Banyak lansia dengan asma mengembangkannya saat dewasa dan wanita lebih mungkin terkena asma saat dewasa. Asma lebih sulit didiagnosis pada lansia sehingga bisa terjadi salah diagnosis.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, asma sering terjadi pada lansia 65 tahun ke atas dan lebih sulit didiagnosis. Beberapa lansia dengan asma sudah mengidapnya sejak kecil. Yang lain mengalami asma saat dewasa.
Asma merupakan penyakit kronis (jangka panjang) yang memengaruhi saluran pernapasan. Asma sering kali dimulai pada masa kanak-kanak, tetapi orang dewasa juga dapat mengembangkan asma.
Asma pada masa kanak-kanak bisa menghilang selama bertahun-tahun alias tidak menunjukkan gejala, tetapi kemudian muncul kembali. Hal ini terjadi karena anak-anak tidak benar-benar tumbuh dewasa dengan asma. Gejala asma dapat hilang atau berubah seiring waktu.
Meski seseorang dapat menderita asma pada usia berapa pun, banyak lansia dengan asma mengembangkannya saat dewasa. Dokter menyebutnya asma yang timbul pada orang dewasa (adult-onset asthma atau asma awitan dewasa) atau asma yang timbul terlambat (late-onset asthma atau asma awitan lambat).
Para ahli tidak mengetahui secara pasti penyebab asma awitan dewasa (adult-onset asthma) atau asma awitan lambat (late-onset asthma). Namun, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang berisiko lebih besar terkena asma awitan dewasa, yaitu:
- Hormon wanita. Ini salah satu alasan wanita lebih mungkin terkena asma saat dewasa daripada pria.
- Bekerja di lingkungan dengan banyak alergen, bahan kimia yang mengiritasi, dan partikel di udara (asma akibat kerja). Sekitar 1 dari 10 kasus asma yang menyerang orang dewasa disebabkan oleh pekerjaan.
- Merokok atau menggunakan vape dan perokok pasif.
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Memiliki penyakit refluks gastroesofagus (GERD).
ASMA PADA LANSIA LEBIH SULIT DIDIAGNOSIS
Untuk mendiagnosis asma pada lansia, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan riwayat keluarga, melakukan pemeriksaan fisik, dan juga tes fungsi paru-paru, jika memungkinkan.
Sayangnya, asma lebih sulit didiagnosis pada lansia karena lansia sering kali memiliki masalah kesehatan lain. Itu sebab, asma kurang terdiagnosis dan kurang ditangani pada kelompok usia ini. Perubahan pada paru-paru yang menua juga dapat memperburuk asma.
Masalah yang menyebabkan asma lebih sulit didiagnosis pada lansia meliputi:
- Kesulitan melakukan tes fungsi paru-paru.
- Obat-obatan untuk kondisi lain. Beberapa obat yang digunakan oleh lansia dapat menimbulkan efek samping yang menyebabkan gejala mirip asma atau malah memperburuk asma.
- Masalah kesehatan lainnya yang terkait usia yang dapat disalahartikan sebagai asma, seperti: penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penyakit paru-paru lainnya, gagal jantung kongestif, aritmia paroksismal (sejenis detak jantung tidak teratur), dan penyakit refluks asam lambung (GERD).
Itulah mengapa, kadang bisa terjadi salah diagnosis. Kalau sudah begitu, penanganannya juga tidak tepat. Misalnya, lansia yang sebetulnya mengalami asma justru didiagnosis PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) lantaran faktor usia dan adanya kemiripan gejala.
Bagaimana sebenarnya gejala asma pada lansia? Baca di sini, ya. Selain itu, asma yang terjadi pada lansia ternyata lebih berisiko karena lansia menghadapi tantangan yang unik. (*)
Sumber:
AAFA
Asthma and Lung UK
Foto:
Freepik