseling

Kombinasi pengobatan dan konseling memberikan tingkat keberhasilan tertinggi dan berhenti merokok untuk selamanya. Bicarakan dengan dokter.

CBT (cognitive behavioral therapy) atau terapi perilaku kognitif adalah metode konseling atau terapi bicara yang membantu orang mengubah kebiasaan tidak bermanfaat.

Sebuah penelitian (2008) mengamati 304 perokok dewasa yang menjalani CBT selama 20 minggu. Fokus perawatannya pada strategi untuk membantu mereka menghindari merokok. Hasilnya menunjukkan, pendekatan ini dapat membantu mendorong penghentian merokok jangka panjang.

Pada 2016, tim peneliti memulai uji klinis untuk melihat bagaimana intervensi perilaku kognitif memengaruhi orang dewasa berusia di atas 18 yang merokok setidaknya delapan batang sehari dan ingin berhenti.

Perawatan tersebut dikenal sebagai perawatan penghentian merokok perilaku kognitif dengan komponen aktivasi perilaku (SCBSCT-BA).

Pada 2019, tim tersebut melaporkan hasil jangka pendek dan menengah yang positif. Orang yang menjalani SCBSCT-BA mengalami tingkat depresi yang lebih rendah setelah berhenti merokok dan lebih mungkin untuk berhenti merokok setelah 3, 6, dan 12 bulan.

Sahabat Lansia, untuk dapat berhenti merokok, selain berkonsultasi dengan dokter, kita juga perlu meminta bantuan dan dukungan, terutama dari orang-orang terdekat, seperti keluarga dan sahabat. Mengapa? Jawabannya ada di sini, ya. (*)

Sumber: American Lung Association (31/5/2023; 28/9/2023; 7/6/2024); Medical News Today (25/5/2023); WebMD (11/10/2023); WHO (19/1/2024) — Foto: Freepik

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.