PPOK: SECARA BERTAHAP, GEJALA MAKIN MEMBURUK (2)

PPOK: SECARA BERTAHAP, GEJALA MAKIN MEMBURUK (2)

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) berkembang perlahan selama bertahun-tahun. Umumnya, para perokok yang menderita PPOK baru merasakan gejala nyata setidaknya di usia 40-an.

Dunialansia.com – Sobat Muda Peduli Lansia, apakah Anda sering melihat oma-opa/orangtua terkasih, untuk bisa bernapas saja sepertinya susah banget? Terkadang orang berpikir bahwa sesak napas disebabkan mereka “bertambah tua”. Padahal, kesulitan bernapas bukan bagian normal dari proses penuaan. Sesak napas bisa menjadi gejala penting penyakit paru-paru.

Gejala yang perlu diwaspadai:

  • Batuk yang terus-menerus atau batuk yang menghasilkan banyak lendir (dahak), kadang-kadang disebut batuk perokok. Ini sering merupakan gejala pertama PPOK.
  • Sesak napas, terutama saat melakukan aktivitas sehari-hari. Rasanya seperti bernapas membutuhkan lebih banyak usaha atau terengah-engah.
  • Mengi atau suara siulan atau mencicit saat bernapas.
  • Sering mengalami infeksi saluran pernapasan.

Jika Anda mendapati oma/opa atau orangtua terkasih mengalami salah satu dari gejala-gejala ini atau Anda berpikir mereka mungkin berisiko terkena PPOK, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Apalagi jika kerap terpapar asap rokok, entah sebagai perokok aktif atau pasif maupun mantan perokok. Begitu pun bagi orang muda, sekitar usia 35 dan merokok pula, sebaiknya berkonsultasi ke dokter jika mengalami gejala-gejala serupa.

Tentu saja, tidak semua orang yang memiliki gejala-gejala tersebut menderita PPOK. Demikian juga, tidak semua orang dengan PPOK memiliki gejala ini. Beberapa gejala PPOK tampak sama dengan gejala penyakit dan kondisi lainnya. Melalui serangkaian pemeriksaan, dokter dapat menegakkan diagnosis apakan seseorang menderita PPOK.

SECARA BERTAHAP AKAN MEMBURUK

Pada awalnya, PPOK mungkin tidak menimbulkan gejala atau hanya gejala ringan. Pada tingkat ringan ini, sering kali penderita tidak menyadari karena masih dapat melakukan upaya-upaya tertentu untuk membuat bernapas lebih mudah. Namun seiring waktu, gejala secara bertahap akan memburuk, sehingga membuat aktivitas normal sehari-hari semakin sulit—sering kali lantaran sesak napas.

PPOK yang berat dapat menyebabkan gejala lain, seperti kelelahan, kurang nafsu makan, penurunan berat badan dan otot, kecemasan, dan depresi.

Terkadang, gejala bisa tiba-tiba memburuk, dikenal sebagai flare-up atau eksaserbasi. Faktor pemicunya bisa karena sesuatu di lingkungan, semisal udara dingin, kualitas udara yang buruk, atau infeksi di tubuh. Selama flare-up, gejalanya bisa lebih buruk, jadi lebih sulit mengatur napas, mungkin  juga mengalami sesak dada, lebih sering batuk, perubahan warna atau jumlah dahak, dan demam.

Segera hubungi dokter sebelum penderita mengalami kesulitan berbicara lantaran sesak napas atau bibir/kuku berubah menjadi biru/abu-abu lantaran kadar oksigen yang rendah dalam darah. Flare-up yang parah bisa mengancam nyawa.

Ingat! Jangan menunggu gejala menjadi parah. Segera setelah Anda melihat gejala PPOK pada oma-opa/orangtua terkasih atau diri Anda sendiri, buatlah janji temu dengan dokter.  Deteksi dini PPOK adalah kunci keberhasilan pengobatan. (*)

Artikel sebelumnya: PPOK (1)

Artikel berikutnya: PPOK (3)

Sumber:
www.lung.org
www.healthinaging.org
www.nhlbi.nih.gov
Foto:
www.freepik.com

 

Yuk, berbagi artikel ini agar manfaatnya dirasakan oleh banyak orang.