Pada dasarnya, gejala asma pada lansia sama dengan gejala asma yang terlihat pada kelompok usia lainnya. Namun, seiring bertambahnya usia terjadi beberapa perubahan.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, pada dasarnya, gejala asma pada lansia sama dengan gejala asma yang terlihat pada kelompok usia lainnya.
Apa saja gejala asma yang paling umum?
Gejala asma yang paling umum adalah:
- Batuk
- Mengi (suara bersiul saat bernapas).
- Sesak napas.
- Dada terasa sesak.
Seseorang kemungkinan besar menderita asma jika gejalanya terus berulang, lebih buruk pada malam hari, atau terjadi ketika seseorang bereaksi terhadap suatu pemicu, seperti olahraga, cuaca, atau alergi.
Tanda dan gejala asma pada lansia meliputi:
- Sesak napas.
- Batuk
- Sesak atau nyeri dada.
- Mengi (bunyi siulan saat bernapas).
- Terbangun di malam hari karena gejala asma.
- Penurunan pembacaan peak flow meter (jika menggunakannya).
Namun, seiring bertambahnya usia, paru-paru kita menjadi lebih lemah dan sistem kekebalan tubuh juga membutuhkan waktu lebih lama untuk melawan infeksi. Akibatnya, terdapat beberapa perubahan gejala asma seiring bertambahnya usia.
Beberapa perubahan pada gejala asma seiring bertambahnya usia:
- Gejala mungkin terasa lebih sulit dikendalikan.
- Butuh waktu lebih lama untuk pulih dari pilek dan flu.
- Efek samping dari obat asma bisa lebih sulit dikendalikan.
- Kondisi lain yang menyertai asma juga lebih sering terjadi, misalnya refluks asam lambung dan rinitis.
Jangan Abaikan Sesak Napas
Jika lansia merasa lebih terengah-engah atau lebih sesak napas daripada biasanya saat menaiki tangga atau berjalan menanjak, segera temui dokter. Sesak napas bisa menjadi tanda bahwa asma tidak terkontrol dengan baik. Ini juga bisa menjadi tanda kondisi kesehatan lainnya.
TANTANGAN ASMA PADA LANSIA
Sahabat Lansia, asma yang terjadi pada lansia ternyata lebih berisiko karena lansia menghadapi tantangan yang unik.
Lansia memiliki lebih banyak gejala asma dan lebih berisiko meninggal dibandingkan orang yang lebih muda. Mereka juga cenderung tidak mendapatkan diagnosis dan pengobatan tepat yang mereka butuhkan. Mungkin mereka juga menghadapi masalah sosial ekonomi yang dapat memengaruhi pengelolaan asmanya.
Lansia juga dapat mengalami kesulitan menggunakan inhaler asma karena radang sendi yang dideritanya atau tidak mampu bernapas dengan cukup baik untuk mendapatkan obat dari inhaler. Dokter mungkin akan meresepkan nebulizer, yaitu mesin pernapasan yang mengubah obat asma menjadi kabut yang mudah dihirup. Nebulizer mungkin lebih mudah digunakan.
Tantangan yang dihadapi lansia ketika mengelola asma:
- Perubahan pada paru-paru yang menua.
- Berkurangnya kemampuan mental dan motorik.
- Ketakutan dan kebingungan tentang pengobatan.
- Biaya pengobatan.
- Pendapatan/penghasilan terbatas atau justru tidak memiliki penghasilan.
- Mengelola kondisi kesehatan kronis lainnya.
- Tidak termasuk dalam uji klinis (pengobatan mungkin tidak bekerja dengan baik untuk kelompok usia ini).
Lantas, apa yang harus dilakukan untuk menangani asma pada lansia? Jawabannya ada di sini. (*)
Sumber:
AAFA
Asthma and Lung UK
Foto:
Freepik