Ketahui faktanya agar tak terjebak mitos yang dapat memengaruhi kesehatan kognitif.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, ada banyak kesalahpahaman tentang demensia. Beberapa telah kita tahu dalam artikel sebelumnya. Masih ada beberapa mitos lagi seputar demensia yang penting kita ketahui faktanya.
MITOS #6: Demensia selalu bersifat genetik.
FAKTA: Demensia tidak selalu bersifat genetik.
Meskipun ada komponen genetik pada beberapa bentuk demensia, sebagian besar kasus tidak memiliki hubungan genetik yang kuat. Dibandingkan dengan genetik, faktor risiko yang paling signifikan untuk demensia adalah usia. Informasi lebih lanjut tentang faktor risiko dapat baca di sini.
Sebagai gambaran, jika orangtua atau kakek-nenek menderita Alzheimer saat berusia di bawah 65, kemungkinan untuk diturunkan secara genetik lebih tinggi. Namun, Alzheimer yang muncul lebih awal relatif jarang terjadi, hanya sekitar 5,5% dari semua kasus Alzheimer. Di sisi lain, sebagian besar kasus demensia adalah penyakit Alzheimer. Ini berarti, sebagian besar kasus demensia tidak disebabkan oleh faktor keturunan.
Contoh lain, FTD, yang jauh lebih jarang terjadi, memiliki hubungan genetik lebih kuat. Akan tetapi, jika orangtua atau kakek-nenek mengalami kondisi ini, bukan berarti anak atau cucu dijamin akan mengalaminya. Saat ini, FTD memengaruhi sekitar 15—22 dari setiap 100.000 orang. Dari jumlah tersebut, 10—15 persen memiliki riwayat keluarga yang kuat dengan kondisi tersebut.
MITOS #7: Demensia tidak berakibat fatal.
FAKTA: Demensia bisa menyebabkan kematian.
Menurut sebuah studi (2020), di antara lansia 70—99 tahun, demensia mungkin merupakan penyebab kematian yang lebih umum daripada yang selama ini dipikirkan oleh para ahli. Para penulis menemukan, sekitar 13,6% kematian disebabkan oleh demensia selama periode 2000—2009.
Alzheimer’s Research UK menjelaskan, demensia disebabkan oleh penyakit yang merusak otak. Seiring perkembangan penyakit tersebut, seperti Alzheimer atau demensia vaskular, kerusakan pada otak akan semakin parah. Kerusakan ini kemudian memengaruhi area otak yang mengendalikan tubuh, menyebabkan sistem menjadi tidak berfungsi dan berhenti berfungsi, sehingga akhirnya menyebabkan kematian.
MITOS #8: Demensia menandakan akhir dari kehidupan yang bermakna.
FAKTA: Banyak orang dengan diagnosis demensia menjalani kehidupan yang aktif dan bermakna.
Umumnya orang khawatir, demensia akan membuat mereka tidak bisa lagi berjalan-jalan sendirian dan harus segera berhenti mengemudikan kendaraan.
Memang benar, penyesuaian ini dapat terjadi seiring dengan perkembangan kondisi. Akan tetapi, pada kasus demensia ringan, tidak ada perubahan yang diperlukan.
Ketika demensia memburuk, perubahan pada cara seseorang menjalani hidupnya mungkin terjadi, tetapi bukan berarti orang tersebut tidak dapat menjalani kehidupan yang memuaskan. Ketahuilah, hidup tidak berakhir ketika demensia dimulai.
MITOS #9: Mandi air dingin mencegah demensia.
FAKTA: Tidak ada bukti bahwa mandi air dingin mencegah demensia.
Ada bukti yang menunjukkan peradangan atau kurangnya suplai darah ke otak memengaruhi penyakit Alzheimer dan proses ini dapat dipengaruhi oleh suhu. Namun, tidak ada hubungan yang terbukti antara mandi air dingin dengan perlindungan terhadap segala bentuk demensia.
MITOS #10: Demensia dapat dicegah.
FAKTA: Demensia tidak dapat dicegah.
Meskipun tak dapat dicegah, faktor-faktor tertentu dapat mengurangi risiko berkembangnya jenis demensia tertentu atau menunda timbulnya demensia. Laporan Komisi Lancet (2020) tentang pencegahan, intervensi, dan perawatan demensia mencantumkan 12 faktor risiko yang dapat dimodifikasi.
Secara umum, menjalani gaya hidup sehat dapat membantu mengurangi risiko terkena demensia. (*)
Sumber: Dementia Australia (28/8/2024), Harvard Health (1/11/2022), Medical News Today (21/9/2020)
Foto: Freepik