TAKUT JATUH JANGAN SAMPAI MENJADI PENGHALANG BAGI LANSIA UNTUK TETAP AKTIF

TAKUT JATUH JANGAN SAMPAI MENJADI PENGHALANG BAGI LANSIA UNTUK TETAP AKTIF

Risiko jatuh dan masalah terkait jatuh memang meningkat seiring usia bertambah. Kabar baiknya, ada cara sederhana untuk mencegah sebagian besar jatuh.

Dunialansia.com – Takut jatuh, boleh jadi menghantui lansia, termasuk mereka yang belum pernah mengalami jatuh. Kita pun yang merawat si lansia, juga tak kalah khawatirnya. Kendati demikian, jangan biarkan rasa takut jatuh membuat kita jadi membatasi ruang gerak orangtua kita yang lansia/oma-opa. Justru rasa takut harus diatasi agar lansia dapat tetap aktif, menjaga kesehatan fisik, dan bahkan mencegah jatuh di masa depan. Melakukan hal-hal seperti berkumpul dengan teman, berkebun, berjalan-jalan, atau pergi ke pusat lansia setempat membantu lansia tetap sehat.

PENYEBAB DAN FAKTOR RISIKO TERJATUH

Banyak hal yang dapat menyebabkan jatuh. Penglihatan, pendengaran, dan refleks lansia tidak lagi setajam ketika masih muda. Diabetes, penyakit jantung, atau masalah dengan tiroid, saraf, kaki, atau pembuluh darah dapat memengaruhi keseimbangan lansia. Beberapa obat dapat menyebabkan pusing atau mengantuk, membuat lansia lebih mungkin untuk jatuh. Penyebab lainnya termasuk bahaya keamanan di lingkungan rumah atau masyarakat.

Para ilmuwan telah menghubungkan beberapa faktor risiko pribadi untuk jatuh, termasuk kelemahan otot, masalah dengan keseimbangan dan gaya berjalan, serta  tekanan darah yang turun terlalu banyak ketika lansia bangun dari berbaring atau duduk (disebut hipotensi postural). Masalah kaki yang menyebabkan rasa sakit dan alas kaki yang tidak aman, seperti sepatu backless atau sepatu hak tinggi, juga dapat meningkatkan risiko jatuh.

Kebingungan terkadang juga dapat menyebabkan jatuh. Terbangun di lingkungan yang tidak dikenal, misalnya, membuat lansia merasa tak yakin di mana dirinya berada. Pada kondisi ini, tunggu sampai pikiran benar-benar jernih atau sampai seseorang datang membantu sebelum mencoba untuk bangun dan berjalan-jalan.

Beberapa obat dapat meningkatkan risiko seseorang jatuh karena menyebabkan efek samping seperti pusing atau kebingungan. Semakin banyak obat yang diminum, semakin besar kemungkinan untuk jatuh.

MENCEGAH JATUH

Sebagai orang yang sehari-hari merawat orangtua yang lansia/oma-opa, kita perlu memerhatikan hal-hal berikut untuk mencegah jatuh pada lansia.

  • Lansia harus tetap aktif secara fisik. Rencanakan program latihan yang tepat untuk oma-opa/orangtua kita yang lansia.  Olahraga teratur meningkatkan otot dan membuatnya lebih kuat. Ini juga membantu menjaga sendi, tendon, dan ligamen jadi fleksibel. Aktivitas menahan beban ringan, seperti berjalan atau menaiki tangga, dapat memperlambat pengeroposan tulang akibat osteoporosis.
  • Periksakan mata dan pendengarannya. Bahkan, perubahan kecil dalam penglihatan dan pendengaran dapat menyebabkan jatuh. Saat mendapatkan kacamata atau lensa kontak baru, luangkan waktu untuk membiasakan diri dengan benda tersebut. Ingatkan untuk selalu mengenakan kacamata atau lensa kontak saat membutuhkannya. Jika memiliki alat bantu dengar, pastikan alat itu pas dan digunakan olehnya.
  • Cari tahu tentang efek samping dari obat apa pun yang diminumnya. Jika obat membuat mengantuk atau pusing, beri tahu dokter.
  • Tidur yang cukup. Jika mengantuk, kemungkinan besar akan jatuh.
  • Batasi konsumsi alkohol. Bahkan sejumlah kecil alkohol dapat memengaruhi keseimbangan dan refleks lansia. Studi menunjukkan, tingkat patah tulang pinggul pada lansia meningkat dengan penggunaan alkohol.
  • Berdiri perlahan. Bangun terlalu cepat dapat menyebabkan tekanan darah turun, sehingga bisa membuatnya merasa goyah. Periksa tekanan darahnya saat berbaring dan berdiri.
  • Gunakan alat bantu jika lansia membutuhkan bantuan agar merasa stabil saat berjalan. Penggunaan tongkat dan alat bantu jalan yang tepat dapat mencegah jatuh. Jika dokter memberi tahu untuk menggunakan tongkat atau alat bantu jalan, pastikan ukurannya tepat dan roda berputar dengan lancar. Ini penting ketika lansia berjalan di area yang tidak dikenal dengan baik atau jalan setapaknya tidak rata. Terapis fisik atau okupasi dapat membantu lansia memutuskan perangkat mana yang mungkin berguna dan mengajarkan cara menggunakannya dengan aman.
  • Berhati-hatilah saat berjalan di permukaan yang basah atau dingin, karena bisa sangat licin!
  • Kenakan sepatu antiselip, bersol karet, bertumit rendah, atau sepatu bertali dengan sol antiselip yang sepenuhnya menopang kaki. Penting agar solnya tidak terlalu tipis atau terlalu tebal. Jangan berjalan di tangga atau lantai dengan kaus kaki atau sepatu dan sandal dengan sol halus.
  • Selalu beri tahu dokter jika lansia jatuh, sekalipun  tidak terluka saat jatuh. Jatuh dapat mengingatkan dokter tentang masalah medis baru atau masalah dengan obat-obatan atau penglihatan yang dapat diperbaiki. Dokter mungkin menyarankan terapi fisik, alat bantu jalan, atau langkah-langkah lain untuk membantu mencegah jatuh di masa depan. (*)

 

APA YANG HARUS DILAKUKAN JIKA LANSIA JATUH?
Bisa terjadi, saat lansia terjatuh, tidak ada seorang pun di dekatnya. Untuk itu, ajarkan langkah-langkah berikut kepada orangtua yang lansia/oma-opa.

  • Saat jatuh, pasti mengejutkan dan menjengkelkan. Tetaplah berusaha untuk tenang.
  • Ambil beberapa napas dalam-dalam untuk mencoba rileks. Tetap diam di lantai/tanah selama beberapa saat. Ini akan membantu mengatasi kejutan jatuh.
  • Sebelum bangun, perhatikan apakah ada luka atau tidak. Bangun terlalu cepat atau dengan cara yang salah dapat memperburuk cedera.
  • Jika bisa bangun dengan aman tanpa bantuan, bergulinglah ke samping. Istirahat lagi sementara tubuh dan tekanan darah menyesuaikan. Kemudian, perlahan bangun dengan tangan dan lutut, lalu merangkak ke kursi yang kokoh.
  • Letakkan tangan di kursi dan geser satu kaki ke depan sehingga rata di lantai. Jaga agar kaki lainnya tetap ditekuk sehingga lutut berada di lantai. Dari posisi berlutut ini, perlahan-lahan bangkit dan putar tubuh untuk duduk di kursi.
  • Jika terluka atau tidak dapat bangun sendiri, mintalah bantuan seseorang atau hubungi RS/Klinik terdekat. Inilah pentingnya selalu membawa ponsel atau telepon portabel saat bergerak di sekitar rumah untuk mempermudah lansia menelepon seseorang jika memerlukan bantuan. (*)

 

Sumber:
National Institute on Aging (nia.nih.gov)
Foto:
Freepik.com

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.