Demensia adalah istilah umum untuk penurunan kemampuan mental yang cukup parah hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Alzheimer adalah penyakit yang spesifik dan merupakan penyebab atau jenis demensia yang paling umum.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, orang sering menggunakan istilah Alzheimer dan demensia secara bergantian, seolah-olah keduanya sama. Mungkin karena Alzheimer adalah jenis demensia yang paling umum dan terkenal pula. Namun, keduanya memiliki perbedaan. Apa bedanya Alzheimer dengan demensia?
Demensia adalah istilah umum untuk penurunan kemampuan mental yang cukup parah hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Alzheimer adalah penyakit yang spesifik dan merupakan penyebab atau jenis demensia yang paling umum, mencakup 60—80 persen kasus demensia.
WHO mencatat, pada 2023 terdapat lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia menderita demensia dan setiap tahun ada hampir 10 juta kasus baru. Berarti ada sekitar 33 juta (60%) atau 44 juta (80%) kasus Alzheimer di seluruh dunia pada 2023. Di Indonesia, menurut Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) diperkirakan mencapai 1,2 juta kasus Alzheimer.
GAMBARAN UMUM ALZHEIMER
Alzheimer adalah penyakit otak progresif yang secara perlahan menyebabkan gangguan daya ingat dan fungsi kognitif.
Penyebab Alzheimer tidak diketahui secara pasti. Namun Alzheimer itu sendiri adalah (salah satu) penyebab dari demensia dan merupakan penyebab atau jenis demensia yang paling umum. Dari semua kasus demensia, sekitar 60—80 persennya adalah Alzheimer.
Bertambahnya usia merupakan faktor risiko terbesar Alzheimer dengan mayoritas penderitanya berusia 65 ke atas. Akan tetapi, Alzheimer bukanlah bagian normal dari penuaan. Ini berarti, tidak semua orang akan mengalami Alzheimer seiring bertambahnya usia.
Meski bertambahnya usia merupakan faktor risiko terbesar, Alzheimer juga dapat menyerang orang di bawah usia 65, disebut Alzheimer pada usia dini (younger/early-onset Alzheimer’s). Kebanyakan terjadi pada usia 40-an dan 50-an. Penyebabnya termasuk faktor genetik.
Alzheimer memburuk seiring berjalannya waktu. Pada tahap awal, kehilangan ingatan bersifat ringan, tetapi pada tahap akhir, individu kehilangan kemampuan untuk melakukan percakapan dan menanggapi lingkungan sekitar.
Alzheimer tidak dapat disembuhkan. Seseorang dengan Alzheimer rata-rata hidup selama 4—8 tahun setelah diagnosis. Namun, ada juga yang dapat hidup hingga 20 tahun kemudian, bergantung pada faktor-faktor lainnya.
Pengobatan dapat membantu mengurangi penurunan kognitif dan fungsional pada orang dengan Alzheimer dini. Pengobatan lainnya dapat memperlambat memburuknya gejala demensia untuk sementara dan meningkatkan kualitas hidup penderita Alzheimer.
GAMBARAN UMUM DEMENSIA
Demensia bukanlah penyakit tertentu. Demensia adalah istilah umum untuk menggambarkan sekelompok gejala yang memengaruhi kemampuan kognitif, ingatan, cara berpikir, dan perilaku.
Gejala demensia memicu penurunan keterampilan berpikir atau kemampuan kognitif yang cukup parah hingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan fungsi independen. Gejala tersebut juga memengaruhi perilaku, perasaan, dan hubungan.
Demensia disebabkan oleh berbagai penyakit yang mengakibatkan kerusakan sel-sel otak. Kerusakan ini mengganggu kemampuan sel-sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain. Ketika sel-sel otak tidak dapat berkomunikasi secara normal, maka pemikiran, perilaku, dan perasaan dapat terpengaruh.
Ada banyak penyebab demensia. Penyakit Alzheimer adalah penyebab demensia yang paling umum, mencakup 60—80 persen kasus demensia. Jenis demensia lainnya ialah demensia vaskular (paling umum kedua), demensia dengan badan Lewy (DLB), demensia frontotemporal (FTD), dan masih banyak lagi.
Ada pula demensia campuran, yaitu ketika seseorang memiliki lebih dari satu jenis demensia. Kombinasi yang paling umum adalah demensia vaskular dengan penyakit Alzheimer. Kombinasi ini memengaruhi sebanyak 22% orang dewasa yang lebih tua.
Risiko demensia meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 65. Namun, demensia bukanlah bagian normal dari penuaan—tidak semua lansia akan mengalami demensia. Demensia juga dapat terjadi pada orang yang lebih muda.
Tidak ada obat untuk kesembuhan demensia, tetapi beberapa obat dapat membantu mengelola gejala demensia. Untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan kesejahteraan, sangat penting bagi penderita demensia untuk tetap aktif secara fisik dan mengambil bagian dalam aktivitas/interaksi sosial yang merangsang otak dan mempertahankan fungsi sehari-hari.
GEJALA ALZHEIMER VS DEMENSIA
Gejala Alzheimer dapat tumpang tindih dengan gejala jenis demensia lainnya, tetapi ada beberapa perbedaan.
Semua jenis demensia dapat menyebabkan:
- penurunan kemampuan berpikir
- gangguan memori
- gangguan komunikasi
Gejala Alzheimer meliputi:
- kesulitan mengingat kejadian atau percakapan yang baru saja terjadi
- apatis
- depresi
- gangguan penilaian
- disorientasi
- kebingungan
- perubahan perilaku
- kesulitan berbicara, menelan, atau berjalan pada stadium lanjut penyakit
Beberapa jenis demensia memiliki beberapa gejala yang sama, tetapi ada juga gejala lain yang dapat membantu membuat diagnosis berbeda.
Sumber: Alzheimer’s Association; Healthline; WHO
Foto: Freepik