SUMBER PROTEIN TINGGI: Dari Telur Hingga Daging Merah

SUMBER PROTEIN TINGGI: Dari Telur Hingga Daging Merah

Kebutuhan protein dapat tercukupi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi. Telur, makanan laut, dan daging merupakan sumber protein tinggi.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, setelah usia 50, kita perlu memperhatikan kecukupan protein seiring bertambahnya usia. Kebutuhan protein dapat tercukupi dengan mengonsumsi makanan sumber protein tinggi, dari telur hingga daging merah.

Protein bukan hanya berguna untuk melindungi otot, tetapi juga membantu memperkuat kulit, meningkatkan pertahanan tubuh terhadap penyakit, serta menjaga pendengaran tetap tajam seiring bertambahnya usia.

Berapa banyak protein yang dibutuhkan? Lihat di sini.

Apa saja makanan sumber protein tinggi? Salah satunya bersumber dari makanan hewani. Berikut ini sumber protein tinggi: dari telur hingga daging merah.

# Telur

Telur utuh merupakan sumber protein yang baik yang mudah diserap. Telur juga merupakan sumber vitamin, mineral, lemak sehat, dan antioksidan yang sangat baik.

Selain itu, telur mengandung kolesterol. Bagi orang sehat, hal ini tidak masalah. Namun, jika menderita kolesterol tinggi, penyakit jantung, atau diabetes, tanyakan kepada dokter atau ahli gizi tentang telur.

Atau, makan saja putih telur. Meski putih telur hampir merupakan protein murni, telur utuh yang menyertakan kuning telur menyediakan lebih banyak nutrisi, termasuk vitamin, mineral, antioksidan, dan lemak sehat.

Sebutir telur besar dengan berat 50 gram mengandung protein 6,3 gram.

# Dada Ayam

Dada ayam merupakan pilihan yang sangat baik jika kita mencoba untuk meningkatkan asupan protein. Selain protein, ayam menyediakan berbagai vitamin B, ditambah mineral. seperti seng dan selenium.

Setengah bagian dada ayam yang beratnya 86 gram mengandung protein 26,7 gram.

# Dada Kalkun

Dada kalkun sebagian besar mengandung protein, dengan sedikit lemak dan kalori. Kalkun juga mengandung beberapa vitamin dan mineral, termasuk selenium, seng, dan vitamin B6 dan B12.

Satu porsi kalkun seberat 3 ons (85 gram) mengandung protein 25,6 gram.

# Ikan

Ikan merupakan sumber protein yang sangat baik. Ikan juga menyediakan beberapa vitamin dan mineral penting, seperti yodium, selenium, dan vitamin B12.

Orang yang banyak mengonsumsi ikan cenderung memiliki risiko lebih rendah terhadap kondisi kesehatan, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Ditambah lagi, ikan berlemak, seperti salmon dan herring, mengandung banyak lemak omega-3, yang memiliki manfaat besar bagi kesehatan kita secara keseluruhan, termasuk mendukung kesehatan jantung.

Semua jenis ikan mengandung banyak protein. Misalnya, setengah fillet salmon (124 gram) mengandung protein 30,5 gram, sedangkan fillet ikan kod (180 gram) mengandung protein 41 gram.

Dianjurkan mengonsumsi ikan sebanyak 4 ons (113,4 gram) dua kali seminggu.

# Kerang

Kerang, termasuk udang, tiram, remis, dan scallops merupakan sumber protein yang sangat baik. Ditambah lagi, kerang mengandung lemak sehat dan sejumlah vitamin-mineral, termasuk selenium, seng, vitamin B12, dan zat besi.

Satu porsi kerang seberat 3 ons (85 gram) yang dimasak menyediakan 21,8 gram protein, sedangkan satu porsi udang yang sama menyediakan protein 20,4 gram.

# Daging Merah

Daging merah merupakan sumber protein yang kaya. Daging merah juga kaya akan zat besi, seng, selenium, serta vitamin B12 dan B6 yang dapat diserap tubuh.

Daging merah dapat menjadi bagian dari pola makan sehat, tetapi sebaiknya batasi asupannya. Mengonsumsi daging merah dalam jumlah banyak telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena kondisi kesehatan tertentu, termasuk kanker kolorektal.

Jadi, kurangi konsumsi daging merah, perbanyak konsumsi protein nabati, ikan, dan unggas.

Satu porsi daging sapi tanpa lemak seberat 3 ons (85 g) menyediakan protein 24,6 gram. (*)

Artikel terkait: Sumber Protein Tinggi: Kacang-Kacangan dan Biji-Bijian

Sumber: Healthline (18/10/2023); WebMD (22/3/2024)
Foto: Freepik

 

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.