Asma setiap orang berbeda. Oleh karena itu, pengobatan asma bersifat individual, termasuk lansia. Namun, ada beberapa hal umum yang dapat dilakukan untuk mengelola asma.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, asma sering kali dimulai pada masa kanak-kanak, tetapi bisa juga didiagnosis saat dewasa. Banyak lansia dengan asma mengembangkannya saat dewasa.
Asma yang timbul pada orang dewasa disebut asma awitan dewasa (adult-onset asthma) atau asma yang timbul terlambat (late-onset asthma atau asma awitan lambat).
Gejala asma pada lansia sama dengan gejala asma yang terlihat pada kelompok usia lainnya. Namun, seiring bertambahnya usia terjadi beberapa perubahan gejala.
Asma yang terjadi pada lansia lebih berisiko karena lansia menghadapi tantangan yang unik. Meski belum ada obat yang dapat menyembuhkan asma, tetapi asma dapat dikendalikan.
Asma setiap orang berbeda. Oleh karena itu, pengobatan asma pada tiap-tiap penderita asma, termasuk lansia, bersifat individual. Namun, ada beberapa hal umum yang dapat dilakukan untuk mengelola asma.
-
Menghindari atau mengurangi pemicu asma.
Cari tahu apa saja hal-hal yang dapat memicu asma lansia untuk kemudian mengambil langkah-langkah mengelolanya.
Pemicu asma dapat meliputi:
- Infeksi saluran pernapasan akibat virus.
- Latihan/olahraga dan aktivitas fisik.
- Udara dingin dan kering.
- Perubahan suhu dan cuaca yang besar.
- Alergen, seperti bulu hewan peliharaan, tungau, debu, dan serbuk sari.
- Bau yang menyengat, iritasi, bahan kimia.
- Asap (api unggun, masakan, rokok, vaping).
- Obat-obatan.
- Polusi udara di dalam dan luar ruangan.
- Emosi yang kuat.
Setelah lansia mengetahui pemicunya, lansia dapat menghindarinya atau mengelolanya.
-
Minum obat asma sesuai resep.
Lansia mungkin perlu minum obat setiap hari, sesuai kebutuhan, atau keduanya. Hal ini bergantung pada tingkat keparahan asma yang dideritanya dan jenis obat yang lansia minum.
Beberapa obat asma berfungsi untuk mengendalikan (atau mencegah) peradangan (pembengkakan) di saluran udara. Obat asma lainnya berfungsi untuk “meredakan tekanan” pada saluran pernapasan dan untuk menghentikan gejala setelah gejala tersebut muncul.
-
Ikuti rencana tindakan asma.
Penting untuk mengetahui gejala asma serta kapan harus meminum obat. Minta dokter membantu lansia membuat rencana tindakan asma. Ingatlah untuk meninjau kembali rencana tersebut dengan dokter guna memastikannya efektif dan terkini.
-
Dapatkan bantuan untuk kondisi medis lainnya.
Adalah umum memiliki lebih dari satu kondisi medis jangka panjang seiring bertambahnya usia. Namun, beberapa kondisi medis lain yang terkait dengan asma, seperti OSA (obstructive sleep apnea) dan refluks asam lambung (GERD), dapat memperburuk gejala asma.
Beberapa dari kondisi ini mungkin memiliki gejala yang tumpang tindih. Misalnya, banyak gejala asma yang mirip dengan bronkitis kronis atau emfisema, yang merupakan jenis PPOK (penyakit paru obstruktif kronik). Ada kemungkinan juga untuk menderita asma dan PPOK secara bersamaan.
-
Hindari flu dan pilek.
Pilek dan flu adalah pemicu asma yang umum. Keduanya menular dari orang ke orang dengan mudah. Cara terbaik untuk menghindari tertular pilek/flu adalah dengan mendapatkan vaksin flu tahunan. Sekalipun masih mungkin dapat terkena flu setelah vaksinasi, kondisinya tidak terlalu parah.
Selain vaksin flu, dapatkan juga vaksin pneumonia dan vaksin virus corona. Bicarakan dengan dokter.
Penting pula mempraktekkan gaya hidup bersih untuk menurunkan risiko terkena (ataupun menularkan) pilek/flu atau infeksi dada lainnya, seperti:
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Saat batuk/bersin, menutup mulut dan hidung dengan tisu dan segera membuangnya ke tempat sampah. Jika tidak ada tisu, tutup mulut dan hidung dengan bagian dalam siku.
- Rutin membersihkan permukaan dan barang-barang di rumah yang sering digunakan, seperti gagang pintu, sakelar lampu, meja dapur, dan remote control.
Jika memungkinkan, hindari bertemu dengan teman/keluarga yang sedang sakit.
-
Mengenakan masker.
Penderita asma dapat memakai masker untuk waktu yang singkat. Jika dipakai dengan benar, masker tidak mengurangi suplai oksigen atau menyebabkan penumpukan karbon dioksida. Masker yang dipakai dengan benar justru dapat mengurangi penyebaran pilek dan flu.
Lansia dengan asma dapat memakai masker ketika bertemu seseorang yang berisiko tinggi terkena pilek, flu, dan infeksi saluran pernapasan lainnya, seperti COVID-19. Begitu pun ketika berada di toko, angkutan umum, atau di dalam ruangan dan tempat ramai lainnya.
-
Menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Menjaga kesehatan secara keseluruhan sangat penting agar asma dapat tetap terkendali. Apalagi lansia sering kali memiliki kondisi/penyakit medis lainnya dan kondisi/penyakit medis lain ini ada yang dapat memperburuk asma.
- Tetap aktif. Dengan tetap aktif akan membantu lansia menjaga ototnya tetap kuat dan membantu bernapas lebih efisien.
- Makan dengan baik. Mengonsumsi makanan yang tepat akan membantu lansia tetap bugar dan kuat serta membantu mencegah infeksi dada.
- Berhenti merokok. Merokok dapat memperburuk gejala asma. Jika lansia merokok, berhenti adalah hal terbaik yang dapat dilakukan demi kesehatan lansia.
- Menjaga kesehatan mental. Hidup dengan penyakit paru-paru terkadang sulit. Jadi, mengetahui apa yang harus dilakukan saat merasa cemas atau depresi adalah hal yang penting. (*)
Sumber:
AAFA
Asthma and Lung UK
Foto:
Freepik