BUBUK PROTEIN: KETAHUI JENIS-JENISNYA DAN PERHATIKAN KEAMANANNYA

BUBUK PROTEIN: KETAHUI JENIS-JENISNYA DAN PERHATIKAN KEAMANANNYA

Kita dapat memperoleh protein dari berbagai sumber makanan utuh. Sumber lainnya adalah bubuk protein. Ketahui jenis-jenis bubuk protein dan pastikan keamanannya.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, mengonsumsi bubuk protein dapat membantu memenuhi kebutuhan protein harian kita. Ketahui jenis-jenisnya dan pastikan keamanannya.

Protein adalah salah satu dari tiga jenis makronutrien yang dibutuhkan tubuh agar dapat berfungsi dengan baik. Dua jenis makronutrien lainnya adalah karbohidrat dan lemak.

Kita dapat memperoleh protein dari berbagai sumber makanan, dari telur hingga daging merah, juga kacang-kacangan dan biji-bijian. Sumber protein lainnya adalah bubuk protein.

Banyak orang yang peduli kesehatan memiliki kekhawatiran tentang mendapatkan cukup protein. Oleh karena itu, mengonsumsi suplemen protein adalah cara populer untuk tetap mendapatkan cukup protein.

JENIS-JENIS BUBUK PROTEIN

Berikut ini jenis-jenis bubuk protein. Pilihlah sesuai kebutuhan

# Protein Whey

Protein whey berasal dari susu sapi perah dan mengandung semua asam amino esensial. Biasanya protein ini dicerna dengan cepat dan dapat bercampur dengan baik oleh banyak cairan.

# Protein Kasein

Protein kasein adalah protein lain dari susu sapi perah yang mengandung semua asam amino esensial. Namun, tidak seperti protein whey, protein kasein diserap lebih lambat. Fitur ini dapat bermanfaat bagi mereka yang ingin merasa kenyang dalam waktu lama setelah mengonsumsi bubuk protein. Namun, jika memiliki alergi terhadap kasein, pastikan untuk menghindari bubuk protein kasein.

# Protein Kacang Polong

Terbuat dari kacang polong kuning, protein kacang polong adalah bubuk protein ramah vegan yang mengandung semua asam amino esensial (meskipun rendah asam amino metionin). Bubuk protein ini juga mengandung serat serta berbagai vitamin dan mineral, termasuk zat besi.

# Protein Rami

Protein rami terbuat dari biji tanaman spesies Cannabis sativa, tetapi bebas dari THC-bahan kimia yang bertanggung jawab atas sebagian besar efek psikoaktif ganja.

Bubuk protein ini mengandung serat, asam lemak omega-3, mikronutrien, dan antioksidan.

Rami mengandung semua asam amino, tetapi penelitian masih beragam mengenai jumlah masing-masing asam amino dalam rami, berdasarkan studi (2022) di Plants.

# Protein Telur

Bubuk protein putih telur dibuat dengan membuang kuning telur, kemudian mengeringkan dan mempasteurisasi putihnya. Protein putih telur dianggap sebagai sumber protein berkualitas tinggi dan sangat mudah dicerna, menyediakan semua asam amino esensial.

# Protein Kedelai

Terbuat dari kedelai, pilihan bubuk protein yang populer ini serbaguna, ramah bagi para vegan, dan merupakan protein yang lengkap.

KEKURANGAN DARI BUBUK PROTEIN

Selain memiliki banyak kelebihan, bubuk protein juga ada kekurangannya. Yang pertama ialah potensi kontaminan.

Sebuah organisasi nirlaba bernama Clean Label Project menyelidiki kandungan 134 bubuk protein yang sangat laris. Hasilnya menunjukkan, 75% dari bubuk protein yang mereka uji mengandung beberapa tingkat timbel dan 55% dinyatakan positif mengandung BPA. Penelitian ini juga mendeteksi kadar merkuri, arsenik, dan kadmium.

Penting diketahui, bubuk protein diklasifikasikan sebagai suplemen sehingga tidak diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan seperti halnya makanan. Pengujian produk dilakukan oleh pihak ketiga, salah satunya National Sanitation Foundation (NSF). Pastikan terdapat logo NSF pada kemasan produk sebelum membelinya.

Selain potensi kontaminan, waspadai kemungkinan asupan protein berlebihan karena berpotensi menimbulkan masalah kesehatan, seperti kerusakan ginjal dan meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis.

Ketika orang meningkatkan asupan protein, mereka juga sering mengurangi asupan karbohidrat. Dampaknya, jadi merasa lesu dan tidak dapat fokus, juga dapat menyebabkan sembelit—lebih sedikit karbohidrat berarti lebih sedikit biji-bijian dan nutrisi, termasuk serat.

 

Tips Memilih Bubuk Protein

  • Sesuaikan dengan jenis diet yang dijalani, seperti rendah karbohidrat, nabati, atau bebas gluten.
  • Pertimbangkan tujuan yang ingin dicapai. Misal, ingin menambah massa dan kekuatan otot, dapat mencoba protein whey; ingin menambahkan serat ke dalam diet, pertimbangkan bubuk protein rami; atau, ingin meningkatkan kesehatan kulit, bisa menggunakan bubuk protein kolagen.
  • Sebaiknya pilih bubuk protein dengan sedikit atau tanpa tambahan gula dan tanpa pemanis buatan. Pertimbangkan yang menggunakan pemanis alami, seperti stevia atau buah monk.
  • Waspadai bahan tambahan berbahaya dalam bubuk protein. Sebuah ulasan (2020) di Toxicology Reports menjelaskan tentang studi Clean Label Project serta penelitian dari Consumer Reports yang juga menguji bubuk protein untuk mengetahui kandungannya—termasuk logam berat.
  • Sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, terlebih jika memiliki kondisi kesehatan tertentu, semisal sindrom iritasi usus besar (IBS).

Sahabat Lansia, sejatinya mengonsumsi makanan utuh adalah pilihan pertama untuk mencapai kesehatan yang optimal. Ada banyak makanan berprotein tinggi yang dapat membantu kita memenuhi kebutuhan protein.

Jikapun ingin memilih bubuk protein, pastikan produk tersebut berkualitas baik, telah teruji oleh pihak ketiga dengan kandungan gula yang minimal dan tidak mengandung zat tambahan berbahaya.

Jangan lupa, bubuk protein adalah suplemen makanan. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsinya. (*)

Sumber: EatingWell (7/6/2024; 11/7/2024)
Foto: Freepik

 

 

Sahabat Lansia, situs dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.