Perempuan dengan menopause dini berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan, seperti serangan dini osteoporosis dan penyakit jantung.
Dunialansia.com – Umumnya, perempuan akan mengalami menopause antara usia 45 dan 55, dengan usia rata-rata sekitar 51 tahun. Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi. Artinya, yang bersangkutan tidak mengalami haid/menstruasi lagi.
Jika menopause terjadi antara usia 41 dan 45, disebut menopause dini. Ada pula menopause yang terjadi sebelum usia 40, disebut menopause prematur. Sekitar satu persen perempuan mengalami menopause sebelum 40 tahun. Bahkan, sekitar satu dari 1.000 perempuan mencapai menopause sebelum usia 30.
Baik menopause dini ataupun prematur, dapat terjadi secara alami atau karena alasan medis. Satu-satunya perbedaan di antara mereka adalah usia terjadinya.
PENYEBAB MENOPAUSE DINI
Pada sebagian besar kasus (60%), tidak ditemukan penyebab menopause dini, disebut menopause dini idiopatik. Pada beberapa kasus, menopause dini/prematur disebabkan oleh operasi pengangkatan ovarium atau oleh perawatan medis, semisal, kemoterapi atau terapi radiasi panggul untuk kanker. Perawatan ini dapat merusak indung telur dan menyebabkan menstruasi berhenti selamanya atau hanya untuk sementara waktu.
Kemungkinan lain penyebabnya:
-
- Penyakit autoimun. Sekitar 10—30% perempuan yang memiliki penyakit autoimun seperti hipotiroidisme, penyakit Crohn, lupus eritematosus sistemik, atau rheumatoid arthritis, mengalami menopause dini.
- Kondisi genetik. Sekitar 5—30% perempuan dengan menopause dini memiliki riwayat keluarga menopause dini.
- Infeksi virus. Meski buktinya tidak meyakinkan, diperkirakan infeksi virus, seperti gondongan atau cytomegalovirus, dapat memicu menopause dini pada beberapa perempuan.
INI GEJALANYA
Gejala menopause dini/prematur sama dengan menopause pada usia biasa. Periode haid yang tidak teratur biasanya mendahului menopause. Gejala lainnya meliputi:
- Perubahan suasana hati (jadi lebih emosional, semisal mudah marah).
- Berkeringat di waktu malam.
- Gangguan tidur.
- Perubahan kognisi dan memori (susah konsentrasi dan mudah lupa).
- Hot flashes, yaitu perasaan hangat yang menyebar ke seluruh tubuh, paling sering dirasakan di daerah kepala dan leher.
- Berat badan bertambah atau berkurang.
- Masalah berkemih, seperti peningkatan frekuensi buang air kecil atau inkontinensia.
- Vagina kering akibat berkurangnya hormon estrogen.
- Sakit dan nyeri pada vagina saat berhubungan intim.
- Berkurangnya keinginan untuk berhubungan seks.
DAMPAK FISIK & EMOSIONAL
Perempuan dengan menopause dini memiliki masa hidup pascamenopause yang panjang. Artinya, mereka berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan, seperti serangan dini osteoporosis dan penyakit jantung. Terapi hormon yang dilakukan hingga mencapai usia menopause (sekitar 51 tahun) dapat mengurangi risiko serangan dini kedua penyakit ini, juga mengobati gejala menopause.
Menopause dini/prematur juga berdampak secara emosional. Ada beberapa masalah umum yang mungkin dihadapi perempuan dengan menopause dini. Di antaranya, kesedihan karena prospek tidak memiliki anak, takut menjadi tua sebelum waktunya, khawatir pasangan tidak akan menganggapnya menarik lagi secara seksual, dan masalah harga diri.
Konsultasikan ke dokter bila Anda mengalami gejala-gejala menopause dini/prematur. Bila diperlukan, konseling psikologis dapat membantu Anda menjalani hari-hari dengan lebih nyaman. (*)
DIAGNOSIS MENOPAUSE DINI
Menopause dini didiagnosis menggunakan sejumlah tes, meliputi:
- Riwayat kesehatan, riwayat keluarga, dan pemeriksaan medis.
- Pemeriksaan untuk menyingkirkan penyebab lain dari amenore (tidak menstruasi), seperti kehamilan, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan hormon lain, serta beberapa penyakit pada sistem reproduksi
- Pemeriksaan terhadap kondisi lain yang terkait dengan menopause dini, seperti penyakit autoimun.
- Tes genetik untuk memeriksa keberadaan kondisi genetik yang terkait dengan menopause dini.
- Tes darah untuk memeriksa kadar hormon.
Sumber:
Better Health Channel
medicinenet.com
womenshealth.gov
Foto:
freepik.com