Tak sedikit mitos seputar demensia yang beredar. Bagaimana faktanya?
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, banyak orang menganggap demensia adalah bagian dari penuaan normal. Bisa jadi anggapan ini muncul lantaran penderita demensia umumnya lansia. Bagaimana yang sebenarnya? Berikut ini sejumlah mitos seputar demensia disertai faktanya.
MITOS #1: Demensia adalah penyakit yang berkaitan dengan otak.
FAKTA: Demensia bukanlah penyakit.
Demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan kemampuan berpikir dan mengingat yang telah menurun hingga yang bersangkutan mengalami masalah dalam aktivitas sehari-hari.
National Institute on Aging (NIA) mendefinisikan demensia sebagai hilangnya fungsi kognitif—berpikir, mengingat, dan bernalar—serta kemampuan perilaku sedemikian rupa sehingga mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari-hari seseorang.
Lebih dari 100 kondisi dapat menyebabkan demensia, yang paling umum adalah penyakit Alzheimer.
MITOS #2: Demensia adalah bagian dari penuaan normal, sehingga hanya lansia yang terkena demensia.
FAKTA: Demensia bukanlah bagian dari penuaan normal. Siapa pun dapat didiagnosis menderita demensia.
Demensia hanya lebih umum terjadi seiring bertambahnya usia—seperti halnya penyakit jantung, stroke, dan kanker. Namun, tidak semua lansia akan mengalami demensia. Di sisi lain, demensia dapat memengaruhi orang dewasa yang lebih muda dalam kasus yang jarang terjadi.
Beberapa ilmuwan memperkirakan, pada orang berusia 30—64 terdapat 38—260 orang dari 100.000 (setara dengan 0,038—0,26 persen) mengalami demensia dini. Pada kelompok usia 55—64, angka ini meningkat menjadi hampir 420 orang dari 100.000 orang atau 0,4%.
MITOS #3: Demensia sama dengan penyakit Alzheimer.
FAKTA: Penyakit Alzheimer merupakan salah satu jenis demensia yang paling umum.
Penyakit Alzheimer mencakup 60—80 persen dari semua kasus demensia. Jenis demensia lainnya termasuk demensia frontotemporal (FTD), demensia vaskular, demensia campuran, dan demensia tubuh Lewy.
MITOS #4: Demensia hanya tentang mudah lupa.
FAKTA: Demensia bukan hanya tentang melupakan sesuatu.
Mengutip Alzheimer’s Society, demensia bukanlah bagian normal dari penuaan dan bukan hanya tentang melupakan sesuatu. Demensia adalah sekumpulan gejala yang disebabkan oleh berbagai penyakit yang merusak otak.
Gejala demensia makin parah seiring waktu dan meliputi:
- hilang ingatan
- kebingungan dan membutuhkan bantuan dengan tugas sehari-hari
- masalah dengan bahasa dan pemahaman
- perubahan perilaku.
MITOS #5: Semua orang dengan demensia menjadi agresif.
FAKTA: Tidak semua penderita demensia menunjukkan perilaku agresif.
Dalam beberapa kasus, penderita demensia mungkin merasa semakin sulit untuk memahami dunia di sekitar mereka. Kebingungan ini dapat membuat frustrasi dan beberapa orang mungkin merespons emosi dengan cara marah. Namun, hal ini tidak terjadi pada semua orang.
Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 215 orang dengan demensia, 41% partisipan mengalami agresi selama 2 tahun penelitian. Ketika mereka melihat faktor-faktor yang meningkatkan risiko mengembangkan agresi, para peneliti mengidentifikasi dua faktor utama, yaitu rasa sakit fisik dan kualitas hubungan yang rendah antara orang tersebut dan pengasuhnya.
Sumber: Dementia Australia (28/8/2024), Harvard Health (1/11/2022), Medical News Today (21/9/2020)
Foto: Freepik