Kedua minuman ini sama-sama populer, juga sama-sama memiliki keistimewaan. Banyak penelitian tentang kopi menemukan beragam manfaat kesehatan dari rutin minum kopi. Bagaimana dengan teh? Mana yang lebih baik di antara keduanya? Yuk, temukan jawabannya di sini.
Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, manakah yang kamu konsumsi dari dua jenis minuman ini: teh atau kopi?
Dulu, kopi biasanya dikonsumi oleh orang tua, terutama para bapak, sekarang kopi sudah menjadi bagian dari gaya hidup orang muda dan tetap disukai orang tua.
Teh, meski gaungnya tidak sekencang kopi, merupakan minuman terpopuler kedua setelah air putih. Sebagian orang memilih teh sebagai minuman pengganti air putih setelah makan berat.
Banyak penelitian tentang kopi menemukan beragam manfaat kesehatan dari rutin minum kopi. Di antaranya, melindungi paru-paru, mengurangi risiko penyakit jantung dan penyakit otak, hingga panjang umur.
Bagaimana dengan Teh?
Ternyata, teh juga membuat hidup jadi lebih sehat dan lebih lama. Melansir dari situs AARP (18/10/2022), teh juga melindungi kesehatan jantung dan membuat peminum teh hidup lebih lama.
Manfaat lainnya yang ditemukan adalah menurunkan risiko diabetes, membantu membakar lebih banyak kalori dan lemak, membantu pulih dari stres lebih cepat, menjaga tulang tetap kuat, dan mencegah kanker tertentu.
TEH MENGANDUNG 4 STIMULAN
Teh mengandung 4 zat yang memiliki efek merangsang otak. Salah satunya yang paling terkenal adalah kafein, stimulan yang juga bisa kita dapatkan dari kopi, minuman ringan, dan minuman energi.
Selain itu, teh mengandung dua zat yang berhubungan dengan kafein, yaitu teobromin dan teofilin. Terakhir, teh menyediakan asam amino unik, disebut L-theanine, yang memiliki beberapa efek menarik pada otak.
Kafein
Sumber kafein terbesar adalah kopi, selain juga salah satu sumber antioksidan terbesar dalam pola makan orang Barat. Kopi telah dikaitkan dengan berbagai manfaat kesehatan.
Teh merupakan sumber kafein moderat yang dikonsumsi di seluruh dunia, bergantung pada jenisnya.
Kafein merangsang sistem saraf pusat, meningkatkan kewaspadaan, dan mengurangi rasa kantuk.
Perbedaan utama kafein dalam kopi dan teh adalah jumlahnya. Kafein dalam teh jauh lebih sedikit. Secangkir kopi 5 ons menyediakan 90–150 mg kafein, sedangkan secangkir teh dengan ukuran yang sama menyediakan 20–50 mg.
Jumlah 5 ons itu adalah ukuran secangkir kopi atau teh milik lansia. Orang dewasa umumnya minum dari cangkir kopi yang dapat menampung 15 ons atau 3 kali lipat kandungan kafeinnya.
Kafein bekerja dengan memblokir adenosin di otak, suatu neurotransmitter penghambat yang menyebabkan kantuk. Karena teh mengandung kafein lebih sedikit dibandingkan kopi, maka efek stimulasinya pun kurang kuat.
Teofilin dan Teobromin
Teofilin dan teobromin keduanya terkait dengan kafein dan termasuk dalam kelas senyawa organik yang disebut xantin. Keduanya memiliki beberapa efek fisiologis pada tubuh.
Teofilin melemaskan otot polos di saluran napas, membuat pernapasan lebih mudah sekaligus menstimulasi laju dan kekuatan kontraksi jantung.
Teobromin juga dapat merangsang jantung, tetapi memiliki efek diuretik ringan dan meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh, sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah.
Namun, jumlah zat-zat ini dalam secangkir teh sangat kecil, sehingga efek bersihnya terhadap tubuh mungkin dapat diabaikan.
Sebagian kafein dimetabolisme menjadi teofilin dan teobromin, sehingga setiap kali mengonsumsi kafein, secara tak langsung akan meningkatkan kadar kedua metabolit kafein tersebut.
L-theanine
Stimulan terakhir ini yang paling menarik. L-theanine adalah jenis asam amino unik, terutama ditemukan pada tanaman teh (Camellia sinensis).
Seperti kafein, teofilin, dan teobromin, L-theanine dapat masuk ke otak dengan melewati sawar darah-otak.
L-theanine meningkatkan pembentukan gelombang otak yang disebut gelombang alfa, yang berhubungan dengan relaksasi kewaspadaan. L-theanine juga dapat memengaruhi neurotransmiter di otak.
Beberapa penelitian menunjukkan, L-theanine, terutama bila dikombinasikan dengan kafein, dapat meningkatkan fungsi otak.
Nah, Sobat Muda Peduli Lansia, apakah sudah menentukan pilihan? Pada dasanya, baik teh maupun kopi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pastinya, teh bisa menjadi minuman alternatif bagi mereka yang sensitif terhadap jumlah kafein yang lebih tinggi dalam kopi.
Selamat menikmati secangkir teh hangat bersama lansia tercinta.
Sumber:
www.aarp.org
www.healthline.com
Foto:
www.freepik.com