Kebanyakan penderita Covid-19 dapat sembuh di rumah. Namun, tak sedikit pula yang harus menjalani perawatan di rumah sakit, perawatan di unit perawatan intensif dan bantuan pernapasan.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, bagi sebagian orang, penyakit virus korona 2019 ini berisiko membuat mereka sakit parah dan bahkan mengancam jiwa. Covid-19 belum berakhir, siapa yang berisiko lebih tinggi mengalami sakit parah?
Kebanyakan penderita Covid-19 dapat sembuh di rumah. Mereka tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Namun, tak sedikit pula yang harus menjalani perawatan di unit perawatan intensif dan bantuan pernapasan. Bagi sebagian orang, Covid-19 yang parah dapat menyebabkan kematian.
Berikut ini mereka yang berisiko lebih tinggi mengalami sakit parah akibat Covid-19.
( Covid-19 Belum Berakhir, Virusnya Menyebar dari Orang ke Orang )
# Lansia 65 tahun ke atas.
Lebih dari 81% kematian akibat Covid-19 terjadi pada lansia di atas 65 tahun. Jumlah kematian di antara orang berusia di atas 65 tahun adalah 97 kali lebih tinggi daripada di antara orang berusia 18—29 tahun.
Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh kurang mampu membersihkan kuman. Selain itu, kondisi medis yang meningkatkan risiko Covid-19 yang parah juga lebih mungkin terjadi dengan bertambahnya usia.
( Covid-19 Belum Berakhir: Apa yang Harus Dilakukan agar Lansia Tetap Aman? )
Dari sisi usia, selain lansia, bayi di bawah 6 bulan juga memiliki risiko lebih tinggi dari rata-rata untuk terkena Covid-19 yang serius. Selain karena sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna, bayi di bawah 6 bulan tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Itu sebab, seperti halnya lansia 65 tahun ke atas, bayi kecil juga memiliki risiko tertinggi untuk memerlukan perawatan di rumah sakit lantaran Covid-19.
# Orang dengan kondisi medis tertentu.
Jika memiliki satu atau lebih kondisi medis berikut ini, seseorang berisiko lebih tinggi untuk sakit parah akibat Covid-19.
- Diabetes (tipe 1 atau tipe 2).
- Fibrosis kistik (kelainan genetik yang menyebabkan masalah pernapasan dan pencernaan).
- HIV/AIDS atau sistem kekebalan tubuh yang terganggu (lemah).
- Kanker
- Kelainan darah, seperti penyakit sel sabit dan talasemia.
- Kelebihan berat badan dan obesitas.
- Kondisi bawaan, seperti cerebral palsy atau sindrom Down.
- Kondisi kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan spektrum skizofrenia.
- Kondisi kronis yang memengaruhi paru-paru (termasuk asma), ginjal, hati, atau jantung.
- Kondisi neurologis, seperti demensia atau penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson
- Penyakit serebrovaskular, termasuk stroke.
- Penyandang disabilitas.
- Tuberkulosis (TB).
Penting dicatat, daftar ini tidak mencakup semua kondisi medis yang membuat seseorang berisiko lebih tinggi mengalami penyakit parah akibat Covid-19.
( Covid-19 Belum Berakhir, Cermati Gejalanya )
Kehamilan, telah menerima transplantasi organ padat atau transplantasi sel induk darah, dan gangguan penggunaan zat (seperti alkohol, opioid, atau kokain), juga meningkatkan risiko sakit parah akibat Covid-19.
Risiko sakit parah juga meningkat bagi orang-orang yang merokok atau pernah merokok dan kurang aktivitas fisik (aktif secara fisik sangat penting untuk menjaga kesehatan. (*)
Sumber:
CDC (6/1/2025)
Cleveland Clinic (28/2/2025)
Mayo Clinic (30/4/2024)
Foto:
Freepik

Dibangun oleh sejumlah orang muda dan calon lansia. Melalui dunialansia.com, kami mengajak seluruh orang muda untuk peduli lansia, sekaligus mempersiapkan diri menjadi lansia yang SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Rajin, Taat).




