KANKER PARU-PARU: Benarkah Sudah Terlambat Bagi Perokok Untuk Berhenti?

KANKER PARU-PARU: Benarkah Sudah Terlambat Bagi Perokok Untuk Berhenti?

Ada anggapan bahwa tak guna berhenti merokok setelah bertahun-tahun menjadi perokok. Benarkah sudah terlambat bagi perokok untuk berhenti? Faktanya, tidak ada kata terlambat untuk berhenti. Bahkan, setelah didiagnosis kanker paru-paru!

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, merokok kerap dikaitkan dengan kanker paru-paru. Begitu pun sebaliknya, kanker paru-paru dikaitkan dengan kebiasaan merokok. Benarkah sudah terlambat bagi perokok untuk berhenti?

Memang, penyakit ini paling sering terjadi pada orang yang merokok, baik aktif maupun pasif. Namun, merokok bukan satu-satunya faktor risiko kanker paru-paru. Masih ada sejumlah faktor lainnya.

Hanya saja, dari semua faktor risiko, merokok merupakan faktor risiko pertama terjadinya kanker paru-paru. Jika perokok juga memiliki faktor risiko lainnya, maka risikonya semakin meningkat untuk terkena kanker paru-paru daripada yang bukan perokok.

Sayangnya, ada anggapan bahwa tak guna berhenti merokok setelah bertahun-tahun menjadi perokok.

Faktanya, tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok. 

Meski yang terbaik adalah berhenti merokok sedini mungkin, berhenti di usia berapa pun akan meningkatkan usia dan kualitas hidup seseorang.

Berhenti merokok memiliki manfaat yang hampir langsung. Sirkulasi darah akan membaik, paru-paru juga akan bekerja lebih baik. Risiko kanker paru-paru mulai menurun seiring waktu.

Sepuluh tahun setelah berhenti merokok, risiko meninggal karena kanker paru-paru  turun hingga 50% dibandingkan dengan orang yang terus merokok.

Manfaat Berhenti Merokok

Begitu berhenti merokok, tubuh mulai memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh merokok dan terus memperbaiki dirinya sendiri selama bertahun-tahun. Inilah manfaat kesehatan yang akan dialami dalam 20 menit hingga 15 tahun setelah berhenti merokok.

  • 20 menit setelah berhenti: Denyut jantung turun ke tingkat normal.
  • 12—24 jam setelah berhenti: Kadar karbon monoksida dalam darah turun ke tingkat normal dan risiko serangan jantung berkurang secara signifikan.
  • 2 minggu hingga 3 bulan setelah berhenti: Risiko terkena serangan jantung mulai menurun dan fungsi paru-paru mulai membaik.
  • 1—9 bulan setelah berhenti: Batuk dan sesak napas berkurang.
  • 1 tahun setelah berhenti: Risiko tambahan terkena penyakit jantung koroner adalah setengah dari seorang perokok.
  • 5—15 tahun setelah berhenti: Risiko terkena stroke berkurang seperti risiko orang yang bukan perokok. Risiko terkena kanker mulut, tenggorokan, atau kerongkongan adalah setengah dari seorang perokok.
  • 10 tahun setelah berhenti: Risiko meninggal akibat kanker paru-paru sekitar setengah dari seorang perokok; risiko terkena kanker kandung kemih adalah setengah dari seorang perokok; dan risiko terkena kanker serviks atau kanker laring, ginjal, atau pankreas menurun.
  • 15 tahun setelah berhenti: Risiko terkena penyakit jantung koroner sama dengan risiko orang yang bukan perokok.

Bahkan, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine, berhenti merokok setelah didiagnosis kanker paru-paru dapat membantu orang hidup lebih lama atau menunda kekambuhan kanker atau memburuknya penyakit.

Jadi? Tidak ada kata terlambat untuk berhenti merokok, ya, Sahabat Lansia! (*)

Sumber: American Lung Association (31/5/2023); WebMD (18/11/2022) — Foto: Freepik

 

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.