Banyak penelitian menunjukkan, hampir 76% dari kasus penurunan otak dipengaruhi oleh gaya hidup yang buruk dan faktor lingkungan sekitar.
dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, jika Anda sering kali “lupa ingatan”, sebaiknya jangan dianggap remeh. Pasalnya, demensia—yang oleh awam kerap diartikan sebagai kepikunan—juga bisa menyerang orang muda, lo.
Demensia merupakan kemunduran fungsi otak yang menyebabkan penurunan progresif dalam kemampuan berpikir, bernalar, berkomunikasi, dan mengingat. Young Onset Dementia (YOD) atau Working Onset Dementia (WOD) adalah istilah yang digunakan untuk mereka yang mengalami demensia sebelum usia 65.
Duh, jangan sampai kita mengalami YOD/WOD, ya, Sobat Muda. Apalagi demensia sesungguhnya bisa dicegah, sehingga kita bisa terhindar dari demesia bukan hanya selagi muda, melainkan juga di saat lansia.
Ubah Gaya Hidup
Memang, sih, tidak ada cara pasti untuk mencegah demensia. Namun, mengubah gaya hidup sedini mungkin dapat membantu menurunkan risiko terkena demensia. Banyak penelitian menunjukkan, hampir 76% dari kasus penurunan otak dipengaruhi oleh gaya hidup yang buruk dan faktor lingkungan sekitar.
Nah, inilah beberapa hal yang perlu kita lakukan:
1. Rutin Berolahraga
Olahraga bukan hanya membuat badan sehat, tetapi juga dapat membuat demensia menjauh. Pasalnya, olahraga juga memengaruhi fungsi otak kita. Itu sebab, para ahli kesehatan menganjurkan kita berolahraga minimal 30 menit setiap hari. Intensitas olahraga yang ideal ditandai dengan napas yang sedikit terengah-engah, tetapi masih tetap bisa mengobrol santai.
2. Melatih Otak
Meski sudah rutin berolahraga, kita juga tetap perlu untuk melatih otak guna semakin meningkatkan kemampuan otak. Caranya mudah saja, kok. Lakukan saja permainan asah otak, seperti: menyusun pasel, main kartu, mengisi TTS, dll. Bisa juga dengan cara mempelajari bahasa baru.
3. Berhenti Merokok
Kita semua tahu bahaya merokok bagi kesehatan, salah satunya, dapat merusak pembuluh darah. Apalagi perokok aktif memiliki 30% risiko terkena demensia ketimbang bukan perokok. Karena itu, berhentilah merokok!
4. Beralih ke Pola Makan Sehat
Terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak, tinggi garam, dan gula dapat memengaruhi pembuluh darah dan otak sehingga memicu demensia. Jadi, batasi konsumsi tiga jenis makanan itu, ya. Biasakan mengonsumsi karbohidrat kompleks, seperti gandum dan biji-bijian utuh, nasih merah, kentang, jagung, dan ubi.
Protein (daging tanpa lemak, ikan, telur dan lemak baik (salmon, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun) juga penting. Perbanyak sayur dan buah-buahan, juga makanan yang mengandung omega 3. Yang juga penting batasi konsumsi miras (minuman keras), karena, kelebihan miras terkait dengan kerusakan jaringan otak pemicu gejala demensia.
Dengan menjalani pola makan sehat, berat badan pun akan terjaga. Kita bukan hanya dapat terhindar dari risiko demensia, juga risiko gangguan kesehatan lainnya, semisal hipertensi, diabetes, jantung, dan stroke.
5. Tidur Cukup
Kualitas tidur yang buruk meningkatkan produksi protein “sampah” beta-amiloid di otak yang terkait dengan perkembangan gejala demensia dan Alzheimer. Tidur nyenyak terutama diperlukan untuk membuang racun otak dan pembentukan ingatan yang lebih kuat. Pada umumnya orang dewasa membutuhkan setidaknya 8 jam tidur setiap malam.
6. Bersosialisasi
Memiliki kelompok sosial yang suportif dapat membantu mencegah demensia, selain juga mencegah terjadinya depresi. Selain bergabung dalam WAG keluarga besar dan teman-teman, juga melakukan pertemuan rutin dengan mereka, kita pun bisa mencoba bersosialisasi dengan kenalan baru melalui volunteering atau menjadi anggota dari sejumlah komunitas. (*)
Sumber:
YoungDementia UK
National Geographic Indonesia
Hello Sehat
Foto:
freepik.com