Garam memang bikin masakan lebih sedap. Tapi kalau keasinan setiap hari bisa jadi bom waktu untuk otak kita. Konsumsi garam berlebihan bukan hanya soal tekanan darah, tapi juga bisa menyebabkan demensia.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, sepertinya hampir semua dari kita tahu bahwa terlalu banyak mengonsumsi yang asin-asin bisa bikin “darting” alias (tekanan) darah tinggi atau hipertensi. Faktanya, konsumsi garam berlebihan bukan hanya soal tekanan darah, tapi juga bisa menyebabkan demensia. Di sisi lain, hipertensi merupakan salah satu faktor risiko demensia.
Seiring berjalannya waktu, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di dalam dan menuju otak. Hal ini dapat mengganggu aliran darah ke otak dan menyebabkan demensia vaskular—salah satu jenis/penyebab demensia.
Demensia adalah istilah umum untuk kehilangan ingatan, bahasa, pemecahan masalah, dan kemampuan berpikir lainnya yang cukup parah hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Penyakit Alzheimer merupakan penyebab demensia paling umum pertama, sedangkan demensia vaskular adalah penyebab demensia paling umum kedua. Masih ada lagi penyebab/jenis demensia lainnya.
Yang mengejutkan, tanpa hipertensi pun, demensia dapat terjadi akibat konsumsi garam berlebihan. Studi ilmiah telah menunjukkan kaitan pola makan tinggi garam dengan kejadian demensia tanpa disertai hipertensi.
Tanpa hipertensi pun, demensia dapat terjadi akibat konsumsi garam berlebihan.
Konsumsi Garam Berlebihan, Demensia Kemudian
Para ilmuwan dari Weill Cornell Medicine menemukan, diet tinggi garam menyebabkan demensia pada tikus. Hasil penelitian mereka dipublikasikan di Nature Neuroscience (2018).
Penulis senior Dr. Costantino Iadecola, direktur Feil Family Brain and Mind Research Institute (BMRI) dan Profesor Neurologi Anne Parrish Titzell di Weill Cornell Medicine, mengatakan dalam rilis berita:
“Kami menemukan, tikus yang diberi makanan tinggi garam mengalami demensia bahkan ketika tekanan darah tidak naik. Hal ini mengejutkan, karena pada manusia, efek buruk garam pada kognisi dikaitkan dengan hipertensi.”
Hewan pengerat yang diberi makanan tinggi garam itu mengalami kesulitan pada tes pengenalan objek, tes labirin, dan pembuatan sarang yang merupakan aktivitas sehari-hari bagi tikus.
Untuk memahami mekanisme biologis yang menghubungkan asupan garam tinggi dengan demensia, para ilmuwan kemudian melakukan beberapa percobaan.
Kesimpulannya, pola makan tinggi garam dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif dengan menyebabkan kekurangan senyawa oksida nitrat—senyawa ini sangat penting untuk menjaga kesehatan pembuluh darah di otak.
Namun, dalam studi lanjutan yang diterbitkan di Nature (2019), para ilmuwan menyadari, keterbatasan aliran darah pada tikus tidak cukup parah untuk mencegah otak berfungsi dengan baik.
Mereka menemukan, yang menyebabkan demensia bukanlah kurangnya aliran darah, melainkan tau. Ketika kadar oksida nitrat terlalu rendah, perubahan kimia pada protein tau terjadi di otak, yang menyebabkan demensia. Akumulasi endapan tau telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit Alzheimer pada manusia.
Nah, masih mau makan yang asin-asin? Yuk, mulai kurangi asupan garam sejak sekarang demi tubuh dan otak yang sehat. (*)
Foto:
Freepik