Daging organ—kita menyebutnya jeroan—mengandung sejumlah vitamin dan mineral yang penting untuk kesehatan kulit. Namun, tidak semua orang dapat menikmati jeroan.
Dunialansia.com – Sahabat Lansia, siapa tak suka jeroan? Selain rasanya yang enak, ternyata, jeroan juga bisa bikin kulit jadi glowing, lo. Tapi… memangnya aman, ya, makan jeroan? Yuk, temukan jawabannya di sini.
Melansir Health (26/02/2024), daging organ—kita menyebutnya jeroan—merupakan salah satu sumber protein paling padat nutrisi dan mengandung sejumlah vitamin-mineral yang diperlukan untuk kesehatan kulit.
Hati sapi, misalnya. Hanya dengan mengonsumsi satu porsi 85 gram hati sapi sudah dapat memenuhi kebutuhan harian akan tembaga—mineral ini melindungi kulit dari efek berbahaya radikal bebas dan mencegah kerusakan oksidatif pada sel kulit. Tembaga juga terlibat dalam pematangan kolagen dan pertumbuhan sel kulit.
Jeroan juga kaya akan selenium, vitamin A, dan seng, yang semuanya berperan penting dalam kesehatan kulit.
AMANKAH MAKAN JEROAN?
Selain hati, yang termasuk jeroan, antara lain: otak, jantung, ginjal, usus, lidah, pankreas dan thymus, juga darah, tulang, dan kulit.
“Daging organ kaya akan manfaat kesehatan, lebih dari daging otot yang biasanya kita sukai,” kata ahli diet Julia Zumpano, RD, LD. (Cleveland Clinic, 04/08/2022).
Bagi kebanyakan orang, lanjutnya, jeroan merupakan tambahan nutrisi jika dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Namun, ia mengingatkan, jeroan tinggi kolesterol dan lemak jenuh, yang bisa meningkatkan kadar kolesterol darah.
Jadi, anjurnya, bagi yang memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti kolesterol tinggi, sebaiknya pilih daging berotot tanpa lemak.
Selain itu, penderita asam urat (sejenis radang sendi) juga harus memperhatikan asupan daging, termasuk jeroan, lantaran kandungan purinnya (senyawa alami) dapat memperburuk asam urat.
Kekhawatiran lain yang terkait dengan konsumsi jeroan meliputi:
- Kelebihan vitamin A—dapat menyebabkan gangguan kesehatan, antara lain sakit kepala dan vertigo, juga gangguan penglihatan.
- Kelebihan zat besi—dapat menjadi masalah bagi mereka yang mengalami gangguan kelebihan zat besi (hemokromatosis).
- Penyakit hati berlemak.
- Kanker kandung kemih.
- Penyakit sapi gila atau bovine spongiform encephalopathy (BSE)—menyebar ke manusia jika mengonsumsi otak atau sumsum tulang belakang sapi yang terkena penyakit ini.
Sahabat Lansia, jeroan atau daging organ mengandung lebih banyak vitamin dan mineral daripada potongan daging tradisional. Mengonsumsinya bisa menjadi cara terbaik untuk mendapatkan nutrisi penting.
Namun, bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, asupan jeroan yang tinggi dapat menimbulkan masalah. Sebaiknya bicarakan dengan dokter sebelum mengonsumsi jeroan. (*)
Baca juga: Apa Saja Kandungan Nutrisi Jeroan Yang Bermanfaat Bagi Kesehatan?
Foto:
Freepik