Mendapati lansia terjatuh tentulah menimbulkan rasa cemas. Hal ini wajar. Kita khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya pascajatuh. Lakukan 5 langkah ini setelah lansia terjatuh untuk mengurangi kemungkinan terjatuh lagi.
Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, cemas dan panik, itu yang terjadi ketika kita mendapati oma-opa atau orangtua kita yang lansia terjatuh. Kita khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya pascajatuh.
Bagaimana kita dapat memastikan mereka baik-baik saja? Apa yang dapat kita lakukan agar mereka dapat tinggal di rumah dengan aman dan mencegah mereka jatuh lagi?
Meski tidak ada jawaban yang pasti untuk semua, ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk mengurangi kemungkinan oma-opa atau orangtua lansia mengalami kecelakaan lagi. Kita dapat melakukan 5 langkah ini setelah lansia terjatuh.
1. Lakukan pemeriksaan medis untuk menemukan akar penyebab jatuh.
Satu dari lima jatuh menyebabkan cedera serius, seperti patah tulang pinggul atau cedera kepala.
Meskipun merawat cedera jelas merupakan prioritas pertama, langkah penting berikutnya adalah mengatur pemeriksaan dengan dokter atau ahli geriatri, dokter yang berspesialisasi dalam merawat lansia. Tujuannya untuk menentukan akar penyebabnya sehingga dapat mencegah terjadinya jatuh di masa mendatang.
Ada sejumlah kondisi medis kronis yang dikaitkan dengan jatuh, seperti: radang sendi, penyakit Parkinson, diabetes, dan neuropati (kerusakan saraf yang biasanya menyebabkan mati rasa pada tungkai atau kaki).
Faktor lainnya adalah penglihatan tidak jelas, masalah telinga bagian dalam yang dapat menyebabkan vertigo, serta hipotensi ortostatik (tekanan darah turun dengan cepat saat berdiri).
Selain itu, anemia, masalah tiroid, dehidrasi, dan inkontinensia (yang dapat menyebabkan seringnya pergi ke kamar mandi) juga bisa menimbulkan masalah.
Beberapa lansia bahkan menderita “sindrom kelemahan”, yang mengacu pada hilangnya otot, stamina, dan kebugaran secara keseluruhan. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko jatuh.
Sering kali, beberapa masalah yang tumpang tindih berkontribusi pada kecenderungan lansia untuk jatuh. Karena itu, penting untuk mengidentifikasinya sebanyak mungkin.
Dokter harus melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk penilaian gaya berjalan dan keseimbangan. Alzheimer dan penyakit lain yang menyebabkan demensia dapat menimbulkan perubahan gaya berjalan atau berdampak pada keseimbangan atau keterampilan motorik.
Dokter juga harus mengevaluasi keterampilan kognitif lansia dengan menggunakan alat penilaian khusus. Pemeriksaan dengan alat ini harus dilakukan oleh profesional medis terlatih.
2. Periksa kembali obat-obatan yang lansia minum untuk mengetahui kemungkinan efek sampingnya yang dapat menyebabkan jatuh.
Efek samping obat, seperti pusing, secara langsung dapat menyebabkan jatuhnya lansia. Ketahui apa saja obat-obatan yang selama ini lansia minum dan apa efek sampingnya. Anda bisa meminta bantuan dokter atau apoteker untuk mengetahui kegunaan dan efek samping obat-obatan tersebut.
Polifarmasi atau minum banyak obat pada waktu bersamaan atau penggunaan terlalu banyak jenis obat, berkaitan dengan masalah mobilitas. Sebanyak 23% lansia minum lima atau lebih obat per hari. Polifarmasi meningkatkan risiko reaksi obat yang merugikan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan jatuh.
Meninjau kembali obat-obatan yang lansia minum, juga bertujuan untuk menentukan apakah semua obat tersebut memang dibutuhkan dan apakah dosisnya perlu disesuaikan kembali. Bicarakan hal itu dengan dokter lansia Anda. Termasuk juga tentang cara mengurangi efek samping obat, seperti pusing, mengantuk, dan perubahan tekanan darah yang tiba-tiba.
3. Dorong oma-opa atau orangtua lansia untuk melakukan tindakan mencegah jatuh.
Rencana tindakan yang tepat untuk mencegah jatuh akan bervariasi dari orang ke orang. Berikut beberapa langkah proaktif yang dapat diambil.
- Dorong oma-opa atau orangtua lansia Anda menggunakan tongkat, alat bantu jalan, atau alat bantu pendukung lainnya.
- Ajak mereka bekerja sama dengan ahli terapi fisik atau okupasi untuk meningkatkan keseimbangan, kekuatan otot, dan daya tahan mereka.
- Pastikan kacamata dan alat bantu dengar lansia yang diresepkan adalah yang terbaik dan tepat guna alias sesuai dengan yang dibutuhkan lansia Anda.
- Pertimbangkan untuk membelikan lansia Anda perangkat ortotik pergelangan kaki. Perangkat ini adalah penyangga yang dirancang untuk membantu menjaga keseimbangan yang lebih baik dan menstabilkan postur tubuh.
- Daftarkan lansia Anda dalam program olahraga untuk lansia, seperti tai chi atau yoga, yang menekankan keseimbangan. Penelitian menunjukkan, lansia yang berolahraga lebih kecil kemungkinannya untuk jatuh.
- Bila mungkin, pekerjakan pengasuh lansia sehingga orang tua Anda tidak perlu berjalan-jalan sendirian.
- Modifikasi rumah lansia dengan pegangan tangan atau palang pegangan agar lansia dapat berkeliling dengan aman.
4. Pekerjakan seorang profesional untuk melakukan evaluasi keamanan rumah.
Diperkirakan enam dari 10 jatuh terjadi di rumah. Jika memungkinkan, sebaiknya pekerjakan seorang profesional untuk melakukan evaluasi keamanan menyeluruh terhadap tempat tinggal lansia.
Jika Anda memutuskan untuk melakukan evaluasi sendiri, hal utama yang harus diperhatikan yaitu: pastikan ada pegangan tangan yang cukup, pencahayaan yang memadai, dan tidak ada karpet atau tali/kabel yang membuat lansia mudah tersandung.
Penting juga untuk meminimalkan kekacauan (terutama di lantai dan di sekitar tangga), gunakan keset antislip di kamar mandi, dan tambahkan pegangan jika perlu, seperti di dekat toilet dan shower.
Mungkin perlu juga mengatur ulang tata letak beberapa furnitur agar lansia lebih mudah bergerak di sekitar rumah.
5. Bantu lansia melewati rasa takut jatuh.
Pengalaman jatuh bisa membuat lansia menjadi sangat takut jatuh, sehingga akhirnya lansia jadi kurang bergerak. Padahal, dengan membatasi aktivitas, lambat-laun akan menurunkan kekuatan, daya tahan, dan kemandirian lansia, yang pada gilirannya juatru akan meningkatkan risiko jatuh berikutnya.
Bantu lansia Anda untuk melewati rasa takutnya dengan membangun kepercayaan diri dan kekuatannya. Caranya dengan mengajak lansia melakukan beberapa tindakan mencegah jatuh. Misal, mendaftarkannya dalam program olahraga untuk lansia, seperti tai chi atau yoga. Juga, mendorongnya untuk menggunakan tongkat, alat bantu jalan, atau alat bantu pendukung lainnya.
Jika lansia Anda sangat ketakutan, sejenis terapi bicara yang disebut terapi perilaku kognitif (CBT = Cognitive Behavioral Therapy) dapat membantu. Penelitian menunjukkan bahwa CBT efektif dalam mengurangi rasa takut jatuh dan meningkatkan keseimbangan pada lansia. Anda dapat minta rekomendasi profesional CBT pada dokter yang biasa merawat lansia Anda. (*)
Sumber:
dailycaring.com
Foto:
freepik.com