Ketika wanita memasuki usia akhir 40-an dan awal 50-an, risiko penyakit kardiovaskular pun meningkat. Menopause berkontribusi terhadap kesehatan jantung dan penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di kalangan perempuan.
Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, setiap 18 Oktober, kita memperingati Hari Menopause Sedunia. Bulan Oktober juga menjadi Bulan Menopause Sedunia.
Melansir dari IMS, Hari Menopause Sedunia bertujuan meningkatkan kesadaran akan menopause dan pilihan dukungan yang tersedia untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Adapun tema Hari Menopause Sedunia 2023 adalah Penyakit Kardiovaskular.
Saat memasuki usia akhir 40-an dan awal 50-an, ada hal lain yang terjadi pada wanita yang tidak dapat mereka lihat atau rasakan, dan bahkan mungkin tidak mereka ketahui, yaitu risiko penyakit kardiovaskular meningkat.
“Ketika perempuan mengalami transisi melalui menopause, mereka mengalami banyak perubahan,” kata Samar El Khoudary, profesor epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pittsburgh.
Mereka menghasilkan lebih sedikit estrogen. Mereka menumpuk lebih banyak lemak perut. Kelebihan lemak perut adalah bagian dari serangkaian gejala yang menjadi lebih umum setelah menopause.
Dikenal sebagai sindrom metabolik, kondisi ini terjadi ketika seseorang memiliki setidaknya tiga hal berikut:
- obesitas perut;
- trigliserida tinggi;
- kadar HDL (high-density lipoprotein) atau kolesterol “baik” yang rendah;
- tekanan darah tinggi; atau
- gula darah tinggi.
“Arteri mereka menjadi lebih rentan terhadap penyakit, semakin tebal dan kaku,” kata El Khoudary, ketua komite penulisan pernyataan ilmiah American Heart Association 2020 tentang bagaimana transisi menopause memengaruhi risiko penyakit kardiovaskular. Semua perubahan itu semakin cepat selama menopause.
MENOPAUSE BERKONTRIBUSI TERHADAP KESEHATAN JANTUNG
Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian bagi wanita di AS. Biasanya penyakit jantung berkembang beberapa tahun lebih lambat dibandingkan pria.
Menteri PPPA menyampaikan dalam pertemuan The 12th Bali Cardiology Update (BAC-UP), berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit yang menjadi penyebab utama kematian ibu.
Namun, sebagian besar perempuan tidak menyadari risiko penyakit jantung, yang lebih mungkin membunuh mereka dibandingkan semua bentuk kanker jika digabungkan.
Menurut survei AHA terbaru, kesadaran bahwa penyakit jantung adalah penyebab utama kematian di kalangan perempuan, sebenarnya menurun antara 2009 dan 2019, khususnya di kalangan perempuan berkulit hitam, Hispanik, dan lebih muda, yang menganggap pencegahan primer mungkin paling efektif.
Penurunan kesadaran ini terjadi ketika pengetahuan tentang risiko kardiovaskular pada perempuan meningkat, kata El Khoudary. “Selama dua dekade terakhir, kami telah belajar banyak tentang bagaimana menopause berkontribusi terhadap kesehatan jantung.”
Misalnya, hot flashes dan keringat malam yang berhubungan dengan menopause telah dikaitkan dengan risiko lebih besar terhadap tekanan darah tinggi dan faktor risiko kardiovaskular lainnya.
Penelitian juga menunjukkan depresi selama transisi menopause sangat terkait dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi.
Selain itu, wanita yang mengalami menopause alami di usia lanjut memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dan kematian.
Faktor-faktor yang dapat memengaruhi terjadinya menopause dini, antara lain kesehatan kardiovaskular yang buruk selama masa reproduksi, kebiasaan merokok, dan kemungkinan faktor genetik.
Artikel lainnya: Menopause Dini, Bagaimana Bisa Terjadi?
MENINGKATKAN AKTIVITAS FISIK
Dr. JoAnn Manson, chief of preventive medicine di Brigham and Women’s Hospital, mengatakan, perempuan akan mendapat manfaat dari upaya intensif pencegahan kardiovaskular pada tahun-tahun menjelang menopause. “Tahap kehidupan tersebut adalah jendela peluang untuk melakukan perubahan gaya hidup,” kata profesor kedokteran pada Harvard Medical School di Boston ini.
Manson juga ikut menulis pernyataan ilmiah AHA 2020 yang menyerukan para profesional layanan kesehatan untuk mempertimbangkan pendekatan berbasis pencegahan yang agresif bagi wanita usia paruh baya untuk mengurangi kemungkinan penyakit kardiovaskular di masa depan.
Penelitian menunjukkan cara paling efektif untuk mencegah penyakit jantung adalah dengan:
- tidak merokok,
- aktif secara fisik,
- mengonsumsi makanan yang sehat,
- menjaga berat badan yang sehat,
- cukup tidur,
- menjaga kolesterol, tekanan darah, dan kadar glukosa darah tetap terkendali.
Namun “sangat sedikit orang yang pandai mengikuti semua hal tersebut,” kata Manson.
Mungkin manfaat terbesar berasal dari peningkatan aktivitas fisik, tambahnya. “Ini adalah obat ajaib untuk kesehatan yang baik karena mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2 dan kanker, serta meningkatkan kesehatan tulang, pengendalian berat badan, tidur dan kesehatan mental.”
Namun, tidak banyak orang yang memenuhi pedoman federal untuk aktivitas fisik, yaitu setidaknya 150 menit per minggu untuk latihan aerobik intensitas sedang atau 75 menit per minggu untuk latihan aerobik berat, atau kombinasi keduanya.
Meskipun tidak ada kata terlambat untuk menambah atau menaikkan tingkat aktivitas fisik, Manson mengatakan, “semakin dini Anda melakukannya, semakin besar manfaat kesehatannya. Selain itu, mempertahankan kebiasaan baik lebih mudah daripada mengubah kebiasaan buruk.” (*)
Artikel lainnya: Hari Menopause Sedunia
Artikel lainnya: Gejala Nyeri Dada Tidak Selalu Menyertai Serangan Jantung Pada Wanita
Sumber:
American Heart Association
Foto:
Freepik.com