Meski human metapneumovirus (HMPV) tidak membahayakan, lansia usia di atas 65 lebih berisiko terhadap komplikasi jika terinfeksi. Kenali gejalanya.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, kasus human metapneumovirus (HMPV) telah ditemukan di Indonesia. Sangat penting untuk mengetahui seluk-beluk infeksi virus pernapasan yang satu ini. Meski tidak membahayakan, kelompok tertentu rentan terhadap komplikasi akibat infeksi virus. Salah satunya, lansia usia di atas 65.
Human metapneumovirus (HMPV) merupakan penyebab utama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Seringnya menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas, tetapi terkadang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan bawah, seperti pneumonia, kambuhnya asma, atau memperburuk penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Siapa pun dapat terinfeksi HMPV. Namun, kelompok tertentu berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah jika terinfeksi.
Kelompok Risiko Tinggi
- Kelompok usia kurang dari 5 tahun (terutama bayi prematur) atau lebih dari 65 tahun.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah—akibat kondisi, seperti HIV, kanker, atau gangguan autoimun, atau akibat obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh.
- Menderita asma atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Cara Penularan dan Penyebaran HMPV
HMPV paling sering menular dan menyebar dari orang ke orang ketika melakukan kontak dekat/langsung dengan seseorang yang terinfeksi virus ini.
Penularan terjadi melalui droplet pernapasan. Ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, maka droplet atau tetesan/percikan/cipratan liur yang mengandung virus dapat terhirup oleh orang lain.
Kontak pribadi yang dekat, seperti berpelukan atau berciuman, juga meningkatkan risiko penularan.
Penularan/penyebaran HMPV juga terjadi jika seseorang menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi, lalu diikuti dengan menyentuh mulut, hidung, atau matanya sendiri.
Begitu pula jika seseorang menyentuh permukaan atau benda-benda yang terkontaminasi virus, seperti telepon, gagang pintu, keyboard, atau mainan, lalu diikuti dengan menyentuh wajah atau mulut, hidung, dan matanya sendiri.
Gejala HMPV Mirip dengan Flu Biasa
Human metapneumovirus (HMPV) paling sering menyebabkan gejala yang mirip dengan flu biasa, meliputi:
- Batuk
- Hidung berair atau tersumbat.
- Sakit tenggorokan.
- Demam
Pada kasus yang parah, gejalanya mungkin:
- Mengi
- Kesulitan bernapas.
- Serangan asma.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya infeksi saluran pernapasan bawah sekunder, seperti bronkiolitis, bronkitis, atau pneumonia, yang memerlukan perawatan medis tambahan.
Komplikasi HMPV
Komplikasinya bisa serius dan membutuhkan perawatan di rumah sakit, meliputi:
- Bronkiolitis
- Bronkitis
- Radang paru-paru.
- Kambuhnya asma atau PPOK.
- Infeksi telinga (otitis media).
Saat Tepat ke Dokter dan Pengobatan
Tidak ada obat antivirus yang dapat mengobati human metapneumovirus (HMPV). Namun, jangan khawatir.
Umumnya tidak perlu sampai ke dokter, kok. Ini karena gejala HMPV biasanya ringan dan akan hilang dengan sendirinya. Jadi, cukup hanya dengan perawatan suportif di rumah untuk gejalanya.
Namun, jika gejalanya memburuk atau menjadi parah, segera temui dokter. Begitu pun dengan mereka yang berisiko lebih tinggi terhadap komplikasi jika terinfeksi.
Periksakan ke dokter jika:
- Memiliki gejala infeksi saluran pernapasan dan kondisi mendasar yang menyebabkan berisiko tinggi terkena penyakit parah.
- Gejalanya tidak membaik dalam beberapa hari atau jika mengalami demam yang berlangsung lebih dari tiga hari.
Segera pergi ke UGD atau cari pertolongan medis jika memiliki gejala penyakit parah, termasuk:
- Demam tinggi (lebih dari 40 derajat Celsius).
- Kesulitan bernapas.
- Kulit, bibir, atau kuku kebiruan (sianosis).
- Memburuknya kondisi kesehatan lainnya
Sumber:
American Lung Association (30/10/2024)
Cleveland Clinic (20/6/2023)
Foto:
Freepik