Seiring bertambahnya usia, gangguan tidur menjadi lebih umum pada lansia. Ketahui tiga jenis gangguan tidur yang sering kali dialami lansia.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, gangguan tidur menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia. Ada tiga jenis gangguan tidur yang sering kali terjadi pada lansia.
Seperti kita ketahui, tidur malam yang baik penting bagi kesehatan mental dan fisik, kualitas hidup, dan keselamatan kita.
Sebaliknya, kurang tidur dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan dan memengaruhi cara kita berpikir, bereaksi, bekerja, belajar, serta bergaul dengan orang lain.
Banyak faktor yang membuat lansia tidak dapat tidur nyenyak, seperti penyakit, pengobatan, kesehatan mental, dan rasa sakit.
Lansia lebih mungkin mengonsumsi obat-obatan dan memiliki kondisi medis yang memengaruhi tidur.
Gangguan tidur juga menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia.
Ada 3 jenis gangguan tidur yang dapat dialami lansia, yaitu insomnia, sleep apnea, dan gangguan gerakan.
1 | INSOMNIA
Insomnia merupakan masalah tidur yang paling umum pada lansia 60 tahun ke atas.
Insomnia membuat lansia mengalami kesulitan untuk tertidur atau tetap tertidur setidaknya tiga malam dalam seminggu.
Insomnia dapat terjadi dalam jangka pendek, biasanya disebabkan oleh stres atau perubahan rutinitas.
Insomnia jangka panjang atau kronis berlangsung lebih dari tiga bulan dan tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh penyebab medis lainnya.
TIPS
* Menerapkan kebiasaan sehat sebelum tidur.
* Terapi perilaku kognitif (sejenis konseling) dapat membantu mengatasi insomnia.
* Obat tidur dapat membantu dalam jangka pendek, tetapi mengandung risiko dan tidak boleh digunakan dalam jangka panjang.
* Membuat catatan harian tidur selama beberapa minggu.
Catatlah kapan mulai tidur, kapan bangun di malam hari, dan kapan bangun di pagi hari. Catat juga, apakah mengonsumsi kafein atau alkohol dan apakah berolahraga hari itu.
Catatan harian tidur akan membantu mengidentifikasi pola untuk didiskusikan dengan dokter dan membantu diagnosis.
2 | SLEEP APNEA
Sleep apnea menyebabkan kita berhenti bernapas selama beberapa detik berulang kali saat tidur.
Otot tenggorokan dalam kondisi rileks saat tidur. Pada orang dengan sleep apnea, relaksasi otot ini menghalangi jalan napas mereka.
Mendengkur bisa menjadi tanda sleep apnea, tetapi tidak semua orang yang mendengkur mengalami sleep apnea.
TIPS
Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter. Sleep apnea yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk serangan jantung.
3 | GANGGUAN PERGERAKAN
Gangguan pergerakan membuat kita sulit tidur nyenyak.
* Sindrom kaki gelisah.
Sindrom ini terasa seperti ada sensasi geli, seperti merangkak, atau seperti tertusuk jarum di salah satu atau kedua kaki.
Sensasi ini memburuk di malam hari dan membaik saat bergerak. Pengobatan dengan suplemen zat besi atau obat-obatan biasanya membantu.
* Gangguan gerakan anggota tubuh secara berkala.
Kondisi ini menyebabkan penderitanya menggerakkan dan menendangkan kaki mereka setiap 20 hingga 40 detik saat tidur.
Obat-obatan, mandi air hangat, olahraga, dan relaksasi dapat membantu.
* Gangguan perilaku tidur REM.
Tubuh biasanya tetap diam selama tidur REM (rapid eye movement).
Tidur REM adalah saat mimpi biasanya terjadi, ketika aktivitas gelombang otak paling dekat dengan saat terjaga. Mimpi dapat membantu memproses emosi.
Orang dengan gangguan perilaku tidur REM dapat menggerakkan otot-otot mereka dan mewujudkan mimpi mereka. Hal ini mengganggu tidur dan dapat berbahaya.
Penanganannya meliputi lingkungan yang aman untuk mencegah cedera saat tidur, serta pengobatan atau suplemen melatonin.
TIPS
Jika merasa memiliki salah satu masalah gangguan pergerakan di atas, konsultasikan dengan dokter, ya.
Sahabat Lansia, mempraktikkan kebiasaan tidur yang lebih baik dan mendapatkan diagnosis serta pengobatan jika memiliki gangguan tidur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur kita. (*)
Sumber:
NIA (6/2/2025)
Foto:
Freepik