Studi: GANTI LEMAK HEWANI dengan LEMAK NABATI untuk HIDUP LEBIH LAMA

Studi: GANTI LEMAK HEWANI dengan LEMAK NABATI untuk HIDUP LEBIH LAMA

Penelitian baru menemukan, lemak dari produk susu dan telur paling berbahaya. Ganti dengan lemak dari biji-bijian dan minyak sayur yang menawarkan peningkatan umur panjang terbesar.

Dunialansia.com – Sahabat Lansia, satu lagi kunci umur panjang, yaitu mengonsumsi lebih banyak lemak makanan dari tumbuhan, bukan hewan. Ganti lemak hewani dengan lemak nabati untuk hidup lebih lama, kata studi.

Para peneliti mengikuti lebih dari 400.000 lansia selama lebih dari dua dekade, dimulai saat mereka berusia rata-rata 61 tahun.

Selama periode penelitian, sekitar 185.000 orang meninggal. Hampir 59.000 dari kematian tersebut disebabkan oleh penyakit jantung.

Secara kesuluruhan, temuan yang dipublikasikan dalam JAMA Internal Medicine ini menunjukkan:

# Peserta yang mengonsumsi lemak nabati paling banyak dalam pola makan mereka, memiliki kemungkinan 9% lebih rendah untuk meninggal selama studi dan 16% lebih kecil untuk meninggal karena penyebab yang terkait dengan penyakit jantung selama penelitian.

# Peserta dengan asupan lemak hewani tertinggi dalam pola makan mereka, memiliki kemungkinan 16% lebih besar untuk meninggal karena semua penyebab dan 14% lebih besar untuk meninggal karena penyebab kardiovaskular.

 

KAITAN LEMAK NABATI DENGAN RISIKO KEMATIAN DINI

Ada beberapa alasan lemak nabati berkaitan dengan risiko kematian dini yang lebih rendah.

⬥ Jika seseorang mengonsumsi lemak nabati dalam persentase lebih tinggi, mereka juga mengonsumsi makanan nabati dalam proporsi lebih tinggi dibandingkan makanan hewani.

Hal ini sejalan dengan pedoman diet dari American Heart Association yang menekankan biji-bijian utuh, buah-buahan, dan sayuran, serta menyarankan pembatasan konsumsi protein hewani, terutama daging merah dan olahan.

⬥ Lemak nabati adalah lemak tak jenuh. Rasio lemak tak jenuh terhadap lemak jenuh yang lebih tinggi terkait dengan peningkatan metabolisme lipid dan regulasi kolesterol yang lebih baik.

 

LEMAK DARI BIJI-BIJIAN DAN LEMAK DARI MINYAK SAYUR

Saat peneliti mengamati jenis lemak tertentu, mereka menemukan dua jenis lemak nabati tertentu—lemak dari biji-bijian dan lemak dari minyak sayur—tampaknya memiliki manfaat umur panjang terbesar.

# Peserta yang mengonsumsi paling banyak lemak dari biji-bijian memiliki kemungkinan:

  • 8% lebih rendah untuk meninggal karena semua penyebab selama penelitian.
  • 14% lebih rendah untuk meninggal, terutama karena penyebab kardiovaskular.

# Peserta yang mendapatkan paling banyak lemak dari minyak sayur memiliki kemungkinan:

  • 12% lebih kecil untuk meninggal karena semua penyebab.
  • 15% lebih kecil untuk meninggal, terutama karena penyebab kardiovaskular.

 

LEMAK HEWANI

Beberapa lemak hewani tertentu menonjol dalam penelitian karena kaitannya yang lebih kuat dengan kematian dini.

# Lemak Susu
Peserta dengan konsumsi lemak susu tertinggi memiliki kemungkinan 9% lebih besar untuk meninggal karena semua penyebab dan 7% lebih besar untuk meninggal karena penyebab kardiovaskular.

# Lemak Telur
Peserta dengan asupan lemak telur tertinggi memiliki kemungkinan 13% lebih besar untuk meninggal karena semua penyebab dan 16% lebih besar untuk meninggal karena penyebab kardiovaskular selama periode penelitian.

Beberapa sumber lemak hewani lainnya, seperti daging merah, tampaknya juga terkait dengan peningkatan risiko kematian dini. Namun, hubungannya terlalu kecil—ada kemungkinan hubungan tersebut terjadi secara kebetulan.

 

JADI?

Sahabat Lansia, yang terbaik tentunya mengurangi asupan lemak hewani dalam pola makan kita. Sebaliknya, meningkatkan konsumsi makanan nabati utuh, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan dan biji-bijian, kacang polong, dan minyak nabati yang sehat.

Jikapun masih ingin mengonsumsi makanan berbasis hewani, pilihlah yang rendah lemak dan diproses secara minimal, serta produk susu rendah lemak, saran ahli. (*)

 

Sumber:
Everyday Health (12/8/2024)

Foto:
Freepik

 

 

Sahabat Lansia, dunialansia.com bukan merupakan praktik konsultasi medis, diagnosis, ataupun pengobatan. Informasi di situs web ini tidak boleh digunakan sebagai pengganti konsultasi atau saran medis profesional. Bila Sahabat Lansia memiliki masalah kesehatan atau penyakit tertentu atau kebutuhan medis yang spesifik, konsultasikan dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan profesional.
Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.